Potret Kehidupan Keluarga Tionghoa Terkaya di Jawa Timur, Beli Tanah untuk Bantu Negara
Keturunan keluarga ini terkenal sebagai sosok-sosok crazy rich.
Keturunan keluarga ini terkenal sebagai sosok-sosok crazy rich.
Potret Kehidupan Keluarga Tionghoa Terkaya di Jawa Timur, Beli Tanah untuk Bantu Negara
Keluarga Han dikenal sebagai keluarga Tionghoa terkaya pada masa kolonial Belanda. Keluarga yang berasal dari Lasem ini memainkan peran penting dalam mengonsolidasi kekuasaan Belanda di Jawa Timur.
-
Kapan keluarga terasa paling berharga? “When on an exam, the family is the best.”(Saat dalam ujian, keluarga adalah yang terbaik)
-
Apa yang ditemukan di dalam makam keluarga Huan? Dalam penggalian tersebut, para arkeolog menemukan tiga makam dari Dinasti Han, periode yang berlangsung dari tahun 206 SM hingga 220 M. Makam-makam berusia 1.800 tahun itu memiliki model yang sama, salah satu liang kubur berisi dua makam dan sebuah lorong miring yang mengarah ke pintu masuk, kata institut. Prasasti di dua makam memiliki nama keluarga yang sama, Huan, yang menunjukan kemungkinan bahwa kompleks tersebut milik sebuah keluarga.
-
Apa yang terjadi dengan keluarga di Malang? Polisi menduga tiga orang dalam satu keluarga yang meninggal dunia di Kabupaten Malang bunuh diri bersama-sama.
-
Kapan keluarga itu dibantai? Penggalian di Yaroslavl dari 2005-2006 menyatakan pembantaian itu terjadi pada Februari 1238.
-
Di mana keluarga Kartanagara ditangkap? Pada tahun 1770, prajurit Sultan dan Kompeni berhasil menangkap 21 orang keluarga Kartanagara. Mereka merupakan kelompok terakhir yang berhasil diketahui dan ditangkap. Meski demikian, pihak kolonial meyakini ada lebih banyak sisa-sisa keluarga Adipati Lumajang yang masih bersembunyi di wilayah Jawa dan tidak bisa terdeteksi.
-
Bagaimana bentuk patung keluarga tersebut? Patung-patung kecil itu terlihat seperti pasangan perempuan dan laki-laki dengan menggendong bayi di pangkuannya.
Sejarah
Mengutip Instagram @lovesuroboyo, orang paling tua dari marga Han adalah Han Siong Kong. Pria ini lahir di Tiongkok pada tahun 1673, kemudian bermigrasi ke Lasem dan mendirikan keluarga Han di sana.
Mengutip artikel berjudul The Han Family of East Java. Entrepreneurship and Politics (18th-19th Centuries) karya Caludine Salmon, keluarga ini mulai menonjol di Indonesia pada abad ke-18 melalui aliansi dengan VOC.
Pindah ke Surabaya
Keluarga Han pindah dari Lasem ke wilayah Ujung Timur Jawa (Java van den Oosthoek) yang beribu kota di Surabaya. Putra dari Han Siong Kong, yaitu Han Bwee Kong (1727-1778) mengawali menginjakkan kaki di Surabaya. Keduanya hidup di masa VOC.
Bergelar sebagai Kapitein der chinezen, Han Bwee Kong memimpin warga keturunan Tionghoa di Kota Surabaya. Han Bwee Kong didampingi putranya Han Chan Piet yang menjadi wakilnya.Pada tahun 1776, usai kematian sang ayah, Han Chan Piet sebagai generasi ketiga menggantikan posisi yang ditinggalkan. Ia jadi Kapitein der chinezen yang baru.
Beli Tanah Negara
Pada pemerintahan Prancis dan Inggris (1806 – 1815), Herman Willem Daendels, Gubernur Jenderal Hindia Belanda saat itu menjual tanah pemerintah untuk mengisi kas negara. Pada tahun 1810, Daendels menjual distrik Besuki dan Panarukan.
Kapiten Han Chan Piet berkenan membeli aset negara seharga 400.000 dolar Spanyol. Atas jasa pembelian asetnya di Besuki dan Panarukan, Daendels mempromosikan Han Chan Piet ke jabatan yang lebih bermartabat, yaitu Majoor der Chinezen.
Peninggalan
Mengutip situs resmi ciputra.ac.id, salah satu peninggalan keluarga Han di Surabaya yang masih bisa dijumpai hingga sekarang ialah Rumah Abu Han. Rumah sembahyang keluarga ini didirikan Han Bwee Koo di atas tanah seluas 1.500 meter persegi.
Rumah itu memiliki nilai sebagai peneguh Surabaya sebagai kota tua. Menjadi saksi bisu seluk beluk keturunan Han Bwee Koo dari generasi ke generasi.
- Kisah Crazy Rich Pemilik Pabrik Gula di Probolinggo, Punya Rumah Mewah di Daerah Terpencil
- Kini Jadi Keluarga Crazy Rich Haji Alwi, Begini Potret Rumah Sederhana Putri Isnari di Balikpapan yang Bernuansa Emas
- Potret Kehidupan Keluarga Crazy Rich Pemilik Hotel Mewah di Surabaya dan Kota Batu
- Dulu Tinggal di Kontrakan, Ini Sederet Potret Rumah Mewah nan Megah Milik Crazy Rich Aceh Yang Sawer Lesti Kejora Dengan Uang Segepok
Direktur Sjarikat Poesaka Soerabaia (Surabaya heritage Society), Freddy, mengungkapkan Rumah Abu Han jadi rumah sembahyang istimewa. Salah satunya karena ada makam di belakang rumah.
Mitos Kutukan
Mengutip Liputan6.com, salah satu hal yang tak bisa dilepaskan jika membicarakan keluarga Han ialah mitos sial kutukan. Konon, keturunan Han yang berani tinggal di Lasem akan mengalami kesialan.
Laki-laki akan bangkrut bila berbisnis, sementara perempuan tak akan punya keturunan. Konon, gara-gara mitos kutukan ini, keturunan atau marga Han tidak akan melintasi Lasem, baik jalur darat maupun udara.