Lama-lama menjadi atlet akan ditinggalkan
Kalau ingin olahraga itu bangkit kembali harus ada perhatian sarana dan prasarana
Tidak hanya cabang olahraga bulu tangkis, cabang olahraga lain kini juga kian menurun ketenarannya. Penurunan itu bukan lah tanpa sebab, selain karena pola regenerasi pembinaan atlet-atlet muda dinilai tidak mumpuni, soal dana, rupanya faktor kurang perhatian pemerintah terhadap para atlet dan mantan atlet berprestasi juga menjadi penyulut.
Banyak atlet-atlet juara dulu kini harus berjuang melawan kerasnya hidup. Padahal dulu mereka menjadi pahlawan dalam bidang olahraga yang pernah mengharumkan negeri ini di kancah Internasional. Jika ini terus dibiarkan bukan hal yang mengagetkan jika nantinya Indonesia hanya bakal menjadi penonton dan pecinta olahraga dengan atlet dari luar. Boleh dibilang tidak ada kebanggaan sebagai negara yang notabene memiliki banyak cabang olahraga.
"Ya pasti ya. Kalau saya melihat seperti itu," ujar Susi Susanti saat berbincang dengan merdeka.com melalui sambungan seluler kemarin. Susi bukan ingin mengadu lewat media, tapi jasanya sebagai atlet berprestasi hanya dibalas dengan tanda jasa. "Nah kalau seperti itu dan banyak contoh yang seperti itu kan orang jadi takut kan mas," katanya menjawab pertanyaan menjadi atlet itu ibarat pepatah habis manis sepah dibuang.
Berikut penuturan sang 'Ratu Superseries' dalam wawancara khusus selama 35 menit melalui sambungan seluler kepada Arbi Sumandoyo dari merdeka.com soal atlet bulu tangkis Indonesia.
Dengan tidak adanya perhatian dari pemerintah terhadap mantan atlet, bisa di bilang Indonesia bakal tertinggal dalam olahraga?
Ya pasti ya. Kalau saya melihat seperti itu. Sekarang contohnya begini saja, atlet-atlet itu yang mau ikut Sea Games mereka tidak mendapat izin dari sekolahnya atau kantornya karena mereka kan sambil kerja mas. Tidak dapat izin. Sekarang mereka mikir mau mewakili Indonesia atau bagaimana, ya mereka milih kerja mas. Kenapa? Mereka dapat uangnya dari kerja, pemerintah? oke kalau dia juara dapat uang Rp 100 juta. Memang uang segitu bisa untuk selamanya, jadi banyak banget yang seperti itu. Izin saja tidak diberikan sama perusahaannya dan banyak lagi contoh-contoh seperti itu. Sekarang milihnya, milih pekerjaannya dong. Karena yang menghidupi pekerjaannya itu. Memang agak sedikit complicated banget.
Agar tidak makin terpuruk, dalam hal ini pemerintah harus membenahi cabang-cabang olahraga?
Iyah. Betul-betul sekali. Karena memang yang bisa mengharumkan nama bangsa, mengibarkan bendera itu kan, satu saat kunjungan presiden, satu lagi lho ya karena prestasi olahraga. Sebetulnya prestasi-prestasi lain juga. Kalau dibilang kita nasionalis-nasiolnalis ya mas, kita sudah berbuat sesuatu tapi habis itu...
Boleh dibilang habis manis sepah dibuang?
Nah kalau seperti itu dan banyak contoh yang seperti itu kan orang jadi takut kan mas.
Takut berprestasi di bidang olahraga?
Nah betul. Mending cari yang pasti-pasti. Mereka akan memilih bidang yang lain. Lama-lama menjadi atlet olahraga akan makin ditinggalin, tidak ada yang minat.
Harapan anda terhadap pemerintah?
Ya harapan saya terhadap pemerintah, satu ya kalau ingin olahraga itu bangkit kembali harus ada perhatian sarana dan prasarana dan juga memberikan penghargaan kepada atlet yang pernah berprestasi karena dengan itu akan banyak membawa dampak yang luar biasa pada generasi selanjutnya. Oke, mungkin, saya ingin seperti Taufik Hidayat, kenapa, mungkin karena dia dapat pensiun, dapat apa. Itukan sesuatu yang apa ya, menjadi panutan karena menjadi orang yang sukses.
Bukan hanya panutan tapi juga dalam kehidupannya. Dan juga kepada generasi muda saya selalu mengatakan, mengimbau untuk bisa berprestasi semasih muda kalau memang mereka punya bakat di bulu tangkis, mereka berlatih dengan serius untuk mencapai prestasinya. Bukan hanya prestasi untuk dirinya sendiri, tapi untuk keluarga dan bisa mengharumkan nama negara di mata dunia. Saya selalu mengatakan seperti itu kepada generasi muda.
Apa pesan anda untuk Menpora?
Ya saya selalu setiap pergantian menteri selalu mengatakan, perhatian yang seperti apa sih. Perhatian secara global terhadap pembinaan seluruh cabang olahraga di Indonesia dan khususnya ya, atlet-atlet yang sudah berprestasi bukan hanya atlet yang saat ini. Karena dengan memberikan perhatian terhadap atlet-atlet merupakan satu contoh memberikan penghargaan yang nantinya akan membuka peluang untuk semua generasi mencintai olahraga dan itu akan membawa sesuatu untuk mengembalikan lagi kejayaan Indonesia. Kita berharap pemerintah lebih perhatian.
-
Kapan Sapi Sonok tampil di acara khusus? Pelaksanaan Sapi Sonok diiringi tetabuhan berupa musik tradisional serupa saronen. Di sepanjang jalan yang dilalui, kaki sapi sonok berjalan mengikuti irama saronen. Para penabuh alat musik tradisional pun menari rancak dan membanggakan sapi yang dimilikinya.
-
Di mana Sumarna berjualan? Biasanya pembeli datang langsung ke rumahnya.
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Kapan Waduk Jatigede biasanya surut? Saat bulan Juli sampai Oktober volume air sudah tidak tampak, dan hanya menyisakan bagian dasar waduh yang sudah kering.
-
Kenapa Siti Purwanti meninggal? Diketahui bahwa mendiang Siti Purwanti telah lama menderita penyakit jantung dan gagal ginjal.
-
Kapan Sujadi memulai budidaya kepiting bakau? Sudah 30 tahun lamanya Sujadi, pria asal Desa Ori, Kecamatan Kuwarasan, Kebumen, menjadi pembudi daya ikan air tawar.
Baca juga:
Bulu tangkis kita terlena dengan kejayaan masa lalu
Pasukan Garuda jadi juara bulu tangkis di Lebanon
5 Pebulutangkis pria yang melelehkan hati wanita
Tommy Sugiarto dipecundangi pebulutangkis muda Jepang
Pebulutangkis nomor satu dunia asal Malaysia positif doping
Tontowi-Liliyana harus puas dengan perak di Asian Games 2014
Duet maut Hendra/Ahsan sukses bawa pulang emas Asian Games 2014