Mengenal Sarung Tenun Ikat Parengan Lamongan, Terancam karena Minim Generasi Muda
Di kalangan masyarakat Lamongan, saat Ramadan tiba banyak dijumpai orang beribadah di masjid menggunakan sarung tenun ikat khas Parengan. Ini keistimewaannya.
Di kalangan masyarakat Lamongan, saat Ramadan tiba banyak dijumpai orang beribadah di masjid menggunakan sarung tenun ikat khas Parengan. Sarung yang memiliki motif dan pewarnaan khas itu diproduksi oleh tangan terampil para perajin sarung tenun ikat di Desa Parengan, Kecamatan Maduran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Keberadaan para perajin sarung tenun ikat Parengan tidak terkonsentrasi pada satu kawasan. Di sisi timur Bengawan Solo, para perajin bisa ditemui di desa-desa yang masuk wilayah Kecamatan Maduran, termasuk di Desa Parengan. Di sisi barat Bengawan Solo, perajinnya tersebar di Desa Laren, Pelangwot sampai di Desa Bulutigo.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
-
Apa saja yang ditemukan di Situs Banten Girang sebagai bukti peradaban di masa lampau? Di area tersebut terdapat kompleks bangunan, arca hingga makam dari tokoh agama yang cukup berpengaruh kala itu.
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Siapa Mbah Joget? Dilansir dari kanal YouTube Tri Anaera Vloger, Mbah Joget sendiri merupakan seorang penari atau ronggeng pada masa kolonial Belanda.
-
Bagaimana pernyataan tersebut dibantah? Seorang dokter kulit di negara bagian Maryland, AS yang berspesialisasi dalam terapi cahaya untuk penyakit kulit membantah klaim kacamata hitam yang dikaitkan dengan kanker."Apakah kacamata hitam yang menghalangi sinar UV bersifat melindungi? Ya. Apakah ada bukti bahwa memakai kacamata hitam berbahaya bagi kesehatan mata atau kulit? Tidak," dikutip dari AFP.
Dikendalikan Juragan
Dikutip dari instagram @lamongan.update, Jumat (16/4/2021), meskipun para perajin tenun ikan tersebar di banyak desa, rupanya mereka dikendalikan oleh juragan di Parengan yang menjadi pusat usaha sarung tenun.
Para juragan inilah yang memberikan alat tenan dan benang yang sudah diwarnai dan berpola ke desa-desa.
“Ini motif botol atau lebih dikenal gombyor kalau saya menyebutnya. Kalau sudah jadi, upahnya Rp45.000,” tutur Ujud, seorang perajin sarung tenun ikat.
Sementara itu, H Mukhlisin, salah seorang juragan sarung tenun ikat khas Parengan menceritakan harga sarung tenun di pasaran. “Pengerjaannya sehari selesai, kalau di pasaran, sarung ini paling murah seharga Rp200 ribu,” ujar H Mukhlisin di Parengan.
Minim Generasi Penerus
Lihat postingan ini di Instagram
Sarung tenun ikat khas Parengan dikenal dingin dan nyaman saat dikenakan. Seperti yang saat itu dikerjakan Ujud. Sarung tenan berwarna dasar hitam dengan motif merah itu relatif halus saat disentuh. Sensasi dingin ini dikarenakan bahan dasar benang yang digunakan ialah benang jenis maseris (mercerized).
Usia penenun yang tidak lagi muda sementara minimnya generasi muda yang menekuni tenun menjadi permasalahan tersendiri.
“Jika para perajin tenun sudah tidak ada lagi mungkin cerita tentang sarung tenun khas Parengan hanya sekadar cerita saja dengan alat-alat tenun yang dibiarkan usang sebagai tanda kalau dulu daerah ini adalah pusat sarung tenun ikat. Dan diganti dengan sarung-sarung buatan mesin-mesin pabrik,” tulis @lamongan.update.