Sensasi Dibangunkan Sahur Pakai Musik Patrol Banyuwangi, Kesenian Daerah yang Tetap Eksis di Tengah Modernisasi
Masyarakat akan dihibur dengan gending banyuwangen sebelum mendengar ajakan untuk bangun sahur
Masyarakat akan dihibur dengan gending banyuwangen sebelum mendengar ajakan untuk bangun sahur
Sensasi Dibangunkan Sahur Pakai Musik Patrol Banyuwangi, Kesenian Daerah yang Tetap Eksis di Tengah Modernisasi
hiburan. Penampilannya hanya dilakukan sekali dalam setahun, yaitu pada bulan Puasa.
Mengutip situs digilib.uinsa.ac.id, kesenian asli Banyuwangi ini digunakan untuk meronda menyemarakkan suasana malam bulan Puasa.
Biasanya, kesenian ini dimulai tengah malam dan berakhir jelang pukul tiga dini hari sekaligus untuk membangunkan orang-orang bersantap makan sahur.
Kesenian yang seluruh alat musiknya terbuat dari bambu ini biasa dimainkan untuk membangunkan warga makan sahur pada dini hari bulan Ramadan. Seiring waktu, tradisi ini menjadi pertunjukan yang dinanti-nanti masyarakat Banyuwangi setiap bulan Ramadan.
- Anugerah Musik Banyuwangi, Penghargaan Bagi Para Musisi Pelestari Musik Daerah
- Serunya Pertunjukan Angklung Caruk Banyuwangi, Lomba Curi Perhatian Tampilkan Lagu dan Tarian Meriah
- Musik Patrol, Tradisi Bangunkan Warga Sahur dan Pergi ke Masjid saat Malam Lailatul Qadar di Lumajang
- Festival Patrol & Kundaran Semarakkan Ramadan di Banyuwangi
Festival Tahunan
Setiap tahun, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi rutin menggelar Festival Patrol sebagai upaya melestarikan tradisi nenek moyang. Festival ini diharapkan memperkuat identitas lokal Banyuwangi di tengah arus globalisasi.
Pada momentum Ramadan kali ini, Festival Patrol digelar tepat pada malam Ramadan ke-15, Senin (25/3/2024). Pawai peserta Festival Patrol 2024 dimulai dari Stadion Diponegoro dan diakhiri di Banyuwangi Creative Space.
Tanpa Alat Musik Modern
Kesenian Patrol dimainkan dengan alat musik yang beersifat ritmis, tanpa peralatan diatonik. Seluruh instrumennya terbuat dari bambu. Alat musiknya meliputi katir, gong, kempul, angklung renteng, kethuk, kendang, dan seruling.
Mengutip situs Indonesia Tourism, syair-syair yang dinyanyikan dalam penampilan kesenian Patrol mengambil dari Kitab Berjanji dan lagu-lagu daerah Banyuwangi dengan teknis tabun sistem timpalan.Setiap penampilan patrol selalu diiringi vokal yang membawakan lagu atau gending banyuwangen dengan cengkok serta logat khas Banyuwangi. Sang vokal menyelingi lagunya dengan ucapan suara lantang dan keras, “sahur! sahur!”
Tetap Eksis
Musik patrol tetap eksis di tengah modernisasi karena masih banyak diminati masyarakat. Selain keunikan simbolisasinya (pakaian, alat-alat musik, dll), juga karena memiliki makna filosofis yang menyentuh hati. Nilai-nilai filosofis kesenian tradisional ini terletak pada gaya permainan dan lantunan musiknya.