Hikayat empat sahabat seberangi Laut Cilacap
Sayang, saat menyeberang menggunakan rakit, Tasman terbawa arus.
Dalam ingatan Timong, masih terukir bagaimana ceritanya menembus hutan di pulau Penjara Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, ketika melakukan pelarian dari Penjara Permisan 33 tahun silam. Dia menyusuri rawa-rawa bersama 34 orang narapidana untuk mencapai daratan.
Sudah tiga hari sejak dia kabur dari Lapas Permisan, para narapidana itu terpaksa berpisah takkala menanjak di sebuah bukit di atas Lapas Permisan. Mereka terbelah menjadi dua. Sebanyak 20 orang ikut Jhoni Indo menyisir bukit di bagian selatan, sedangkan sisanya 14 orang menyisiri bukit bagian utara untuk menuju bibir pantai. Mereka berlari di bawah kejaran para tentara dan kepolisian.
"Hari ketiga kita berpisah, 20 orang ikut jalur selatan dan 14 orang itu sama saya," kata Timong seraya mengepulkan asap rokoknya semalam.
Timong awalnya menolak untuk berbicara, namun akhirnya dia melunak setelah dia mau berkisah jika alur cerita pelarian itu mewakili 34 orang narapidana yang berhasil kabur. Timong memang menutup diri untuk bercerita kepada siapapun. Itu dilakukan karena dia tak ingin anak-anaknya tahu jika dulu dia pernah mendekam di balik jeruji besi.
Selama pelarian, Timong menceritakan jika kondisi para narapidana memang mulai kelelahan. Selain tanpa makanan, mereka juga main kucing-kucingan dengan aparat keamanan. Maklum, kaburnya para narapidana ini sempat membuat geger seantero Indonesia. Bahkan media Australia mengabarkan jika para narapidana ini lari dengan membawa dua peti senjata. Padahal dari enam pistol diambil dari sipir, hanya satu pistol berisi peluru.
Selama pelarian mendaki di bukit dekat Lapas Permisan, para narapidana ini akhirnya bertemu di satu titik. Namun masuk hari kelima, rombongan ini kembali berpisah. Sebanyak 29 orang termasuk Jhoni Indo berpisah dengan Timong, Amri, Tasman dan Budi. Timong berhasil selamat ditangkap tentara lantaran saat berjalan mencari bibir pantai dia kebelet untuk buang air kecil. Saat itu, hanya Tasman, Amri dan Budi yang menunggu Timong.
Di bukit bebatuan Pulau Nusakambangan itu mereka tertinggal. Saat memberikan kode panggilan, 29 orang bersama dengan Jhoni Indo meninggalkan Timong. "Di situ ada dua jalan, saya ambil ke kiri dan mereka lurus. Rombongan kami langsung menuju pantai," tuturnya.
Di pinggir pantai itu, Timong mendapati sebuah gubuk. Di sana dia menemukan sisa makanan dan puntung rokok bekas tentara yang mencari para narapidana melarikan diri. Lima hari tak makan, empat orang sahabat ini mendapatkan amunisi untuk perut. Mereka makan sisa makanan bekas tentara. Saat itulah mereka melihat dua nelayan berperahu mendekati gubuk tersebut.
Tak mau kehilangan akal, Timong, Tasman, Amri dan Budi mengatur siasat untuk merebut perahu tersebut untuk membawa mereka sampai ke daratan Cilacap. Nahas, aksi mereka gagal lantaran nelayan itu keburu melihat Timong dan tiga orang kawannya. "Kami curiga nelayan itu sebagai mata-mata, mereka melihat kami dan akhirnya kami kembali naik ke atas bukit," ujar Timong.
Untuk mengatur siasat menyeberangi laut, Timong melihat pada sore hari air laut sedang surut. Dia tidak menyeberang lantaran surutnya laut itu mengarah ke Selat India. Sambil menunggu air laut pasang, Timong bersama Amri, Tasman dan Budi membuat rakit. Berbekal klewang miliknya, Timong menebang batang pohon pisang kemudian dirajut dengan menggunakan tali dari pohon waru.
Tengah malam empat orang ini menyeberang menuju Segara Anakan di antara Pulau Nusakambangan dengan Cilacap. Namun sayang saat menyeberang menggunakan rakit, Tasman terbawa arus. Dia menghilang hingga sampai saat ini Timong tidak mengetahui keberadaan dan nasibnya.
Singkat cerita, 29 narapidana yang berpisah dengan Timong berhasil dilumpuhkan anggota Brimob. Sebanyak 13 orang ditembak saat kabur dan sisanya menyerahkan diri termasuk Jhoni Indo. Namun tidak bagi Timong dan dua kawannya, Budi dan Amri. Mereka bertiga berhasil sampai ke daratan di Kali Muncang setelah terapung di atas laut sepanjang 1 kilometer.
Hari ketujuh, mereka berhasil masuk kampung. Namun hari terakhir ini merupakan hari sial bagi ketiganya. Seorang warga yang memberi makan Budi dan Amri rupanya memata-matai mereka. Mereka berhasil ditangkap setelah dikepung di atas bukit di Kali Muncang. "Kami terkepung. Saat sedang di pinggir jalan, Budi dan Amri teriak agar saya menyelamatkan diri," tutur Timong.
Baca juga:
Empat tahanan Polsek Jagakarsa kabur ditangkap, satu masih buron
Akhir pelarian, makan kenyang lalu jilati luka tanpa diobati
Kabur lantaran kuah kangkung bak comberan
Timong, si arsitek pelarian Nusakambangan
Tendang polisi, pemotor bawa sabu kabur dari Polsek Medan Baru
Residivis pakai tali sumur dan sarung untuk kabur dari rutan
-
Kapan Prabowo tiba di Sumatera Barat? Calon Presiden (Capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Pariaman pada Sabtu (9/12) pagi.
-
Kapan Kirab Tebu Temanten dilakukan? Acara ini digelar pada Selasa Selasa (23/4).
-
Dimana Kawah Timbang berada? Kawah Timbang berada di sebuah cerukan sebuah bukit yang di sekelilingnya sudah menjadi ladang pertanian milik warga.
-
Kapan Mikha Tambayong mulai bertugas? Perempuan kelahiran Jakarta 15 September 1994 ini mulai aktif berdinas sejak Mei 2023.
-
Kapan Hari Brimob diperingati? Bangsa Indonesia memperingati Hari Brimob setiap tanggal 14 November.
-
Di mana banjir di Cirebon timur terjadi? Banjir di wilayah Cirebon timur ini kemudian viral di media sosial pada Rabu (6/3). Dalam video yang beredar terlihat sejumlah karyawan kesulitan mengevakuasi kendaraan roda dua miliknya yang terparkir di area pabrik.