Mengapa Korea Utara meluncurkan roketnya
Tak lama setelah peluncuran itu, Korea Selatan dan Amerika Serikat segera membuka pembicaraan bilateral.
Ketika Korea Utara meluncurkan roket jarak jauhnya pada hari Minggu lalu (7/2), reaksi dan kecaman dunia langsung bermunculan. Tindakan yang dinilai provokatif ini segera membuat murka Seoul, Tokyo, Washington, Moskow termasuk Sekjen PBB yang menjuluki peluncuran itu sebagai tindakan yang tak bisa dimaafkan, tak bisa ditolerir dan provokasi besar-besaran.
Kemarahan itu sedikit banyak ada alasan politik dan hukumnya mengingat berbagai resolusi Dewan Keamanan PBB telah dikeluarkan untuk melarang pengembangan peluru kendali jarak jauh Korea Utara. Meski Korea Utara berdalih peluncuran roket itu hanya untuk kepentingan menempatkan satelit guna tujuan damai, tapi banyak negara melihatnya sebagai roket dengan dwi-teknologi yaitu aplikasi sipil dan militer.
Dengan timing peluncuran yang sangat buruk yaitu tepat hanya sebulan setelah uji coba nuklir keempat Korea Utara dan di tengah niat Dewan Keamanan memperberat sanksi sebagai respons atas uji coba nuklir itu, dunia bertanya-tanya apa motivasi dan penggerak sebenarnya Korea Utara melakukan peluncuran roket itu. Mungkinkah peluncuran roket itu sebagai pancingan mengenai kepastian rencana militer Washington dan Seoul terhadap Pyongyang?
Seperti kita tahu, tak lama setelah peluncuran itu, Korea Selatan dan Amerika Serikat segera membuka pembicaraan bilateral mengenai system pertahanan anti rudal yang dikenal sebagai THAAD (Terminal High- Altitude Area Defense) yang digembar gemborkan akan dipasang di Korea Selatan sejak setahun lalu yang telah memancing kemarahan China karena merasa sistem itu juga ditujukan kepadanya.
Para pengamat menilai bahwa THAAD tak hanya berdimensi persenjataan karena sistem itu juga akan makin mendekatkan Korea Selatan dan Jepang kepada sistem pertahanan dan strategi regional Amerika Serikat yang akan menyerupai blok militer menghadapi China. Kemungkinan tentang peluncuran roket itu sebagai pancingan beralasan karena selama ini Korea Utara meski dinilai sebagai negara dengan rejim yang unik, ia kemungkinan akan berpikir panjang untuk menggunakan senjata nuklirnya, dan karenanya tidak dianggap sebagai ancaman yang harus segera diatasi (immediate threat). Selain itu kapabilitas nuklirnya dinilai belum berubah dan belum mempunyai kapasitas mengembangkan rudal nuklir jarak jauh (antar benua).
Kemungkinan lain adalah bahwa Korea Utara menguji kesetiaan dan dukungan China kepadanya. Ketika Presiden China, Xi Jinping mengunjungi Seoul pada 3 Juli 2104 lalu, Presiden Korea Selatan, Park Geun-Hye membalasnya dengan kunjungan ke Beijing pada 3 September 2015. Kedua negara nampak berada dalam atmosfer dan level hubungan baru. Korea Selatan tak lupa memanfaatkan momentum itu untuk menyampaikan harapan agar China dapat mengendalikan nafsu penguasaan senjata nuklir Kim Jong-un.
Apa mau dikata, roket tetap diluncurkan oleh Korea Utara dan ini menimbulkan murka Korea Selatan kepada China karena menganggap Presiden Xi diam dan membisu saat Korea Selatan membutuhkan bantuannya. Sebaliknya Presiden Xi juga nampak dipermalukan dengan keputusan Korea Selatan untuk segera menerima sistem pertahanan Amerika Serikat. Tapi di atas itu semua, Korea Utara berhasil menunjukkan bahwa China setidaknya membiarkan Korea Utara melakukan peluncuran
roketnya.
Memang China jadi tampak kikuk akibat peluncuran roket itu. Setelah peluncuran, China menyatakan penyesalan namun pada saat yang sama juga menentang peningkatan sanksi bagi Korea Utara. Sebaliknya China juga mengekspresikan keprihatinan mendalam atas keputusan Korea Selatan untuk segera menerima pengerahan sistem pertahanan anti ridal Amerika Serikat dengan pernyataan bahwa setiap negara tidak boleh mengancam kepentingan keamanan negara lain manakala menjaga kepentingan keamanannya sendiri.
Tak cukup dengan pernyataan, China juga memanggil Duta Besar Korea Selatan di Beijing, Kim Jang Soo untuk memprotes perundingan antara Seoul dan Washington mengenai THAAD, dan supaya kelihatan berimbang juga memanggil Duta Besar Korea Utara, Ji jae-Ryong atas peluncuran roket itu. Situasi di Semenanjung Korea saat ini merupakan tantangan bagi negara-negara yang berkepentingan untuk dapat mengendalikan niat Korea Utara mengembangkan senjata nuklirnya namun di saat yang sama tidak memanfaatkannya untuk melebarkan pengaruh yang dapat makin memperuncing keadaan dan mengancam perdamaian di kawasan itu.
-
Di mana Korea Utara terletak? Korea Utara merupakan negara yang terletak di Asia Timur. Ibu kotanya bernama Pyongyang dan berseberangan dengan Korea Selatan.
-
Apa makna dari kata bijak Korea "가장 중요한 것은 지금 이 순간이다"? "가장 중요한 것은 지금 이 순간이다" - "Hal terpenting adalah saat ini."
-
Apa yang menjadi ancaman dunia dari Korea Utara? Berbagai pengembangan dan uji coba rudal nuklir yang dilakukan Korea Utara dipandang sebagai ancaman dunia.
-
Dimana lokasi dari kampung dengan bangunan khas Korea dan Jepang di Sumatera Barat? Di Payakumbuh juga ada kampung ala Korea dan Jepang di Lembah, Tarantang, Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra Barat. Bangunan khas ala Korea dan Jepang ada di tempat ini. Tempat ini sengaja dibuat dengan suasana persis seperti di negara asalnya. Nuansanya hampir sama persis, ditambah adanya pohon sakura dengan bunga yang berguguran bikin suasana mirip di Korea dan Jepang.
-
Di mana stroberi Korea biasanya ditanam? Korea mengaplikasikan teknologi pertanian modern dengan menggunakan sistem hidroponik dalam produksi stroberi. Perkebunan berada di dalam ruangan, melindungi tanaman dari hama dan pengaruh cuaca. Ini memberikan hasil berkualitas tinggi yang disukai banyak orang.
-
Apa rahasia sukses Korea Selatan menjadi negara maju? Pemimpin yang Punya Visi Usai perang saudara yang panjang, Pemimpin Korea Selatan memutuskan untuk lebih meningkatkan perekonomian melalui industrialisasi. Keputusan ini berbeda dengan pemimpin Korea Utara yang memfokuskan ekonomi untuk kepentingan militer.