Cita-Cita Ekonomi Syariah Terbesar Dunia
Skenario terbaiknya, target itu terwujud dalam 3 tahun. Namun, dengan catatan.
Presiden Jokowi tampak bersemangat. Berpidato mengenai ekonomi syariah saat membuka Kongres Ekonomi Umat Islam Kedua. Dengan nada optimis menatap masa depan ekonomi syariah Indonesia. Yakin menjadi yang terbesar di dunia.
Skenario terbaiknya, target itu terwujud dalam 3 tahun. Namun, dengan catatan. Pertumbuhannya selalu konsisten tiap tahun.
-
Bagaimana BSI meningkatkan inklusi keuangan syariah di Indonesia? BSI sebagai bank syariah terbesar di Indonesia berkomitmen untuk terus memberikan literasi dan menyediakan produk-produk keuangan syariah yang dibutuhkan masyarakat melalui ekosistem keuangan yang terintegrasi. Hal ini demi meningkatkan inklusi keuangan syariah kepada masyarakat Indonesia.
-
Apa yang diraih oleh Bank Syariah Indonesia? BSI mendapatkan penghargaan sebagai The Indonesia Customer Experience of The Year – Banking Award dalam ajang Asian Experience Awards 2023.
-
Bagaimana Fatayat NU meningkatkan literasi keuangan Syariah bagi anggotanya? Fatayat NU yang beranggotakan 10 juta perempuan muda berusia 25—45 tahun, telah aktif bergerak di berbagai bidang, termasuk keagamaan, ekonomi, dan sosial. Kami sangat menyambut baik kerja sama ini.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Bagaimana cara meminimalisir risiko investasi saham? Risiko selalu ada, tapi investor pemula bisa meminimalisir risikonya dengan melakukan riset terlebih dulu.
-
Bagaimana Egy Maulana menunjukan kemapanan finansialnya? Selain menjadi topik hangat di media sosial, Indonesia hal ini sekaligus menunjukkan kemapanan finansial yang dimiliki oleh Egy Maulana Vikri di usianya yang masih muda.
"Perkiraan saya Insya Allah dalam 3-4 tahun ini akan masuk ke-2 atau ke-1, kalau growth, kalau pertumbuhannya seperti yang kita lihat sekarang," kata Jokowi.
©2022 Merdeka.com/Grafis: Amar Choiruddin
Indonesia memiliki modal berharga. Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar dunia. Jumlahnya mencapai 207 juta jiwa. Angka tersebut setara 87 persen penduduk muslim dunia.
Target Presiden Jokowi bisa saja terwujud. Tentunya dengan beberapa syarat. Pertama, kualitas kelembagaan dan SDM ekonomi syariah ditingkatkan secara konsisten. Diperlukan inovasi berkelanjutan yang tujuannya meningkatkan efektivitas dan efisiensi kelembagaan ekonomi syariah.
"Pemanfaatan kemajuan teknologi adalah hal yang sangat penting," kata Direktur Pusat Studi Bisnis dan Ekonomi Syariah Institute Pertanian Bogor (CIEST-IPB), Irfan Syauqi Beik pada merdeka.com.
Kedua, dibutuhkan penguatan regulasi pendukung ekonomi syariah. Misalnya, untuk mengoptimalkan potensi wakaf uang, bank syariah perlu diberi kesempatan menjadi nazhir wakaf uang.
Ketiga, membangun ekosistem ekonomi syariah yang terintegrasi. Sekaligus mampu menghubungkan dan mensinergikan semua stakeholders dengan baik. Keempat, dari sisi masyarakat perlu dorongan edukasi dan sosialisasi ekonomi syariah secara masif.
Saat ini, Indonesia berada di urutan ke empat dunia dalam ekonomi syariah. Di bawah Malaysia, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab. Posisi Indonesia saat ini lebih dikarenakan keterlambatan waktu untuk menerapkan ekonomi syariah.
Semisal Malaysia. Mereka mengembangkan keuangan dan perbankan syariah sejak tahun 1960-an. Dengan lembaga menabung haji menjadi lembaga keuangan syariah pertama di dunia. Sedangkan di Indonesia baru muncul pada 2014 yakni BPKH.
"Jadi wajar kalau kita jadinya tertinggal karena memang telat negara-negara lain sudah mulai jauh-jauh hari lama. Sederhananya karena mereka lebih awal," Direktur Utama Indonesia Development and Islamic Studies (IDEAS), Yusuf Wibisono.
Penyebab kedua adalah keberpihakan pemerintah. Negara dengan ekonomi syariah terbesar tidak ragu investasi besar-besaran di sistem tersebut. Tujuannya menciptakan ekosistem.
Tak cuma investasi. Pemain utama dalam sistem ekonomi syariah juga menggenjot peningkatan kapasitas produksi. Selama ini, kapasitas produksi yang rendah membuat Indonesia kerap hanya menjadi pasar.
Masyarakat Indonesia perlu membantu membalikkan keadaan. Caranya dengan mencintai dan membeli produk dalam negeri. Jika pasar dalam negeri sudah terlindungi, dengan sendirinya produk Indonesia akan dicari pasar luar negeri.
"Jadi memang yang menjadi tantangan ke depan adalah satu integrasi dengan dunia usaha yang ingin mendorong produk industri halal termasuk juga bisa lengkap sampai kebagian jasanya," ucap Chief Economist Bank Syariah Indonesia (BSI), Banjaran Surya Indrastomo.
Peran masyarakat cukup krusial. Sebagai bagian dari sistem keuangan syariah. Sehingga produk keuangan syariah bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Masyarakat harus mengerti sebelum mencintai produk syariah dalam negeri. Saat ini, tingkat literasi keuangan syariah Indonesia sebesar 8,9 persen.
"Berbanding dengan literasi keuangan konvensional 75,3 persen. Jadi sebetulnya dengan banyak diangkat mengenai keuangan ekonomi syariah, (diharapkan) masyarakat banyak yang lebih kenal."
Ada harapan dari generasi milenial dan generasi Z atau dikenal dengan istilah Gen Z. Kedua generasi ini memiliki populasi sangat signifikan dari total penduduk di Indonesia. Selain itu, mereka melek teknologi dan informasi. Generasi ini bisa menjadi kunci utama untuk mendongkrak pertumbuhan keuangan syariah.
"Dengan jumlah sekitar 28 sampai 30 persen dari total penduduk ditambah lagi dengan generasi z yang jumlahnya lebih dari 27 persen ini potensial," jelas Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Tirta Segara.
Peluang tersebut kian menarik, manakala generasi milenial dan Gen Z telah mengadopsi digitalisasi sebagai gaya hidup baru. Berdasarkan survei, sekitar 94 persen generasi milenial Indonesia terkoneksi dengan internet. Sebanyak 79 persen milenial membuka smartphone 1 menit setelah bangun tidur.
"Kita tentu berharap industri keuangan syariah bisa menangkap potensi ini, dan menjadikan digitalisasi salah satu pilihan model bisnis baru," ungkapnya.
©2021 Merdeka.com
Keunggulan Ekonomi Syariah
Pengamat Ekonomi Syariah IPB University, Irfan Syauqi Beik mengungkapkan, ekonomi syariah memiliki sejumlah kelebihan dibanding sistem konvensional. Kelebihan pertama terletak pada aspek keadilan.
"Ini tercermin dari semua aktivitas yang dilakukan. Akad bagi hasil contohnya, adalah akad yang mencerminkan adanya keadilan dalam berbisnis."
Secara luas, sistem ekonomi syariah juga melarang perputaran harta di tangan segelintir kelompok. Ini menggambarkan nilai keadilan yang dijunjung. Jika sistem ekonomi melahirkan ketidakadilan dan kesenjangan, maka tidak sesuai dengan syariah.
Keunggulan kedua pada aspek halal. Ekonomi syariah menentang hal yang haram. Baik haram dari sisi bentuk fisik maupun haram secara proses. Contohnya korupsi, mengurangi takaran, berlaku curang, dan lain sebagainya.
"Jadi ekonomi Islam itu bukan ekonomi yang menghalalkan segala macam cara," tuturnya.
©2021 Merdeka.com
Keunggulan ketiga, ekonomi syariah senantiasa berorientasi pada kemaslahatan dan mencegah kemudharatan. Contohnya, menjaga kelestarian alam. Ekonomi syariah adalah ekonomi yang secara otomatis akan menjaga lingkungan, karena ada perintah dalam Alquran dan hadits yang melarang untuk merusak alam, termasuk dalam kegiatan ekonomi.
"Jadi 3 hal ini merupakan nilai dasar ekonomi syariah. Adil, halal, dan maslahat."
Sistem ekonomi syariah dapat mengakselerasi pemulihan ekonomi pasca pandemi. Kecenderungannya, produk dan jasa halal makin populer. Masyarakat baik di dalam maupun luar negeri mulai melihat sisi baik dalam ekonomi syariah yang sesuai dengan nilai kemanusiaan yang mereka inginkan secara naluriah.
"Dengan demand yang tumbuh besar berarti dari sisi supply chain kalau kita lihat ini bisa menggerakkan proses produksi barang dan jasa kita. Harusnya ini akan bisa menggerakkan ekonomi kita," kata Peneliti Ekonomi Syariah dari SEBI School of Islamic, Azis Setiawan.
Dari kondisi itu, Direktur Eksekutif Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Ventje Rahardjo berani memproyeksi perkembangan ekonomi syariah bergerak positif di 2022. Ini berkaca dari kinerja industri syariah yang tetap tumbuh meski di tengah pandemi Covid-19.
"Kami di KNEKS masih punya optimisme bahwa di 2022 dan seterusnya pertumbuhan perbankan syariah masih lebih baik dibandingkan 2021," singkat Ventje Rahardjo.
Penulis: Dwi Aditya Putra, Wilfridus Setu Embu, Harwanto Bimo Pratomo
(mdk/noe)