CEO Kopi Kenangan Edward Tirtanata: Kopi Berkualitas Tak Harus Mahal
CEO dan Co-Founder Kopi Kenangan Edward Tirtanata ingin menghadirkan segelas kopi dengan harga murah yang bisa dinikmati semua orang.
CEO dan Co-Founder Kopi Kenangan Edward Tirtanata menjadi salah satu orang yang melawan arus bisnis perkopian yang tengah tren di Indonesia saat ini. Jika kebanyakan bisnis kopi menyediakan gerai, Edward melalui Kopi Kenangan justru hanya menghadirkan titik persinggahan.
"Orang membeli kopi kita bukan kerena ingin duduk, tapi ingin enjoy cup of coffee," ungkap Edward membuka perbincangan dengan kami siang itu, Selasa (1/10).
-
Kenapa jengkol direndam dengan kopi? Rendaman ini akan membantu mengurangi bau jengkol yang menyengat.
-
Apa yang dirasakan penikmat kopi ketika menikmati secangkir kopi? Pengalaman menikmati kopi tidak hanya sebatas rasa di lidah. Setiap cangkir kopi membawa suasana khusus, mulai dari momen kesendirian yang penuh introspeksi hingga pertemuan hangat bersama teman-teman.
-
Kapan kopi diibaratkan sebagai sesuatu yang memberi ketenangan? Jadilah seperti kopi pagi ini. Walau sendiri, namun memberi ketenangan dan inspirasi tanpa henti.
-
Bagaimana ular sowo kopi berburu mangsanya? Ular sowo kopi merupakan ular tidak berbisa. Mereka cenderung mengandalkan gigitan dan lilitannya untuk berburu mangsa.
-
Apa jenis kopi khas Batang? Kabupaten Batang, Jawa Tengah memiliki tiga jenis kopi lokal khas yang berpotensi. Sebagai daerah bertopografi majemuk, wilayah tersebut ternyata cocok ditanami kopi berjenis robusta.
-
Di mana Kedai Kopi Berbagi berlokasi? Kedai Kopi Berbagi yang berlokasi di Margahayu, Jalan Mars Utara III, Kota Bandung ini begitu menginspirasi.
Dia ingin kopi bisa dinikmati semua orang tanpa harus menguras kantong. Sejak awal dibuka pada 22 September 2017, Kopi Kenangan menawarkan harga relatif terjangkau. Misalnya menu andalan 'Kopi Kenangan Mantan' dibanderol Rp18.000.
Harga dipatok setelah mengkalkulasi kemampuan pelanggan untuk membeli kopi dengan mempertimbangkannya Upah Minimum Regional. Dengan membanderol harga kopi di bawah Rp20.000, orang bisa minum kopi tiap hari. Atau paling tidak 2-3 kali seminggu.
Kepada kami, dia juga menceritakan mimpi besarnya. Menjadikan bisnis kopi yang didirikannya, melantai di bursa saham hingga ekspansi ke negara lain.
Berikut wawancara khusus wartawan merdeka.com Wilfridus Setu Embu dengan CEO dan Co-Founder Kopi Kenangan Edward Tirtanata mengenai gagasan dan mimpi besarnya.
Apa alasan Kopi Kenangan tidak menyediakan kedai seperti kebanyakan bisnis coffee shop saat ini?
Kita ada kedai besar juga. Ada lima. Di Gandaria City, Grand Indonesia, Neo Soho, Pondok Indah Mall 2, dan Kyai Maja. Pemilihan tempat tergantung kalau malnya itu destination mal, kita lihat ada yang besar tidak apa-apa. Tapi kebanyakan kita maunya kecil saja.
Tapi konsep kita memang 'Grab and go', sudah. Kita memang inginnya orang membeli kopi kita bukan karena ingin duduk, tapi ingin orang enjoy cup of coffee. Kenapa kopi mahal? karena tempat yang mahal. Beli sofa bagus-bagus mahal. WiFi kencang juga mahal. Ya sudah mahalin saja kopi biar bisa kasih sofa yang mahal. Kita tidak mau itu. Kita sudah harganya murah, kopi kita kualitasnya bagus. Tapi kita tidak kasih sofa dan WiFi. Jadi beda aliran dengan kebanyakan coffee shop yang ada.
Jadi konsep 'Grab and Go' berkaitan juga dengan perhitungan bisnis, seperti biaya produksi dan lain-lain?
Iya. Karena kalau kita sudah harganya murah ada sofa nyaman, ada WiFi cepat, tidak ketemu hari ini.
Bisa disebut bahwa bisnis ini adalah bisnis kopi digital?
Bisa begitu.
Apakah bisnis kopi digital ini menyasar milenial?
Dulu kita kira kebanyakan costumer kita dari milenial. Ternyata setelah kita riset dengan Nielsen, kita malah populer sampai dengan usia 50 tahun. Jadi kita tidak hanya untuk kaum milenial tapi juga untuk semua masyarakat.
Kenapa memilih nama Kopi Kenangan?
Jadi kalau Kopi Kenangan karena ingin buat brand yang semua orang bisa relate atau berhubungan dengan kami. Kalau dulu nama kopinya 'Kopi Edi' nama saya kan mungkin tidak semua orang bisa relate. Kenangan, siapa sih yang tidak punya kenangan mantan. Semua orang bisa relate.
Berapa modal awal saat mendirikan kopi kenangan?
Jadi kita waktu itu modal awal Rp200 juta. Kita kumpulkan bersama, ada investor juga. Kita bisa balik modal dalam tempo tiga bulan. Karena bisa balik modal dalam tiga bulan, kita buka toko kedua, ketiga, dan seterusnya. Sampai akhirnya toko ke delapan, kita fund raising ke Alpha JWC, USD8 juta. Kemudian kita berkembang pesat sekali sampai kita target fund raising ke Sequoia USD20 juta. Kira-kira begitu journey-nya.
Berapa investasi untuk satu gerai?
Rp 500 juta untuk satu toko atau gerai. Mesinnya Rp250 juta, sisanya untuk lain-lain. Mesin kopi dan grinder itu Rp250 juta kira-kira.
Bisnis kopi kian menjamur, bagaimana Kopi Kenangan menjaga daya saing?
Sampai saat ini satu-satunya kedai kopi yang menggunakan mesin kopi memang hanya kita saja. Jadi selama kita tetap satu-satunya yang menggunakan itu, saya rasa kita cukup percaya diri. Mungkin ada satu dua yang bagus, tapi untuk skala kita, hanya kita saja.
Rata-rata, berapa cup kopi yang berhasil dijual setiap hari?
Dalam sebulan, kita jual 2 juta cup. Kondisi penjualan berbeda-beda. Antara di perkantoran dan mal. Saya tidak ingat persis berapa per hari untuk penjualan di perkantoran atau mal.
Sekarang sudah ada berapa gerai Kopi Kenangan?
Ada 130 titik. Jabodetabek ada sekitar 100 gerai. Sisanya 30 gerai itu ada di Surabaya, Malang, Sidoarjo, Batu. Hampir semua kota besar di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Plus Makassar ada dua.
Ada rencana penambahan gerai?
Jadi target kita di akhir tahun 2019 itu 250 gerai. Lalu Desember 2021 itu target 2.000 gerai. Jadi total penambahan gerai dari 2020-2021 tambahan 1.750 gerai.
Apa hambatan dalam bisnis kopi digital dan bagaimana strategi mengatasinya?
Human resource atau sumber daya manusia dan mencari supply chain agar bisa konsisten. Untuk mengatasi tantangan human resource, kita buat semacam training center. Kita mengakui bahwa Anomali Coffee salah satu coffee chain yang mana mereka mengabdi dan juga care pada kopi. Sekarang ini mereka handle banyak training-nya kita. Kita mengirim orang-orang kita ke Anomali Coffee supaya bisa ditraining di sana.
Berapa jumlah karyawan di Kopi Kenangan sekarang?
Ada 25.000 karyawan. Jadi untuk ke depan nanti kita berencana membuat akademi sendiri dan juga plus Anomali. Kalau memang ada teman-teman di industri kopi yang care pada kopi, kita ingin berkolaborasi untuk membuat training center.
Soal akademi, konsepnya seperti apa dan apakah nantinya mendapat semacam ijazah atau lainnya?
Untuk itu kita belum sampai ke sana. Cuma nanti pada intinya semua orang yang lulus dari akademi ini, akan kita sertifikasi dan berarti mereka sudah bisa menghandle mesin kopi. Di mana itu bukan sesuatu yang mudah juga kan. Jadi nanti sertifikasi ada tiga, untuk hospitality, food safety, sama hard skill.
Apa rencana bisnis kopi kenangan lima tahun ke depan? Terpikir untuk IPO?
Soal rencana IPO itu memang sudah mimpi saya dari dulu. Semua perusahaan FnB (Food and Beverage) yang sudah IPO di Indonesia itu kebanyakan brand internasional semua. Tidak ada satupun brand Indonesia. Makanya kita harus bangga duck king IPO. Duck King itu brand Indonesia pertama yang IPO. Jadi itu amazing sekali buat saya. Respect saya pada Duck King. Makanya saya harap, saya bisa jadi Brand FnB kedua dari Indonesia yang IPO. Itu memang mimpi dari dulu.
Target waktu untuk IPO?
Targetnya 2022. Tapi tentunya kita harus melihat dulu kondisi keuangan kita di 2021. Apabila kita bisa IPO, kita IPO.
Kabarnya, Kopi Kenangan berencana ekspansi ke Asia Tenggara?
Kita cari negara dengan pendapatan per kapita yang memadai. Yang oke setidaknya USD3.500 per kapita. Itu Vietnam, Thailand, Filipina dan Malaysia. Kita belum tentukan. Masih kita kaji.
Investasi bisnis kopi terbilang tinggi, bagaimana kopi kenangan menjaga agar harga jual tetap terjangkau?
Kita utamakan volume. Makanya kenapa Kopi Kenangan antre karena kita incarnya marginnya tipis tapi incar dari banyak pembelian. Kan bisnis tidak harus margin tebal. Bisa saja margin tipis tapi banyak.
Baca juga:
Jurus Kopi Kenangan Gaet Pelanggan: Pertahankan Harga yang Tak Bikin Kantong Bolong
Alasan Kopi Kenangan Tak Masuk Bisnis Waralaba
Seluk Beluk Bisnis Jastip di Indonesia, Bisa Raup Hingga Rp25.000 per Barang
Tangan Dingin Lulusan SD Bangun Kerajaan Warteg
Kisah Sukses Van Alen Berawal dari Kasur Tak Nyaman di Asrama
Masih Berusia 14 Tahun, Remaja Ini Raup Ratusan Juta dari Bisnis Lilin