Daya Wawan di Tangerang Selatan
Wawan menguasai semua tender didanai Anggaran Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan.
Sejak istrinya, Airin Rahmi Diany, menjabat wali kota Tangerang Selatan pada 2011, Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan makin berjaya menjalankan bisnisnya di sana. Sejak itu, banyak pengusaha mengaku kesulitan mendapatkan proyek di Tangerang Selatan lantaran dikuasai Wawan.
"Ada empat orang kepercayaan Wawan mengatur proyek tersebut," kata seorang pengusaha anggota Kamar Dagang dan Industri Tangerang Selatan kepada merdek.com Rabu pekan lalu. Wawan menguasai semua tender didanai Anggaran Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan.
Pola pelelangan proyek Wawan lakukan hanya mengundang kolega-koleganya menjadi pengusaha. Padahal Wawan mengepalai Kadin Provinsi Banten. Penawaran pelelangan sepatutnya harus mengacu pada asosiasi di bawahnya.
Di Kadin Tangerang Selatan ada empat asosiasi konstruksi berisi ratusan pengusaha, yakni Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia, Gabungan Pengusaha Konstruksi Indonesia, Asosiasi Pelaksana Kontruksi Seluruh Indonesia, dan Gabungan Pelaksana Kontruksi Nasional. Tidak hanya mengundang para koleganya untuk mengikuti tender, perusahaan Wawan diduga ikut mengambil proyek-proyek itu.
Salah satu perusahaan Wawan menangani proyek di Tangerang Selatan yaitu PT Guna Karya Nusantara. Perusahaan itu sedang menggarap proyek lanjutan pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang Selatan dengan nilai kontrak Rp 27 miliar.
Berdasarkan catatan penggiat antikorupsi di Kota Serang, perusahaan beralamat di Jalan Suralaya XVIII nomor 13-15, Buah Batu, Kota Bandung, itu pernah mengerjakan pembangunan Masjid Raya Al-Bantani di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B).
Pembagunan masjid termegah di Banten ini menghabiskan Rp 94,3 miliar. Sesuai kontrak kerja bernomor 761/ KTRK/ P.PMTQ/ MR. PKI/ DPU/ 308/ XII/ 2007 tanggal 18 Desember 2007, proyek itu bakal selesai dalam 630 hari melalui sumber dana APBD tiga tahun anggaran.
Anggaran pertama digelontorkan Rp 8 miliar pada 2007. Setahun kemudian dana turun dua tahap: Rp 43 miliar dan Rp 15 miliar. Dana selanjutnya turun pada 2009 sebesar Rp 28 miliar.
Namun anggaran terakhir tidak semuanya digunakan untuk membangun masjid. Sebanyak Rp 7 miliar dipakai buat keperluan panggung dan dekorasi panggung MTQ Nasional ke-22 dilangsungkan pada 8-23 Juni 2010. Kakaknya, Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah kemudian meresmikan masjid itu.
Hasil kerja perusahaan Wawan dikenal buruk. Contohnya adalah Jalan Raya Serpong. Pembangunan belum lama dirampungkan itu kini kembali rusak. Banyak sisi jalan bolong karena diguyur hujan.
"Ketika sebuah APBD diketok palu biasanya setiap dinas dikoreksi anggarannya. Itu kertas sudah dicoret-coret sama dia. Setiap ada proyek, jangan harap orang luar bisa masuk untuk tawar," ujar sumber yang sama.
Dugaan kuat adanya indikasi korupsi dilakukan perusahaan Wawan ialah proyek pembangunan RSUD Tangerang Selatan. Dalam proyek itu, anggaran pertama digelontorkan Rp 29 miliar. Sejatinya setiap umur kontrak proyek dua tahun bukan setiap tahun masuk dalam anggaran daerah. "Itu sudah menyalahi aturan," katanya. Pembangunan RSUD itu kini sedang dalam tahap penyelesaian. Kurang lebih proyek itu dilaksanakan tiga tahun sejak 2011.
Namun Airin Rahmi Diany, istri Wawan, enggan berkomentar terkait hal itu. Dia memilih bungkam terkait dugaan makelar proyek dilakukan oleh Wawan. "Sudah ya, makasih ya," kata Airin saat menjenguk suaminya bersama Ratu Tatu Chasanah, Wakil Bupati Serang, Kamis pekan kemarin.
Dia juga tidak mau menjawab soal uang Rp 1 miliar digunakan untuk menyuap Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar. "Saya mengunjungi bapak, bapak sehat. Mohon doa untuk semuanya ya," ujarnya. "Silakan tanya kepada pengacara atau penyidik, saya menghormati proses hukum ini. Mari sama-sama ikuti proses hukum."