Cerita Lucu Sukarni Usai 'Culik' Sukarno-Hatta Takut Ditangkap Polisi Jepang
Revolusi yang dijanjikan kaum pemuda di Jakarta ternyata urung terjadi. Sukarno, Sukarni, Achmad Soebardjo dan Hatta pun akhirnya rapat di Jalan Miyadori.
Revolusi yang dijanjikan kaum pemuda di Jakarta ternyata urung terjadi. Sukarno, Sukarni, Achmad Soebardjo dan Hatta pun akhirnya rapat di Jalan Miyadori.
Penulis: Hendi Jo
-
Kapan Enzy Storia merayakan HUT Kemerdekaan RI? Enzy Storia dan suaminya yang dicintai, Molen Kasestra, ternyata turut serta merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
-
Di mana Enzy Storia merayakan HUT Kemerdekaan RI? Enzy mengungkapkan kebahagiaannya dapat ikut merayakan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia meskipun tinggal di Amerika.
-
Kapan peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-78 di OKU Timur? Puncak peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78 di Kabupaten OKU Timur ditandai dengan Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih di Halaman Pemkab OKU Timur. Kamis (17/8).
-
Kapan Ayu Ting Ting merayakan HUT Kemerdekaan RI? Hari ini seperti biasa setiap tahun, kami berkumpul dengan warga di dekat rumah untuk merayakan 17-an.
-
Apa yang dirayakan pada Hari Konstitusi Republik Indonesia? Peringatan ini berkaitan dengan rantai peristiwa penting yang menentukan arah perjalanan sejarah Indonesia sebagai sebuah bangsa. Hari Peringatan Konstitusi ini ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 18 Tahun 2008, diperingati sejak tahun 2008.
-
Bagaimana Soeharto memperoleh informasi lengkap tentang proklamasi kemerdekaan RI? Dari Koran Matahari yang Terbit di Yogyakarta 19 Agustus 1945, Soeharto Memperoleh Informasi Lengkap Soal Kemerdekaan RI.
Senja memasuki Klender, saat sebuah sedan meluncur di jalanan yang berlubang pada Kamis, 16 Agustus 1945. Baru saja memasuki beberapa menit melintas sebuah area persawahan luas, tetiba mobil berpelat nomor Jakarta itu memelankan lajunya. Kelima penumpang terkesima melihat bumbungan asap yang mengepul tebal di kejauhan.
Menyaksikan pemandangan tersebut, bak seorang koboy Sukarni (tokoh pemuda Menteng 31) meloncat dari tempat duduknya sambil mecabut pistol.
"Lihatlah! Itu lihat sudah mulai. Revolusi sedang berkobar persis seperti yang kita harapkan. Jakarta mulai terbakar. Lebih baik kita cepat-cepat kembali ke Rengasdengklok!" teriaknya seperti dikisahkan oleh Sukarno dalam Bung Karno Penjambung Lidah Rakjat Indonesia (disusun oleh Cindy Adams)
Seolah tidak mendengar ocehan Sukarni, Sukarno memerintahkan sopir untuk terus melaju ke arah Jakarta. Begitu mendekati sumber asap tersebut, mobil berhenti. Mereka yang ada di kendaraan semuanya turun untuk menyaksikan lebih jelas pemandangan di depan mata.
Selidik punya selidik, asap api itu ternyata berasal dari tumpukan jerami yang tengah dibakar seorang petani. Dengan tersenyum mesem, Sukarno lalu berpaling ke arah Sukarni.
"Inikah api ledakan yang hebat berkobar-kobar? Ini bukannya pemberontakan besar-besaran. Ini bukannya perbuatan ratusan, ribuan orang yang menantikan isyarat untuk berontak. Ini hanyalah perbuatan seorang marhaen yang membakar jerami..." kata Sukarno setengah mengejek.
Sukarni nampak tak percaya. Dia terdiam sambil masih memegang pistolnya. Sementara. Achmad Soebardjo yang bertugas sebagai penjemput Sukarno-Hatta ke Rengasdengklok, melirik ke arah sang pimpinan pemuda radikal itu.
"Dan cukup sampai di sini saja main pahlawan-pahlawanan-nya. Simpanlah pistol itu!" ujarnya.
Singkat cerita, rombongan Sukarno-Hatta tiba di Jakarta sekira jam 8 malam. Begitu sampai ibu kota, mobil langsung diarahkan ke Jalan rumah Bung Hatta di Jalan Miyadori (sekarang Jalan Diponegoro).
Menurut Hatta dalam otobiografi-nya, Memoirs, di rumahnya itu mereka lantas mengadakan rapat untuk membahas cara bagaimana meneruskan rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang tidak jadi diselenggarakan pagi harinya.
Akhirnya muncul kesepakatan jika rapat PPKI akan diadakan keesokan harinya di rumah Laksamana Maeda, seorang perwira Kaigun (Angkatan Laut Kekaisaran Jepang) yang bersimpati kepada gerakan kemerdekaan Indonesia.
Soebardjo sendiri mendapatkan tugas untuk menghubungi semua anggota PPKI yang saat itu tengah menginap di Hotel Des Indes, dekat wilayah Harmoni.
Rembukan kilat itu pun dinyatakan usai begitu jarum jam menunjukkan angka 12 malam. Masing-masing sepakat untuk pulang terlebih dahulu ke rumah masing-masing untuk sekadar melepaskan letih sejenak usai perjalanan panjang dari Karawang. Namun alih-alih cepat pergi, Sukarni terlihat bingung
"Lalu aku bagaimana?" tanya Sukarni.
"Ya, pulang juga," jawab Hatta.
"Kalau begitu, aku minta Bung pinjami satu stel pakaian, karena dengan seragam PETA yang aku kenakan sekarang, aku dapat ditangkap oleh Kenpeitai (Polisi Militer Jepang)," ujar Sukarni.
Mendengar ungkapan Sukarni itu, Soebardjo, Sukarno dan Hatta sontak tertawa terbahak-bahak. Sukarni pun jadi ikut-ikutan tertawa.
"Saudara ini berani mengadakan revolusi menggempur Jepang. Tapi sekarang saudara takut akan ditangkap Kenpeitai karena memakai seragam PETA..." ujar Hatta, masih sambil tertawa.
"Itu lain hal-nya, Bung. Menggempur Jepang dalam suatu revolusi, aku berani. Tapi akan ditangkap Jepang begitu saja karena seragam PETA, apa gunanya?" kilah Sukarni.
Hatta lalu masuk ke kamarnya. Begitu muncul, dia menyerahkan satu stel pakaian kepada Sukarni. Pakaian itu ternyata pas benar dengan postur Sukarni, walau celananya terlihat agak pendek sedikit.
"Tapi tidak kentara," kenang Hatta.
Tanpa banyak bicara, Sukarni langsung mengganti seragam PETA-nya. Setelah selesai, dia pamit kepada Hatta, Sukarno dan Soebardjo untuk memberikan kabar kepada kawan-kawannya.
©2012 Merdeka.com
Sukarni yang bernama lengkap Sukarni Kartodiwirjo adalah salah satu tokoh pemuda yang 'menculik' Sukarno-Hatta ke Rengasdengklok. Dia juga yang mengusulkan agar naskah proklamasi ditandatangani Ir. Soekarno dan Moh Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Sukarni mendapat gelar Pahlawan Nasional Indonesia dari pemerintah yang disematkan oleh Presiden Joko Widodo, pada 7 November 2014 kepada perwakilan keluarga di Istana Negara, Jakarta.
(mdk/bal)