Jeritan hati puteri nurani raja terkunci
"Bagaimana mungkin ayah bisa menghilangkan perasaan terhadap anak-anaknya?" kata Puteri Sahar.
"Kami tidak akan menyerah tanpa berjuang meski kehilangan berat badan dan energi," tulis Puteri Sahar binti Raja Abdullah bin Abdul Aziz as-Saud dalam akun Twitternya Sabtu dua pekan lalu.
Sahar (42 tahun), Maha (41 tahun), Hala (39 tahun), dan Jawahir (38 tahun) kini tersekap atas perintah ayah mereka. Sahar bareng Jawahir ditawan dalam sebuah istana di Kota Jeddah. Sedangkan Maha dan Hala telah dipindahkan di lokasi belum diketahui.
Sejak Maret lalu pasokan makanan, minuman, dan air bagi Sahar bersama Jawahir dihentikan. Listrik juga sering dipadamkan. Sedangkan Maha dan Hala dalam kondisi sakit parah dan perlu segera ditangani dokter.
Namun layanan itu belum diterima Maha dan Hala dalam satu dasawarsa terakhir. Sahar sekaligus Jawahir juga bernasib serupa empat tahun belakangan.
Kamar ditempati Sahar dan Jawahir tidak nyaman. Mereka kerap merasa gerah karena penyejuk udara tidak berfungsi. Kepinding dan tikus juga terlihat di sana.
Empat bersaudara ini sudah ditawan sejak 2001. Setahun setelah ibu mereka, Puteri Alanud al-Fayiz kabur ke Ibu Kota London, Inggris, Raja Abdullah mulai menekan darah dagingnya.
Makanan dan minuman mereka dicampur dengan obat bius. Hubungan telepon dengan sang ibu dilarang. "Mereka telah merasa mendapat tekanan sebelum saya pergi," kata Alanud kepada surat kabar the New York Post bulan lalu. Ketika dia mengetahui saya telah lari, dia bersumpah membunuh anak-anak saya pelan-pelan."
Raja Abdullah sebenarnya sudah membujuk Alanud agar mau pulang. Dia berjanji bakal membatalkan perceraian dan membebaskan Sahar, Maha, Hala, dan Jawahir. "Saya tahu itu tidak benar, saya tidak bisa mempercayai dia," ujar Alanud. Dia menyebut istana tempat empat anak perempuannya disekap seperti kandang.
Alanud sudah mengadu ke pelbagai pihak, termasuk Dewan Hak Asasi perserikatan Bangsa-Bangsa dan Presiden Amerika Barack Hussein Obama baru-baru ini melawat ke Arab Saudi. Namun sampai sekarang tidak ada tanggapan.
Pengacaranya, Roland Duma, telah menyurati Raja Abdullah. Dia meminta bertemu untuk membahas persoalan keluarga ini baik-baik. Namun permintaan mantan menteri luar negeri Prancis itu ditolak.
Alanud geram dengan pemimpin dunia dan organisasi internasional membiarkan kasus itu berlarut. "Bagaimana mereka bisa membiarkan ini terjadi? Hanya karena seseorang dengan kekuasaan dan uang ingin ini terjadi? Ini benar-benar memalukan."
Bukan sekadar siksaan mental, mereka juga mendapat penganiayaan fisik, kadang oleh saudara tiri lelaki mereka. "Mereka masuk dan memukuli kami dengan tongkat," tutur Sahar. "Mereka berteriak kepada kami dan mengatakan kami akan mati di sini."
Meski situasi mereka hadapi begitu sulit, Sahar dan Jawahir bersumpah akan tetap bertahan hingga mereka berhasil bebas. Dia bersumpah menggugat Raja Abdullah dan putranya, Abdul Aziz serta Mutaib, ke pengadilan. "Kami hidup di tengah reruntuhan. Kalian mendengar istana padahal kami tidak merasa hidup dalam istana," kata Sahar.
Sahar menegaskan dia bersama tiga adiknya benar-benar disekap. Mereka tidak boleh bertin dak atas kemauan sendiri. Semua dikontrol oleh Raja Abdullah, Pangeran Mutaib, dan pangeran Abdul Aziz. "Tidak seorang pun peduli kondisi kami, baik itu anggota keluarga atau seseorang di luar keluarga kami," ujarnya.
Hanya cinta dan kasih sayang sang ibu membuat mereka mampu bertahan. "Bahkan jika mereka telah mengambil pasokan udara buat kami, kami tetap teguh dan kami belajar semua itu dan ibu kami," tutur Jawahir.
Dia mengakui hubungannya dengan sang ayah tidak berjalan normal dan baik. Dia mengaku tidak ingat hal-hal manis semasa kecil bersama ayahnya.
Sahar tidak habis pikir bagaimana ayahnya bisa begitu membenci anak-anaknya setelah bercerai dengan ibu mereka. "Saya tidak bisa memahami itu. Bagaimana mungkin ayah bisa menghilangkan perasaan terhadap anak-anaknya?" katanya.
Tapi itulah kenyataannya. Nurani Raja Abdullah terkunci meski hati keempat putrinya menjerit.
Baca juga:
Sikap jahiliyah Raja Abdullah
Aib istana nista raja
Ditawan ayah di Kota Jeddah
Politikus hina Islam, Saudi ancam beri sanksi pada Belanda
Pria Saudi kurung anaknya dalam koper sebab buat kebisingan
-
Kapan Saipul Jamil berangkat ke Arab Saudi? Saipul berangkat bersama kelompok terbang awal dari Indonesia. Ia sudah berada di Arab Saudi sejak beberapa hari yang lalu.
-
Kapan patung unta di Arab Saudi ditemukan? Sederet patung unta berukuran sesuai aslinya ditemukan pada 2018 lalu di Arab Saudi utara.
-
Di mana patung unta di Arab Saudi ditemukan? Sederet patung unta berukuran sesuai aslinya ditemukan pada 2018 lalu di Arab Saudi utara.
-
Kapan Timnas Indonesia main lawan Arab Saudi? Timnas Indonesia akan menghadapi Arab Saudi dalam laga pertama putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah, pada Jumat (6/9/2024) dini hari WIB.
-
Siapa kapten Timnas Arab Saudi? Kapten Tim Nasional Arab Saudi adalah Salem Al-Dawsari, sementara Asnawi Mangkualam menjabat sebagai kapten Timnas Indonesia.
-
Siapa yang menemukan gua prasejarah di Arab Saudi? Pusat Penelitian Australia untuk Evolusi Manusia (ARCHE) Universitas Griffith, bekerja sama dengan mitra internasional, membuat terobosan baru dari eksplorasi pengaturan bawah tanah, termasuk gua tabung dan lava, yang sebagian besar isinya merupakan reservoir (wadah menyimpan cairan) arkeologi yang belum dimanfaatkan di Arab.