Kisah Mantan Sopir Taksi Online Tulungagung Budi Daya Ikan Hias, Dulu Penghasilannya Ratusan Ribu Kini Ratusan Juta Rupiah
Pemuda 23 tahun ini merintis bisnis dengan uang yang dihasilkan dari taksi online
Muhammad Farhan, pemuda asal Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, merintis bisnis dengan modal yang dihasilkan dari kerja kerasnya sebagai sopir taksi online. Ia bekerja selama dua tahun mengantar para penumpangnya dari dan menuju tempat tujuan mereka.
Penghasilan yang didapatkan dari taksi online itu ia tabung. Kemudian dijadikan modal untuk memulai budi daya ikan hias.
- Dua Tersangka Baru Kasus Judi Online Libatkan Pegawai Komdigi Ditangkap, Uang Ratusan Juta Disita
- Mengaku Dibegal, Petugas PLN Ternyata Pakai Uang Setoran untuk Judi Online
- Dulunya Pengemis dan Suka Mabuk, Pria ini Tobat Kini Bisnis Ikan Cakalang Omsetnya Puluhan Juta Rupiah
- Bisnis Tambang Pasir Gagal & Terlilit Utang Rp2 Miliar, Dwi Bangkit Lewat Dagang Bakso dan Restu Orang Tua
Saat ini, bisnis yang diberi nama Boom Betta itu tengah fokus pada budi daya ikan hias jenis glofish. Omzet yang didapat Farhan dari satu jenis ikan hias ini mencapai ratusan juta per bulan.
Merintis Bisnis
Bermodalkan uang yang didapatkan dari taksi online, Farhan mantap memulai bisnis di bidang budi daya ikan. Ia memilih bisnis ini karena sudah memiliki pengetahuan dari pengalaman dari bapaknya yang juga bergerak di bidang bisnis ini.
Seperti bisnis lainnya, budi daya glofish juga tak lepas dari tantangan. Berkali-kali, Farhan mengalami ikan-ikannya mati dalam perjalanan. Bahkan jumlah ikan yang mati lebih banyak dari yang hidup.
"Akhirnya ketemu formulanya, maksimal 1 plastik itu 500 ekor, jadi enggak bisa lebih dari itu. Kalau kirim di plastik itu 40 persen air, 60 persen oksigen," jelas Farhan.
Saat ini, setiap hari Farhan bisa mengirim ikan glofish sebanyak 20.000 ekor. Ia mengaku belum bisa mengirim lebih banyak ikan karena tenaga kerjanya terbatas.
Alasan Pilih Glofish
Farhan menceritakan saat ini, ia fokus budi daya ikan glofish karena permintaan pasar tinggi.
"Ikan-ikan jenis lain ditunda dulu. Glofish ini setiap dua atau tiga hari sekali kami kirim ke Pasar Jatinegara," jelas Farhan, dikutip dari YouTube PecahTelur, Senin (26/8/2024).
Penjualan ikan glofish, kata Farhan, lebih mudah karena para pembelinya sudah langganan. Sementara ikan hias jenis lain pembelinya tidak tetap.
"Perputaran ikan di Pasar Jatinegara ini bagus, setiap pedagang bisa nyetok sampai 5.000 ekor," imbuh Farhan.
Dia menambahkan, ikan glofish banyak diminati karena warnanya beragam sehingga tampak cantik untuk jadi ikan hias.
Omzet
Setiap bulan, Farhan berhasil menjual minimal 150.000 ekor ikan glofish. Omzet rata-rata yang didapatkan Farhan dari budi daya ikan glofish sebesar Rp100 juta per bulan.
"Momen Lebaran itu omzet dua kali lipat. Misal mau Lebaran di rumah perlu ikan hias. Enggak cuma glofish, ikan jenis apapun kalau musim lebaran biasanya laris," jelas pemuda 23 tahun ini.
Kendati penghasilannya ratusan juta per bulan, Farhan mengaku memilih hidup secukupnya dan lebih banyak menabung. Pasalnya, ia dan sang istri selaku pasutri muda mengaku masih banyak cita-cita yang ingin diraih, mulai membeli rumah dan lain sebagainya.