Hikmah Mengkonsumsi Makanan dan Minuman Halal, Jernihkan Hati
Islam telah secara jelas mengklasifikasikan beberapa jenis makanan dan minuman dalam kategori haram dan larangan untuk mengkonsumsinya. Sehinggaudah sepantasnya kita mengedapankan konsumsi makanan halal dalam segala situasi. Ada sedikitnya 5 faedah dan hikmah mengkonsumsi makanan dan minuman halal.
Dalam Islam, terdapat banyak hikmah mengkonsumsi makanan dan minuman halal dalam kehidupan sehari-hari. Secara tegas perintah mengonsumsi makanan halal tertuang dalam firman Allah SWT yang bunyinya;
يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
-
Apa yang dilarang dalam syariat Islam terkait konsumsi makanan dan minuman? Dari Ibnu Abbas r.a., bahwa Nabi Muhammad saw. melarang pengembusan napas dan peniupan (makanan atau minuman) pada bejana.
-
Sertifikat halal itu apa sih? Sertifikat halal merupakan dokumen yang dikeluarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) dan berdasarkan fatwa halal tertulis dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
-
Gimana cara mendapatkan sertifikat halal? Secara umum, ada dua cara yang bisa ditempuh untuk memperoleh sertifikasi halal, yaitu, self declare dan metode reguler.
-
Kapan biasanya Halal Bihalal dilakukan? Halal bihalal adalah tradisi atau acara yang biasanya dilakukan oleh umat Islam setelah selesai merayakan Hari Raya Idul Fitri.
-
Mengapa tradisi halal bihalal penting? Tradisi ini juga menekankan pentingnya persatuan, solidaritas, serta menjaga keharmonisan hubungan sesama manusia.
-
Apa yang dimaksud dengan 'halal bihalal' dalam budaya Indonesia? Halal bihalal adalah istilah dalam budaya Indonesia yang merujuk pada tradisi saling memaafkan dan menyatukan kembali hubungan yang mungkin terganggu selama periode sebelumnya.
Artinya, “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu” (QS Al-Baqarah: 163).
Islam telah secara jelas mengklasifikasikan beberapa jenis makanan dan minuman dalam kategori haram dan larangan untuk mengkonsumsinya. Sebagai umat muslim seutuhnya, sudah sepatutnya kita mengikuti larangan-larangan tersebut yang berdasarkan langsung dari perintah Allah SWT.
Sudah sepantasnya kita mengedapankan konsumsi makanan halal dalam segala situasi. Ada sedikitnya 5 faedah dan hikmah mengkonsumsi makanan dan minuman halal. Berikut selengkapnya.
Ayat-Ayat Alquran tentang Makanan Halal
Firman Allah SWT dalam Alquran mengenai hikmah mengkonsumsi makanan halal dan thayyib banyak dijelaskan di dalam Alquran, di antaranya;
1. QS. Al-Baqarah: 168
"Wahai manusia, Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu." (QS.Al-Baqarah: 168).
2. QS. Al-Maidah: 88
"Dan makanlah dari apa yang telah diberikan Allah kepadamu sebagai rezeki yang halal dan baik, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya." (QS.Al-Maidah: 88).
©Alamy
3. QS. Al-Anfal: 69
"Maka makanlah dari sebagian rampasan perang yang kamu peroleh itu, sebagian makanan yang halal lagi baik, dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS-Anfal: 69).
4. QS. Al-Baqarah: 172
"Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari rezeki yang baik yang kami berikan kepada kamu dan bersyukurlah kepada Allah Swt, jika kamu hanya menyembah-Nya." (QS.Al-Baqarah: 172).
5. QS. Al-A’raf: 157
"Dan (Allah) yang menghalalkan segala yang baik bagi mereka dan mengharamkan segala yang buruk bagi mereka." (QS-Al-A’raf: 157).
6. QS. Al-Maidah: 4
"Mereka bertanya kepadamu (Muhammad), Apakah yang dihalalkan bagi mereka? Katakanlah, yang dihalakan bagimu (adalah makanan) yang baik-baik dan (buruan yang ditangkap) oleh binatang pemburu yang telah kamu latih untuk berburu, yang kamu latih menurut apa yang telah diajarkan Allah kepadamu. Maka makanlah apa yang ditangkapnya untukmu, dan sebutlah nama Allah atas binatang buas itu (waktu melepaskannya). Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat cepat hisap-Nya." (QS. Al-Maidah: 4).
7. QS. Al-Maidah: 5
"Pada hari ini, dihalalkan bagimu segala yang baik-baik. Dan makanan (sembelih) ahli kitab itu halal bagimu, dan makananmu halal bagi mereka." (QS.Al-Maidah: 5).
8. QS. Al-An’am: 118
"Maka makanlah dari apa (daging hewan) yang (ketika disembelih) disebut nama Allah, jika kamu beriman kepada ayat-ayat-Nya." (QS. Al-An’am: 118).
9. QS. Al-Maidah: 9
"Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan, dan diharamkan atasmu (menangkap) binatang buruan darat, selama kamu dalam ihram. Dan bertakwalah kepada Allah Yang kepada-Nya-lah kamu akan dikumpulkan." (QS. AlMaidah: 96).
5 Hikmah Mengkonsumsi Makanan dan Minuman Halal
Hikmah engkonsumsi makanan dan minuman halal ada banyak. Berikut di antaranya, 5 hikmah mengkonsumsi makanan dan minuman halal dikutip dari laman NU Online:
1. Lebih Semangat Beribadah
Hikmah mengkonsumsi makanan dan minuman halal yang pertama adalah meningkatkan semangat dalam melaksanakan ibadah. Makanan dan minuman yang masuk ke tubuh sangat mempengaruhi kenaikan dan penurunan semangat seseorang dalam menjalankan ibadah.
Jika Anda terbiasa mengonsumsi makanan yang haram, maka jiwa dan raga pun secara otomatis akan malas beribadah hingga berani meninggalkan kewajiban dari-Nya. Sebaliknya, jika terbiasa mengonsumsi makanan halal, jiwa dan raga akan merasa ringan dan penuh semangat untuk beribadah dan melaksanakan segala kewajiban syariat.
Rumus ini sesuai yang diungkapkan oleh seorang sufi terkemuka, Sahl At-Tustari:
مَنْ أَكَلَ الْحَرَامَ عَصَتْ جَوَارِحُهُ، شَاءَ أَمْ أَبَى، عَلِمَ أَوْ لَمْ يَعْلَمْ. وَمَنْ كَانَتْ طَعْمَتُهُ حَلَالًا أَطَاعَتْهُ جَوَارِحُهُ وَوُفِّقَتْ لِلْخَيْرَاتِ
Artinya, “Barangsiapa yang mengonsumsi makanan haram, maka anggota tubuhnya akan tergerak melaksanakan kemaksiatan, baik ia berkenan ataupun tidak, baik ia mengetahui ataupun tidak; dan barangsiapa yang makanannya halal, maka anggota tubuhnya akan tergerak untuk melaksanakan ketaatan, dan akan diberi pertolongan untuk melakukan kebaikan.” (Al-Ghazali, Ihyâ’ Ulûmiddîn, [Beirut, Dârul Fikr], halaman 104).
2. Mendorong Doa Agar Terkabul
Hikmah mengkonsumsi makanan dan minuman halal yang kedua adalah dapat mendorong terkabulnya doa-doa yang dipanjatkan. Kunci utama jika menginginkan doa-doa terkabul adalah dengan mengkonsumsi makanan dan minuman yang jelas kehalalannya.
Hal ini didasarkan pada salah satu hadits di mana Sahabat Sa’d bin Abi Waqash meminta kepada Rasulullah saw agar doa-doa yang dipanjatkannya dapat terkabul. Lalu Rasulullah saw menjawabnya:
يَا سَعْدُ، أَطِبْ مَطْعَمَكَ تَكُنْ مُسْتَجَابَ الدَّعْوَةِ، وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، إِنَّ الْعَبْدَ لَيَقْذِفُ اللُّقْمَةَ الْحَرَامَ فِي جَوْفِهِ مَا يُتَقَبَّلُ مِنْهُ عَمَلَ أَرْبَعِينَ يَوْمًا
Artinya, “Wahai Sa‘d, perbaikilah makananmu, niscaya doamu mustajab (dikabulkan). Demi Dzat yang menggenggam jiwa Muhammad, sesungguhnya seorang hamba yang melemparkan satu suap makanan haram ke dalam perutnya, maka tidak diterima amalnya selama 40 hari.” (HR At-Thabrani).
3. Menghasilkan Keturunan yang Soleh dan Solehah
Hikmah mengkonsumsi makanan dan minuman halal yang ketiga adalah dapat menjadi pemantik untuk menghasilkan keturunan berupa anak-anak yang soleh dan solehah. Berkaitan hal ini Wali Qutbul Ghauts, Syekh Abdul Qadir al-Jilani, dalam kitabnya al-Ghunyah menjelaskan bahwa;
إذَا ظَهَرَتْ أَمَارَاتُ حَبْلِ الْمَرْأَةِ فَلْيُصَفِّ غِذَاءَهَا مِنَ الْحَرَامِ وَالشُّبُهَاتِ لِيُخْلَقَ الوَلَدُ عَلَى أَسَاسٍ لَا يَكُوْنُ لِلشَّيْطَانِ عَلَيْهِ سَبِيْلٌ. وَالْأَوْلَى: أَنْ يَكُوْنَ مِنْ حِيْنِ الزِّفَافِ وَيَدُوْمُ عَلَى ذَلِكَ لِيَخْلُصَ هُوَ وَأَهْلُهُ وَوَلَدُهُ مِنَ الشَّيْطَانِ فِى الدُّنْيَا وَمِنَ النَّارِ فِى الْعُقْبَى، وَمَعَ ذَلِكَ يَخْرُجُ الوَلَدُ صَالِحًا بَارًّا بِأَبَوَيْهِ طَائِعًا لِرَبِّهِ. كُلُّ ذَلِكَ بِبَرَكَةِ تَصْفِيَةِ الْغِذَاءِ
Artinya: “Tatkala tampak tanda-tanda kehamilan wanita, hendaknya suami menjaga makanannya dari yang haram dan yang syubhat agar anaknnya dapat terbentuk atas fondasi dimana setan tidak dapat menjangkaunya. Alangkah baiknya jika kebiasaan menghindar dari makanan haram dan syubhat dimulai saat prosesi pernikahan dan terus berlangsung sampai kelahiran anak, agar suami itu, istri dan anak-anaknya nanti selamat dari godaan setan di dunia dan selamat dari neraka di akhirat kelak. Dengan melakukan hal tersebut, anak akan lahir sebagai anak yang salih, berbakti pada kedua orang tua dan taat kepada Tuhannya. Semua itu karena barokah menjaga makanan (dari yang haram dan syubhat).” (Abdul Qadir al-Jilani, al-Ghunyah, [Beirut, Dârul Kutubil ‘Ilmiyyah: 1997], juz I, halaman 103-104).
4. Jernihkan Hati
Hikmah mengkonsumsi makanan dan minuman halal yang ke empat adalah untuk menjernihkan hati. Kejernihan hati seseorang dapat melebur segala penyakit hati serta dapat memunculkan berbagai jawaban atas segala kegundahan yang sering dialaminya.
Dalam hadits juga dijelaskan bahwa;
مَنْ أَكَلَ الْحَلَالَ أَرْبَعِيْنَ يَوْماً، نَوَّرَ اللهُ قَلْبَهُ وَأَجْرَى يَنَابِيْعَ الْحِكْمَةِ مِنْ قَلْبِهِ عَلَى لِسَانِهِ
Artinya: “Barangsiapa yang memakan makanan halal selama 40 hari, maka Allah akan menerangkan hatinya dan akan mengalirkan sumber-sumber ilmu hikmah dari hatinya pada lisannya.” (HR Abu Nu’aim).
5. Obat dari Banyak Penyakit
Hikmah mengkonsumsi makanan dan minuman halal yang kelima adalah mampu menjadi obat dari berbagai macam penyakit. Selain manfaat bathiniyah, mengkonsumsi makanan halal ternyata juga membawa manfaat lahiriah dan dapat dirasakan oleh tubuh secara langsung.
Ya, makanan dan minuman halal dapat menjadi obat dari beragam penyakit. Mengenai hal ini, salah satu sufi golongan tabi’in, Yunus bin Ubaid berkata:
لَوْ أَنَّا نَجِدُ دِرْهَمًا مِنْ حَلَالٍ لَكُنَّا نَشْتَرِيْ بِهِ قُمْحًا وَنَطْحَنُهُ وَنَحُوْزُهُ عِنْدَنَا. فَكُلُّ مَنْ عَجِزَ الأَطِبَاءُ عَنْ مُدَاوَاتِهِ دَاوَيْنَاهُ بِهِ فَخَلَصَ مِنْ مَرَضِهِ لِوَقْتِهِ
Artinya: “Kalau saja kami memiliki uang satu dirham dari yang halal, tentu akan kami belikan gandum yang akan kami tumbuk dan kami sajikan untuk kami. Setiap orang sakit yang dokter tidak mampu mengobatinya, maka kami obati dengan gandum yang kami dapatkan dari uang halal, lalu ia pun sembuh dari penyakitnya saat itu juga.” (Abdul Wahab as-Sya’rani, Tanbîhul Mughtarrîn, [Beirut, Darul Kutub al-‘Ilmiyyah: 2002], halaman 240).