Sisi Lain Gus Miftah Utusan Khusus Presiden Prabowo, Belajar Ngaji di Musala Kecil Asuhan Orang Tua hingga Rutin Dakwah pada PSK
Didikan ayah dan ibunya di desa membentuk sosok Gus Miftah seperti sekarang.
Kiai Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah merupakan sosok yang cukup dekat dengan Jokowi, Gibran, maupun Prabowo. Ia adalah salah satu sosok yang membuat kampanye politik Prabowo-Gibran di berbagai daerah terlaksana dengan meriah.
Selama masa kampanye politik, Gus Miftah keliling Indonesia dan mengisi acara-acara selawatan sekaligus berkonsolidasi untuk kemenangan Prabowo-Gibran.
- Jadi Utusan Khusus Presiden, Gus Miftah Ungkap Pesan Prabowo
- Gus Miftah Jadi Utusan Khusus Presiden, Ternyata Bukan dari Keluarga Sembarangan ada Darah Keturunan Bangsawan
- Momen Gus Miftah Tertunduk Saat Kedua Pundak Ditepuk Prabowo Usai Pelantikan
- Peran Besar Gus Miftah Meyakinkan Ulama Jatim untuk Prabowo-Gibran
Kini, setelah Prabowo-Gibran resmi menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia (RI), Gus Miftah jadi salah satu sosok yang dipercaya membantu pemerintahan Kabinet Merah Putih.
Ia dipercaya menjadi Utusan Khusus Presiden bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan. Pelantikan Gus Miftah dan rekan-rekan sejawatnya dilakukan di Istana Negara Jakarta pada Selasa (22/10/2024).
Masa Kecil
Gus Miftah lahir di Lampung 5 Agustus 1981. Ia merupakan keturunan ke-9 Kiai Ageng Hasan Besari, pendiri Pondok Pesantren Tegalsari di Ponorogo.
Pendidikan keagamaannya pertama kali datang dari kedua orang tuanya di Lampung. Ayahnya yang merupakan tokoh agama di desa merupakan guru mengaji pertama bagi Gus Miftah. Sang ibu juga memiliki peran sangat besar bagi fondasi ilmu agama Gus Miftah.
“Saya belajar ngaji kepada bapak dan emak saya. Dari belajar alif ba ta, maulid diba’ dan barjanji, hingga tahlil dan manaqib. Semua diajarkan langsung sama bapak dan emak. Saya banyak belajar keikhlasan, kesabaran dan banyak hal dari beliau berdua,” ungkap Gus Miftah dalam sebuah unggahannya di Instagram @gusmiftah.
Kenangan mendalam akan musala sederhana tempat ia pertama mengaji membuat Gus Miftah tergerak untuk membangun musala tersebut menjadi masjid. Peletakan batu pertama pembangunan masjid tersebut dilaksanakan pada Mei 2024 lalu.
Perjalanan Dakwah
Ulama yang sering tampil mengenakan belangkon ini dulunya kuliah di jurusan Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Kalijaga.
Mengutip situs repo.uinsatu.ac.id, ia memulai dakwahnya pada usia 21 tahun. Pada tahun 2000-an, saat malam Jumat Gus Miftah sering melakukan salat tahajud di salah satu musala di sekitar Sarkem (Pasar Kembang), area lokalisasi terbesar di Yogyakarta.
Pada malam ketujuh melakukan ibadah sunah tersebut, ada sekitar empat orang Pekerja Seks Komersial (PSK) yang mengikutinya dari belakang.
Mengetahui hal tersebut, ulama berambut gondrong ini sengaja melantangkan bacaan Al-Quran. Tanpa diduga hal tersebut membuat para PSK yang tadi mengikutinya menangis haru.
Kejadian itu mengantarkan Gus Miftah pada kesimpulan bahwa mereka yang sering dipinggirkan masyarakat ini juga butuh mengenal Tuhan.
Selanjutnya, Gus Miftah pun melakukan safari dakwah ke tempat-tempat hiburan malam. Pada tahun 2011, ia mendirikan Pesantren Ora Aji yang ditujukan sebagai fasilitasi untuk kaum marjinal mengenal Tuhan.
Kini, selain dekat dengan kaum marginal, Gus Miftah juga kenal baik dengan para pejabat hingga publik figur.