Bendera-bendera pembangkit mental
Dengan bendera, tanpa disadari rasa nasionalisme Turki menjadi kuat.
Beberapa waktu lalu ketika bertugas ke Turki, saya kebetulan numpang jemputan dari kedutaan. Salah satu pejabat Konjen RI di Istanbul Pak Suri Tauchid Ishak sengaja membiarkan saya untuk memperhatikan situasi dalam perjalanan dari bandara ke penginapan.
"Coba bapak perhatikan, apa yang menarik di perjalanan?" katanya memberi tebakan. Meski kemudian dia menjawab sendiri, "Hampir di banyak lokasi strategis, dikibarkan bendera-bendera Turki!"
Mungkin bagi orang tertentu itu hal wajar. Apalagi yang sudah lama tinggal di Turki. Tapi, bagi kita, yang melihat begitu relatif massif, maka menjadi sesuatu yang pantas diperhatikan. Bahkan, pantas untuk ditiru. Ini bukan soal impor budaya atau cara, tapi sesuatu yang baik dari manapun, sah-sah saja untuk ditiru.
Ketika kami melewati jalan tol, di kiri kanan gedung terlihat jelas bendera bulan sabit putih dengan dasar merah terang. Tidak cuma di kantor, tapi di hotel-hotel, dan di gerbang memasuki kota Istanbul, pandangan kita langsung dipaksa melihat bendera merah itu.
Menurut Pak Suri, pemasangan bendera itu tidak menunggu hari kemerdekaan atau hari-hari besar kenegaraan. Tapi, setiap hari. Pada hari kemerdekaan, Turki merah meriah dan gagah. Mengapa demikian, barangkali, seperti kita tahu bahwa Turki memang negara di dua benua Eropa dan Asia yang tidak pernah merasakan penjajahan. Bahkan pernah sempat menguasai sebagian wilayah Eropa dan menyebarkan Islam di wilayah itu. Dengan bendera, tanpa disadari rasa nasionalisme mereka menjadi kuat.
Secara implementasi, kebetulan pada hari yang lain, ada pertandingan bola basket antara tim putra Turki lawan Finlandia. Saya melihat pertandingan di tv yang ada di lobi hotel. Beberapa pekerja hotel yang sedang melihat pertandingan yang sempat skor 68-68, para pekerja hotel tampak hilir mudik minum gak jelas. "Stress?" tanya saya. "Yes, kami stres," kata mereka singkat, tanpa melihat saya karena matanya tertuju pada pertandingan. Lalu, akhirnya menang tak lama setelah supporter mereka di lapangan mengibarkan bendera.
Pemandangan lain, ketika kami ke pertokoan, atau ke pasar Spice Market dan Grand Bazar, saya dan teman-teman hampir tidak menemukan pedagang yang bukan orang Turki. Secara simpel kami berkesimpulan, ekonomi rakyat berputar di antara masyarakat Turki sendiri. Orang asing, hanya jadi pembeli produk-produk atau barang yang mereka dagangkan.
Bagaimana dengan pemasangan bendera di sini? Hal itu ada aturannya, yakni Undang-undang no.24 tahun 2009 tentang Pemasangan bendera merah putih. Menurut Pasal 7 UU No 24 Tahun 2009 tentang bendera dijelaskan: (1) Pengibaran dan/atau pemasangan Bendera Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dilakukan pada waktu antara matahari terbit hingga matahari terbenam. (2) Dalam keadaan tertentu pengibaran dan/atau pemasangan Bendera Negara dapat dilakukan pada malam hari. (3) Bendera Negara wajib dikibarkan pada setiap peringatan Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia tanggal 17 Agustus oleh warga negara yang menguasai hak penggunaan rumah, gedung atau kantor, satuan pendidikan, transportasi umum, dan transportasi pribadi di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan di kantor perwakilan Republik Indonesia di luar negeri. Aturan selanjutnya, Pemda bahkan berkewajiban memberi bendera buat yang tidak mampu. Dikibarkan pada peringatan hari-hari besar nasional atau peristiwa lain.
Dengan demikian memang di hari biasa tidak wajib kita mengibarkan bendera. Tapi, dalam konteks membangkitkan semangat dan moral bangsa, tak ada salahnya kita memulai budaya baru, mengibarkan bendera dengan ukuran yang mencolok, di kantor-kantor kita, dan rumah-rumah.
Ketika perjalanan belum sampai penginapan, rekan seperjalanan saya dari Jakarta diam-diam mengeluarkan sebuah bendera merah putih ukuran besar. "Saya selalu bawa bendera setiap pergi ke luar negeri." Hebat. Saya pun memujinya.
Rupanya, saya malu dan baru sadar, ternyata mental saya pun harus diubah. Agar selalu ingat semangat bangsa, bukan cuma mental wakil-wakil rakyat yang memang harus memikirkan bangsa dan negara ini. ***