Kisah di Balik Tari Natana Borneo, Gabungan Dua Tari Berbeda yang Membius Mata Peserta Upacara HUT ke-79 RI di IKN
Para pemuda-pemudi Kalimantan Timur tampil memukau membawakan Tari Natana Borneo.
Presiden Jokowi dan seluruh hadirin dalam upacara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia (RI) di Ibu Kota Nusantara (IKN) terpukau dengan pertunjukan tari kolosal Natana Borneo yang dibawakan anak-anak muda Kalimantan Timur.
Kepala Dinas Pariwisata Kalimantan Timur, Ririn Sari, menuturkan bahwa tarian ini merupakan persembahan Kalimantan Timur untuk Nusantara.
- Uniknya Kesenian Tari Gantar dari Kalimantan Timur, Bentuk Sukacita Masa Tanam Padi
- Kisah Tragis Lomba Panjat Pinang HUT RI, Seorang Peserta Meninggal karena Tertimpa Peserta Lain
- 6.007 Peserta Tari Jepen Massal Meriahkan HUT Provinsi Kaltim
- Mengenal Tari Kandangan Jawa Barat, Siap Tampil pada HUT RI ke-78 di Istana Merdeka
Pemerintah Provinsi Klaimantan Timur menggandeng sejumlah sanggar seni terkemuka guna mempersiapkan pertunjukan tari kolosal Natana Borneo. Penari yang terdiri dari 120 orang juga telah menjalani latihan bersama hingga malam hari demi menampilkan yang terbaik.
Tari Natana Borneo
Tari Natana Borneo merupakan gabungan dari Tari Dayak Kenyah dan Tari Jepen Kutai Kertanegara. Upaya menggabungkan dua tari tradisional menjadi satu penampilan ini sekaligus untuk menunjukkan jati diri warga Kalimantan Timur yang terdiri dari beragam suku. Dua di antaranya ialah Suku Dayak Kenyah dan Suku Kutai.
Pertunjukan Tari Natana Borneo di IKN dibersamai lagu Puspa Warni yang dibawakan penyanyi Mawar de Jongh, Novia Bachmid, dan Olivia Pardede.
Koreografer Tari Natana Borneo, Serta Hariyansa mengungkapkan bahwa tari yang ditampilkan pada HUT ke-79 RI ini merupakan wajah pemuda-pemudi Kalimantan.
Mengutip laman Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur, Tari Natana Borneo melibatkan para insan kreatif dari Yayasan Gubang Art Community, Mawar Dance Company, Sanggar Seni Borneo Benuo Taka, dan Sanggar Seni Budaya Telabang.
Tari Dayak Kenyah
Tarian Dayak Kenyah menggambarkan ketergantungan manusia terhadap alam. Hal ini terlihat dari pakaian dan aksesoris yang digunakan para penari. Umumnya tarian Dayak Kenyah diilhami oleh gerak burung Enggang.
Mengutip laman Kebudayaan Kemdikbud RI, masyarakat Dayak Kenyah memiliki beberapa jenis tari tradisional.
- Tari Kancet Papatai merupakan tari perang. Penari biasanya menggunakan pakaian tradisional lengkap dengan peralatan perang. Pakaian tradisionalnya terdiri dari besunung (baju dari kulit domba atau kambing), beluko (topi bulu), balavit (lapisan baju belakang), kelempit (perisai), malak (pedang) atau mandau (parang). Tarian ini diiringi oleh sampeq, alat musik petik tradisional khas Dayak.
- Tari Kancet Ledo/Tari Gong menggambarkan kelembutan seorang gadis yang memakai pakaian adat dengan kedua tangannya memegang rangkaian bulu-bulu ekor burung Enggang. Tarian ini biasanya dilakukan di atas gong.
- Tari Kancet Lasan menceritakan seorang gadis bernama Utan Along yang dikawinkan paksa oleh orang tuanya dan akhirnya lari ke hutan. Lagu yang mengiringi tarian ini adalah lagu leleng.
- Tari Hudoq Kita dilakukan pada saat upacara menyambut tahun tanam maupun ucapan terima kasih pada dewa. Penari biasanya menggunakan baju lengan panjang dari kain biasa dan kain sarung. Sedangkan topengnya berbentuk wajah manusia yang dihiasi ukiran Dayak Kenyah.
- Tari Pecuk Kina menggambarkan pindahnya suku Dayak Kenyah dari Apokayan ke Long Segar.
- Tari Datun diciptakan oleh seorang kepala suku Kenyah di Apokayan bernama Nyik Selung sebagai tanda syukur atas kelahiran cucunya.
Tari Jepen
Tari Jepen adalah salah satu tarian tradisional dari Suku Kutai Kalimantan Timur yang banyak dipengaruhi kebudayaan Melayu dan Budaya Islam. Tarian ini mempresentasikan kebudayaan Melayu yang dinamis, atraktif, energik, dan bersahaja.
Pada dasarnya gerakan dalam Tari Jepen sangat kental akan nuansa Melayu, yang gerakannya sama dengan tarian dari masyarakat Melayu yang ada di Indonesia seperti Tari Zapin, Tari Dana dan Tari Bedana.
Mengutip laman Katalog Kemdikbud RI, Tari Jepen dapat dikelompokkan menjadi Jepen Bahari/Lawas dan Jepen Kreasi. Saat pertunjukkan, penari menari dengan balutan busana perpaduan khas Melayu yang kental akan nuansa Islami dan campuran busana khas Indonesia. Tata rias para penari minimalis, sehingga terlihat santun dan bersahaja.
Saat menari, penari juga dilengkapi selendang sebagai properti menari. Pada Tari Jepen ini diiringi dengan musik Tingkilan. Musik Tingkilan merupakan salah satu seni musik khas Kutai. Ada beberapa alat musik yang digunakan yaitu gambus, ketipung, kendang dan juga biola.
Selain itu juga diiringi nyanyian yang disebut dengan bertingkilan, artinya bersahut-sahutan. Nyanyian ini biasanya dibawakan oleh dua orang penyanyi yang saling bersahutan dengan menyanyikan syair-syair berisi petuah atau pesan moral. Tarian Jepen ini bisa ditemukan di berbagai acara budaya seperti pernikahan, penyambutan tamu, dan lain-lain.