Kisah Pemulung Asal Mojokerto Berangkat Haji Bareng Istri, Sempat Pesimis karena Status Pekerjaan
Pasutri ini bisa berangkat ke Tanah Suci berkat rajin menabung
Pasutri ini bisa berangkat ke Tanah Suci berkat rajin menabung
Kisah Pemulung Asal Mojokerto Berangkat Haji Bareng Istri, Sempat Pesimis karena Status Pekerjaan
Hingga detik ini, Khumaidi Katijan (49), pemulung asal Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, masih tak menyangka dirinya bisa berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji bersama sang istri, Siti Fatimah (45).
- Kisah Pasutri Asal Tulungagung Nekat Tinggalkan Pekerjaan dan Pilih Jualan Baju, Modal Rp1 Juta Hasilkan Rp2 Miliar
- Kondisi Terkini Polwan Bakar Suami yang Juga Polisi Hidup-Hidup di Mojokerto
- Menabung Rp5 Ribu Setiap Hari selama 19 Tahun, Juru Parkir Asal Jombang Akhirnya Bisa Berangkat Haji Bersama Istri
- 3 Hari Sebelum Pembunuh Mayat dalam Koper Ditangkap, Polisi Intai & Geruduk Rumah Istri Pelaku di Palembang
Profil
Sehari-hari, Khumaidi bekerja sebagai pemulung barang bekas di TPA Karangdiyeng, Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto.
"Dari memulung, saya bisa memperoleh penghasilan seratus ribu atau kalau sedang sepi ya kurang dari seratus ribu per hari,” terangnya, dikutip dari Liputan6.com, Selasa (3/6/2024).
Cita-cita Haji
Keinginan mendaftar haji pertama kali datang dari sang istri. Bahkan, saat itu, Khumaidi sempat pesimis karena status pekerjaannya.
"Saya ini cuma pemulung barang bekas, biaya haji kan mahal apalagi kalau berdua,” tuturnya, dikutip dari Liputan6.com.
Meski sempat pesimis, Khumaidi akhirnya bertekad kuat mewujudkan cita-cita sang istri. Setiap hari, ia menabung sebagian besar penghasilannya dari memulung barang bekas.
Setelah mendaftar haji, Khumaidi berusaha menabung sebagian besar pendapatannya untuk persiapan dana pelunasan.
Dari penghasilannya, setiap hari Khumaidi menggunakan Rp25 ribu untuk memenuhi kebutuhan makan harian. Sisanya ia tabung untuk biaya pelunasan haji. Kisah Inspiratif Haji
Cari Uang Tambahan
Khumaidi dan istrinya sempat mempunyai bisnis membuat batu merah demi mendapatkan penghasilan tambahan. Sayangnya, bisnis ini sudah berhenti semenjak empat tahun lalu karena tanah bahan bakunya habis.
Terbang ke Tanah Suci
Khumaidi dan Siti Fatimah tergabung dengan kloter 65. Mereka terbang ke tanah suci pada Rabu (29/5/2024) pukul 14.10 WIB.
Khumaidi berdoa supaya anak-anak dan saudara-saudaranya bisa berangkat ke tanah suci seperti dirinya. Dia juga berharap ia dan keluarganya diberikan kehidupan yang berkah oleh Allah SWT.