Limbah Kulit Kopi Jadi Bahan Bakar Alternatif, Solusi Warga Lereng Ijen saat BBM Naik
Kulit kopi yang bersifat asam tidak baik bagi kondisi tanah dan air. Sehingga, jika limbah kulit kopi dibuang ke sungai, maka dapat mencemari lingkungan hingga merusak biota sungai.
Desa Sukorejo, Kecamatan Sumberwringin, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur dikenal sebagai salah satu sentra penghasil kopi berkualitas. Kini, selain menjual biji kopi, banyak petani yang mengolah biji kopi menjadi bubuk siap saji yang banyak digemari konsumen.
Namun, proses pengolahan kopi dari biji menjadi bubuk siap saji menyisakan limbah berupa kulit kopi. Mirisnya, jumlahnya tidak bisa dibilang sedikit karena mencapai 39 persen dari total produksi.
-
Di mana Kedai Kopi Berbagi berlokasi? Kedai Kopi Berbagi yang berlokasi di Margahayu, Jalan Mars Utara III, Kota Bandung ini begitu menginspirasi.
-
Mengapa Kopi Flores Bajawa begitu istimewa? Kopi Bajawa adalah kopi khas Indonesia dari Flores, Nusa Tenggara Timur, yang ditanam di ketinggian 1.000-1.550 meter.
-
Dimana saja kata-kata tentang kopi banyak beredar? Tak ayal jika quotes tentang kopi yang penuh inspirasi dan lucu banyak beredar di media sosial.
-
Kapan kopi disebut sebagai teman setia dalam kebingungan dan kelelahan? Kopi, dia adalah teman setia yang selalu siap menemani dalam kebingungan dan kelelahan.
-
Kenapa Kopi Santan Mbah Sakijah begitu terkenal? Kopi Santan Mbah Sakijah kuliner minuman dari Desa Jepangrejo, Kecamatan Blora Kota. Kuliner ini sangat populer tak hanya di kalangan bapak-bapak, melainkan kalangan milenial sangat antusias untuk menikmati segelas kopi ini.
-
Apa itu Kopi Andaliman? Kopi Andaliman merupakan minuman yang dicampur dengan Andaliman, rempah khas Sumatra Utara yang sering disebut 'Merica Batak'.
Pemanfaatan Limbah Kulit Kopi
Sebelumnya, petani hanya memanfaatkan limbah kulit kopi menjadi pupuk. Namun, seiring berkembangnya produksi kopi, jumlah limbah kulit kopi semakin meningkat dan berpotensi menjadi masalah.
Kulit kopi yang bersifat asam tidak baik bagi kondisi tanah dan air. Sehingga, jika limbah kulit kopi dibuang ke sungai, maka dapat mencemari lingkungan hingga merusak biota sungai.
Berangkat dari fenomena tersebut, dosen dan peneliti dari Program Studi Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember (Unej) Soni Sisbudi Harsono mencoba untuk mencari solusi dari keberadaan limbah kulit kopi yang biasanya ditumpuk di kebun atau di tepi aliran sungai.
Bahan Bakar Alternatif
©2022 Merdeka.com
Berdasarkan riset yang Soni lakukan, limbah kulit kopi bisa diolah menjadi sumber bahan bakar alternatif terbarukan berupa biopellet.
Biopellet merupakan jenis bahan bakar padat berbasis limbah biomassa berbentuk pelet yang memiliki ukuran lebih kecil dari briket.
Harapannya, biopellet dari limbah kulit kopi menjadi solusi mengatasi dampak buruk limbah kulit kopi bagi lingkungan. Sekaligus mendorong kemandirian warga desa sentra kopi di beberapa daerah untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar pascakenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Proses Pembuatan Mudah
©2022 Merdeka.com/Dok. Kementerian Pertanian
Proses pembuatan biopellet terbilang mudah dan murah. Pertama, kulit kopi dijemur hingga kadar airnya berkurang hanya menjadi 12 persen. Kulit kopi yang sudah kering kemudian dihaluskan hingga berbentuk seperti tepung.
Siapkan lem kanji dengan cara melarutkan tepung tapioca dengan air secukupnya. Kemudian, aduk bahan-bahan tersebut hingga tercampur rata dan siap untuk dicetak menjadi biopellet.
Komposisi ideal untuk membuat biopellet adalah 90 persen tepung kulit kopi ditambah 10 persen lem kanji. Jika bahan sudah siap, langkah selanjutnya adalah memasukkan ke alat pencetak biopellet hingga menghasilkan bahan bakar briket berbentuk silinder kecil.
Biopellet itu kemudian dijemur di ruang terbuka dengan memanfaatkan panas matahari selama kurang lebih dua hari atau hingga benar-benar kering. Jika seluruh tahapan sudah dilalui, biopellet siap digunakan sebagai bahan bakar.
Satu kilogram biopellet hanya memerlukan biaya produksi Rp2.500. Padahal, satu kilogram biopellet bisa digunakan untuk memasak nasi satu kilogram, atau memasak air dan lauk pauk selama delapan jam.
Menurut doktor teknik pertanian lulusan Humboldt University Berlin Jerman itu, memakai biopellet lebih hemat 25 persen daripada menggunakan kompor dengan sumber BBM berupa elpiji.
Cara pemakaian biopellet juga cukup mudah yakni seperti menggunakan arang, sehingga masyarakat awam bisa memakainya dengan aman.
Cita-Cita Mandiri Energi
©2022 Merdeka.com
Program pengolahan limbah kulit kopi menjadi biopellet diharapkan mewujudkan desa mandiri energi sehingga dapat menaikkan kesejahteraan masyarakat desa.
Selain menggunakan bahan limbah kulit kopi, biopellet juga dapat diproduksi menggunakan limbah organik lain seperti daun dan batang tanaman yang banyak dijumpai di perdesaan.
Kepala Desa Sukorejo Sumarni menyampaikan, dalam setiap panen raya kopi di desanya bisa menghasilkan limbah kulit kopi hingga 2 ribu ton. Biasanya limbah tersebut hanya diolah menjadi pupuk, sehingga keberadaannya mengganggu.
Adanya pelatihan pembuatan biopellet dan kompor biomassa yang diselenggarakan tim peneliti FTP Unej diharapkan dapat mengurangi limbah sekaligus mengurangi ketergantungan warga terhadap minyak tanah atau elpiji untuk kebutuhan sehari-hari.