Ide itu mata uangmu
“Ide Anda adalah harga yang pantas dibayar. Anda yang harus menghargai ide Anda.”
Dalam sebuah diskusi tentang buku Mantra Justru, beberapa kali penulis mendapat pertanyaan peserta tentang bagaimana menghargai sebuah produk. Terutama produk kreatif.
Ya, tentu saja produk kreatif yang berhubungan dengan jasa biasanya, atau barang yang bernilai seni. Sebab, kalau produk pabrikan atau manufaktur, lebih mudah menghitungnya, biasanya dari HPP (harga pokok produksi) ditambah margin (keuntungan) yang diharapkan, maka keluarlah harga minimum penjualan.
-
Siapa yang mengunjungi Indah Permatasari di Jakarta? Mertua Indah Permatasari beberapa waktu lalu datang ke Jakarta mengunjungi anak, menantu dan cucu mereka.
-
Apa julukan internasional Jakarta? Istilah ini agaknya masih asing di telinga masyarakat Indonesia, terlebih bagi warga Jakarta itu sendiri. Padahal, kepopulerannya sudah lama melekat di kalangan internasional. Menariknya, sematan kata “The Big Durian” membuatnya sering disamakan dengan Kota New York di Amerika.
-
Apa saja tempat wisata yang menarik di Kota Tua Jakarta? Di tengah gemerlapnya kota metropolitan Jakarta, berdiri bangunan-bangunan bersejarah yang jadi saksi bisu perjalanan panjang kota ini, dari masa kolonial hingga masa kini. Dikenal dengan sebutan Kota Tua, tempat wisata ini adalah harta karun yang penuh dengan histori.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Apa yang menjadi salah satu solusi untuk kemacetan di Jakarta? Wacana Pembagian Jam Kerja Salah satu ide yang diusulkan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono adalah pembagian jam masuk kerja para pekerja di Jakarta. Menurutnya, cara itu bisa mengurangi kemacetan hingga 30 persen.
-
Dimana lokasi wisata Kota Tua Jakarta? Kota Tua terletak di Jakarta Pusat, wilayah utara.
Nah, kalau produknya kreatif? “Ide Anda adalah harga yang pantas dibayar. Anda yang harus menghargai ide Anda,” begitu jawaban yang bisa disampaikan. Ketika belum puas karena dianggap abu-abu alias fatamorgana, maka mau tidak mau harus diberikan sebuah contoh.
Ketika itu, penulis teringat pada Toby Smith, seorang fotografer profesional yang bekerja secara mandiri, yang karyanya banyak muncul di agen foto internasional Getty Images. Ia dikenal sebagai fotografer reportase kontemporer pemenang berbagai penghargaan yang mengkhususkan diri dalam foto lanskap, lingkungan, dan energi. Sejak lulus sebagai master fotografi dari London College of Communication, waktunya dibagi antara pribadi, editorial, dan karya kontemporer serta pameran.
Dalam sebuah wawancara dengan World Photography Organisation (WPO) pada Oktober lalu, Toby dengan tegas menyatakan bahwa “ideas are your currency” (ide-ide adalah – mata – uangmu).
Ketika ditanya Apakah Anda bekerja untuk sesuatu yang baru, dengan lugas dia menjawab: Selalu. “Saya biasanya memiliki selusin ide yang baik mengambang di sekitar kepala dan meja. Lalu disortir dan dilakukan penilitian. Kalau beruntung, ada yang benar-benar masuk produksi dan diwujudkan. Ide adalah mata uang yang paling penting, karena itu juga alasan saya untuk tidak berbagi semua pada Anda,” tegasnya dalam wawancara di website WPO.
Ide kreatif memang sesuatu yang beyond, di luar kebanyakan orang berpikir. Bila bisa diwujudkan dengan cepat dan unik, sesuatu yang semula murah akan menjadi mahal seketika. Bahkan dengan barang yang sama sekalipun.
Seseorang memberi contoh, bila saja Anda menjual lingerie dengan harga Rp 50 ribu misalnya Anda ambil dari Tanah Abang, tapi Anda pindahkan ke butiq ber-AC dengan tambahan pakaian bermerk di sekitarnya bisa saja naik menjadi Rp 100 ribu. Tapi orang yang cemerlang, bisa saja mengajak para ibu-ibu kumpul sambil arisan, kemudian di saat yang sama lingerie itu, di depan mereka dipakai oleh artis sohor, misalnya Taylor Swift di depan mereka, lalu diberi judul untuk lelang dan kegiatan sosial, maka lingerie yang sama bisa jadi laku dengan nilai jutaan.
Seperti halnya Toby Smith yang tidak sembarangan memotret, yang selalu melakukan kurasi ketat pada seluruh gambar yang dipotretnya, selalu berangkat dengan ide yang kuat untuk menghasilkan karya yang bernilai. Begitu juga pedagang lingerie, bisa jadi yang hanya sekadar menjual dengan yang memberikan sentuhan ide unik di luar kebanyakan orang, akan bernilai tinggi.
Tanpa harus menjelaskan lebih rinci, penanya faham. Dan, untuk membuat ide yang aneh, memiliki differensiasi tinggi dibanding yang lain, bukan bisa dilakukan orang yang baru kemarin sore. Perlu diasah berkali-kali untuk membuktikan bahwa idenya beyond. Selain itu, perlu keberanian untuk mengungkapkan, serta mewujudkan, bahwa idenya “killer”. Kalau Anda ragu menyampaikan ide, lupakan currency (mata uang) Anda. Dan, ide yang sukses, adalah yang juga dibuktikan dengan karya bukti nyata. Bukan cuma dibenamkan dalam kepala sampai terlupa. ***
*) Penulis adalah penulis buku "Mantra Justru" dan pendiri Padepokan ASA @Wedomartani
(mdk/war)