Penyebab Alergi Susu yang Perlu Diwaspadai, Kenali Gejalanya Jangan Disepelekan
Kondisi ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh salah mengidentifikasi protein susu, baik dari susu sapi maupun susu nabati, sebagai zat berbahaya.
Alergi susu adalah salah satu jenis alergi makanan yang paling umum, terutama pada bayi dan anak-anak. Kondisi ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh salah mengidentifikasi protein susu, baik dari susu sapi maupun susu nabati, sebagai zat berbahaya. Akibatnya, tubuh akan merespons dengan menghasilkan reaksi alergi yang bisa bervariasi dari yang ringan hingga yang berat.
Meskipun banyak anak yang dapat mengatasi alergi ini seiring bertambahnya usia, sebagian lainnya mungkin akan terus mengalami sensitivitas terhadap protein susu hingga dewasa. Diagnosis yang tepat melalui tes alergi dan konsultasi dengan dokter sangat penting untuk menentukan langkah penanganan yang tepat.
-
Apa saja penyebab nyeri sendi? Ada banyak penyebab nyeri sendi, di antaranya adalah: Osteoarthritis. Ini adalah jenis radang sendi yang paling umum, yang terjadi ketika tulang rawan, bantalan pelindung di antara tulang, rusak atau hilang. Sendi menjadi nyeri dan kaku, terutama di lutut, pinggul, tangan, dan tulang belakang.
-
Apa saja penyebab badan susah gemuk? Penyebab badan susah gemuk bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah akibat faktor genetik. Meski begitu, ada beberapa cara menggemukan badan yang bisa diterapkan.
-
Kapan batu empedu menyebabkan rasa sakit? Anda mungkin tidak menyadarinya sampai satu atau lebih saluran empedu tersumbat sehingga menyebabkan rasa sakit. Apakah batu empedu berbahaya? Mengutip dari webmd.com, kebanyakan batu empedu tidak menimbulkan rasa sakit atau menyebabkan masalah kesehatan.
-
Apa saja penyebab tumit pecah-pecah? Ketika kulit di sekitar tumit menjadi kering, kulit kehilangan kekenyalan dan elastisitasnya yang pada akhirnya menyebabkan kulit menjadi pecah-pecah. Kondisi ini biasanya terjadi bersamaan dengan kapalan sehingga seringkali terasa tidak nyaman dan menyakitkan.
-
Mengapa Serumbung Sumur penting? Ini karena selain sebagai penjernih air, serumbung sumur juga mampu mendistribusikan air melalui pipa-pipa tanah liat yang disambungkan sampai ke sumber air warga.
-
Apa penyebab perut kembung? Perut kembung biasanya terjadi karena adanya penumpukan gas berlebihan di saluran pencernaan.
Meski demikian, Anda juga bisa melengkapi pemahaman akan hal ini dengan terus mencari informasi sendiri. Dilansir dari berbagai sumber, berikut penjelasan mengenai penyebab alergi susu dan seperti apa gejalanya yang telah merdeka.com rangkum dari berbagai sumber. Simak ulasannya.
Penyebab Alergi Susu
Alergi susu terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap protein yang terdapat dalam susu. Beberapa penyebab umum alergi susu meliputi:
Protein dalam Susu Sapi
Alergi susu biasanya dipicu oleh protein dalam susu sapi, seperti kasein dan whey. Sistem kekebalan tubuh melihat protein ini sebagai zat berbahaya dan memproduksi antibodi untuk melawannya, menyebabkan reaksi alergi.
Faktor Genetik
- Kenali Intoleransi Laktosa, Alasan Dibalik Tubuh Tidak Bisa Mencerna Susu dan Cara Mencegah Masalah Nutrisi
- Anak yang Miliki Alergi Susu Sapi Tidak Dibolehkan Konsumsi Susu Kambing
- Mengapa Minum Susu Bisa Mengancam Nyawa Bagi Mereka yang Alergi Laktosa?
- Gejala Alergi Makanan yang Perlu Diwaspadai, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya
Seseorang lebih rentan mengalami alergi susu jika ada riwayat alergi dalam keluarga. Jika salah satu atau kedua orang tua memiliki alergi makanan, risiko alergi susu pada anak juga meningkat.
Usia Anak-anak
Alergi susu paling sering terjadi pada bayi dan anak kecil. Ini karena sistem kekebalan tubuh mereka belum sepenuhnya berkembang, sehingga lebih mungkin bereaksi terhadap protein susu. Banyak anak-anak mengatasi alergi ini seiring bertambahnya usia.
Paparan Dini pada Susu Formula
Bayi yang terlalu dini diperkenalkan dengan susu formula yang berbasis susu sapi memiliki risiko lebih tinggi mengalami alergi susu.
Gangguan pada Saluran Pencernaan
Pada beberapa kasus, alergi susu bisa muncul karena gangguan pencernaan seperti intoleransi laktosa yang sering membingungkan dengan alergi susu, meskipun keduanya berbeda.
Gejala Alergi Susu
Gejala alergi susu dapat bervariasi pada setiap individu, dan bisa muncul segera setelah mengonsumsi produk susu atau beberapa jam kemudian. Berikut beberapa gejala umum alergi susu:
Masalah Kulit
Gejala yang sering muncul adalah ruam kulit, eksim, atau gatal-gatal (urtikaria). Ruam ini bisa muncul di wajah, tangan, atau seluruh tubuh, biasanya disertai rasa gatal.
Gangguan Pencernaan
Alergi susu sering menyebabkan masalah pencernaan seperti mual, muntah, diare, dan sakit perut. Beberapa orang mungkin juga mengalami perut kembung atau gas berlebihan setelah mengonsumsi susu.
Gejala Pernapasan
Reaksi alergi bisa memengaruhi saluran pernapasan, menyebabkan pilek, hidung tersumbat, bersin-bersin, batuk, atau sesak napas. Dalam kasus yang lebih serius, bisa terjadi anafilaksis, yang menyebabkan kesulitan bernapas dan pembengkakan di tenggorokan.
Gejala pada Mata
Mata berair, merah, dan gatal juga bisa menjadi gejala alergi susu, terutama jika reaksi terjadi segera setelah konsumsi susu.
Pembengkakan
Pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan bisa terjadi dalam reaksi alergi susu yang parah. Kondisi ini memerlukan perhatian medis segera, karena bisa menghalangi jalan napas.
Gejala pada Bayi
Pada bayi, gejalanya bisa lebih sulit dikenali, tetapi biasanya meliputi muntah berulang, rewel setelah menyusu, penolakan makan, atau pertumbuhan yang lambat.
Jika gejala-gejala ini muncul, terutama dalam waktu dekat setelah mengonsumsi susu, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Cara Mengatasi Alergi Susu
Mengatasi alergi susu memerlukan pendekatan yang hati-hati, terutama untuk mencegah reaksi alergi yang bisa berbahaya. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi alergi susu:
Menghindari Produk Susu
Cara paling efektif untuk mengatasi alergi susu adalah dengan menghindari semua produk yang mengandung susu sapi atau turunannya. Ini termasuk produk susu segar, yogurt, keju, mentega, krim, dan makanan olahan yang mungkin mengandung bahan dari susu, seperti cokelat atau biskuit. Membaca label dengan cermat sangat penting untuk menghindari bahan tersembunyi.
Mengganti dengan Susu Alternatif
Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanpa susu sapi, Anda bisa mengganti dengan susu alternatif seperti susu almond, susu kedelai, susu oat, atau susu kelapa. Pilihan ini aman bagi mereka yang memiliki alergi susu, tetapi pastikan produk tersebut diperkaya dengan kalsium dan vitamin D agar kebutuhan gizi tetap terpenuhi.
Konsultasi dengan Ahli Gizi
Jika alergi susu dialami oleh anak atau individu yang sangat bergantung pada produk susu untuk asupan nutrisi, penting untuk berkonsultasi dengan ahli gizi. Mereka bisa membantu merancang pola makan yang seimbang, yang mencakup sumber protein, kalsium, dan vitamin lainnya dari makanan non-susu.
Penggunaan Obat Anti-Alergi
Jika terjadi reaksi alergi ringan seperti gatal atau ruam, dokter mungkin akan merekomendasikan antihistamin untuk meredakan gejala. Namun, dalam kasus reaksi yang lebih berat, seperti kesulitan bernapas atau anafilaksis, suntikan epinefrin (epipen) mungkin diperlukan.
Pantau Nutrisi Kalsium dan Vitamin D
Karena susu adalah sumber utama kalsium dan vitamin D, penting untuk mendapatkan asupan yang cukup dari sumber lain, seperti sayuran hijau, kacang-kacangan, ikan berlemak, atau suplemen jika diperlukan. Ini sangat penting bagi anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Identifikasi Alergi Lainnya
Beberapa orang dengan alergi susu juga rentan terhadap alergi makanan lain, seperti telur, kacang-kacangan, atau kedelai. Jika Anda mencurigai adanya alergi tambahan, tes alergi dari dokter bisa membantu mengetahui makanan apa saja yang perlu dihindari.
Menghindari Produk Olahan
Banyak makanan olahan mengandung produk susu tersembunyi seperti kasein atau whey. Pastikan untuk selalu memeriksa label makanan dan memilih produk yang bebas dari bahan-bahan tersebut, terutama jika membeli makanan ringan atau makanan siap saji.
Dengan menghindari produk susu dan menggantinya dengan alternatif yang aman, serta berkonsultasi dengan tenaga medis, alergi susu bisa dikelola dengan baik tanpa mengorbankan kesehatan secara keseluruhan.