Tak Hanya Terkenal Keramat, 6 Kuliner Unik Khas Gunung Kawi Ini Sayang Dilewatkan
Selama ini Gunung Kawi lebih dikenal karena keberadaan makam keramat. Selain itu, ternyata Gunung Kawi juga memiliki sejumlah kuliner khas yang sayang dilewatkan begitu saja.
Gunung Kawi di Kabupaten Malang, Jawa Timur dikenal karena keberadaan kompleks makam keramat. Di sepanjang jalan kawasan tersebut banyak dijumpai bangunan dengan arsitektur khas Cina, termasuk kelenteng.
Sehari-hari dijumpai pemandangan di mana seseorang yang mengenakan sarung dan kopiah mencoba peruntungan dengan mengocok bambu ramalan atau ciamsi. Budaya ritual Jawa dan Tionghoa berbaur di Kawasan Gunung Kawi, seperti dikutip dari terbitan Mossaik (Juni 2006, hlm. 99).
-
Kapan Jalur Pantura Jawa Barat mulai ramai pemudik motor? Sudah Ada Beberapa yang Mudik Saat kreator tersebut melalui Jalur Pantura, beberapa pemudik mulai terlihat di satu pekan jelang lebaran. Mereka sudah mulai pulang ke kampung halaman denga menggunakan sepeda motor.
-
Apa yang terjadi pada Pilkada di Jawa Timur? Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di lima wilayah di Jawa Timur dipastikan akan melawan kotak kosong.
-
Kapan pantun Jawa lucu populer? Pantun adalah bentuk puisi lama yang sangat populer dalam kesusastraan Nusantara.
-
Kapan Jawa Timur meraih penghargaan insentif fiskal? Atas Keberhasilan itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur mendapatkan penghargaan insentif fiskal yang diserahkan langsung Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin kepada Wakil Gubernur Jatim Emil Elistianto Dardak mewakil Khofifah, dalam acara Rakornas dan Penyerahan Insentif Fiskal atas Kinerja Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem 2023, di Istana Wapres Jakarta, Kamis(9/11).
-
Apa yang dimaksud dengan pepatah Jawa "Mikul dhuwur mendhem jero"? "Mikul dhuwur mendhem jero" berarti seorang anak yang menjunjung tinggi derajat orang tua, atau anak yang selalu menghormati orang tua. Makna dari pepatah ini adalah bahwa seorang anak harus selalu menghargai jasa orang tua dan berusaha untuk selalu membanggakan mereka.
-
Kenapa patung kepala Dewa Jagung diletakkan menghadap timur? Patung ini diletakkan ke arah timur-barat sehingga menghadap matahari saat matahari terbit, untuk menggambarkan peran matahari dalam pertumbuhan tanaman jagung.
Pada peringatan malam satu sura (penanggalan Jawa) misalnya, di kompleks pemakaman Gunung Kawi terdapat setidaknya tiga tempat pertunjukan wayang kulit dengan lakon tertentu yang dipesan oleh warga Tionghoa. Sementara masyarakat Jawa berpartisipasi dengan melangsungkan khataman Al-Qur'an, tahlil, dan pengajian akbar.
Meskipun daerah pegunungan, Kawasan Gunung Kawi jauh dari kata sepi. Di sepanjang jalan terdapat banyak pedagang yang menjajakan aneka makanan hingga oleh-oleh khas lain. Berikut makanan khas Gunung Kawi yang sayang dilewatkan jika berkunjung ke sana.
Ketela
©2021 Merdeka.com/Dok. Disperpusip Jatim
Komoditas umbi-umbian khas Gunung Kawi yang paling populer adalah ketela. Hasil bumi ini mudah dijumpai di sepanjang perjalanan menuju kompleks pemakaman.
Selain dijual mentah, pedagang juga menjual ketela dalam keadaan matang. Ketela yang telah dikukus, diletakkan dalam wadah baskom dan ditutup dengan daun pisang. Saat menawarkan ke pengunjung, pedagang membuka sedikit daun pisang sehingga tampak kepulan asap dari ketela hangat tersebut.
Ketela hangat bisa menjadi makanan pembuka di tengah udara pegunungan yang dingin. Ketela Gunung Kawi terkenal lebih manis disbanding ketela pada umumnya.
Tebu
©2021 Merdeka.com/Dok. Disperpusip Jatim
Selain ketela, hasil pertanian lain yang terkenal di Gunung Kawi adalah tebu. Tebu yang sudah dipotong-potong kecil dan dirangkai cantik siap memikat para pengunjung. Biasanya potongan-potongan tebu itu dibentuk seperti rangkaian bunga untuk memikat calon pembeli.
Lupis
©2021 Merdeka.com/Dok. Disperpusip Jatim
Lupis khas Gunung Kawi terkenal kenyal dan tidak basi meski sudah dua hari. Lupis ini terbuat dari beras ketan yang sudah direndam semalam, kemudian di rebus dengan air selama empat jam. Lupis menjadi salah satu oleh-oleh favorit pengunjung dari luar kota.
Bagi pengunjung yang ingin menyantap di tempat, lupis ini akan disajikan di atas pincuk daun pisang dengan diguyur larutan gula jawa dan parutan kelapa di atasnya.
Tetel
©2021 Merdeka.com/Dok. Disperpusip Jatim
Selain lupis, makanan khas Gunung Kawi yang juga terbuat dari beras ketan ialah tetel atau jadah. Tata cara pembuatannya, ketan dikukus setengah matang, kemudian dicampur dengan kelapa yang sudah diparut. Selanjutnya, dikukus kembali.
Rengginang
©2021 Merdeka.com/Dok. Disperpusip Jatim
Di Kawasan Gunung Kawi, makanan olahan tradisional seperti keripik pisang dan keripik singkong terdesak oleh berbagai makanan modern. Meski demikian, masih ada produk makanan yang mendapat tempat istimewa di hari masyarakat, yakni rengginang.
Sepanjang jalan menuju kompleks pemakaman, akan dijumpai banyak penduduk yang menjemur rengginang di halaman rumahnya. Rengginang hitam menjadi yang paling banyak dicari pembeli.
Sate Ayam Buntel
©2021 Merdeka.com/Dok. Disperpusip Jatim
Kuliner lain yang menjadi favorit pengunjung Gunung Kawi adalah sate ayam buntel. Banyak peziarah yang mampir di warung sate ayam buntel untuk menikmati cita rasanya yang nikmat.