Menyelingkuhi kitab suci
Kian banyak orang menyelewengkan fungsi dan peran kitab suci.
Semua agama mengajarkan kitab suci sebagai panduan menjalankan hidup. Mulai dari melek hingga mata tertutup. Dari lisan hingga perbuatan.
Seperti tercantum dalam Injil. Pegangan kaum Nasrani ini mewajibkan pengikut Yesus menyebarkan kasih sayang dan menghindari kekerasan.
Alquran yang diagungkan umat muslim sejagat juga tidak kalah menawan. Salah satu perintah Allah dalam kitab suci itu adalah salat lima waktu: subuh, zuhur, asar, maghrib, dan isya. Menurut Allah, salat bisa mencegah manusia dari perbuatan keji dan mungkar.
Taurat yang membimbing kalangan Yahudi mengharmakan minuman beralkohol dan makan daging babi. Semua itu tentu ada alasan kesehatan sekaligus mengandung kebaikan.
Sayangnya, kini banyak orang berselingkuh dengan kitab suci. Selingkuh di sini bukan dalam arti bermesraan atau mencintai ajaran di dalamnya. Yang terjadi malah mereka menyelewengkan fungsi dan peran kitab suci.
Barangkali banyak orang sudah jarang menyentuh apalagi membaca Alquran, Injil, atau Taurat. Bahkan, ironisnya, dua kitab suci malah dijadikan sebagai alat pencabut nyawa, seperti terjadi di Kota Halmstad, Provinsi Halland, Swedia. Seorang ibu di sana tega menggampar bayinya dengan Alquran hingga tewas, seperti dilansir surat kabar the Daily Mail awal bulan ini.
Insiden di Kota Cambridge, Inggris tidak kalah mengenaskan. pelakunya juga seorang ibu. Dia menyumpal mulut anaknya dengan Injil hingga darah dagingnya itu dijemput malaikat maut.
Di Indonesia juga memalukan. Komisi Pemberantasan Korupsi berhasil menemukan korupsi pengadaan Alquran di Kementerian Agama. Bahkan, pelakunya ayah dan anak, yakni Zulkarnaen Djabar dan Dendi Prasetya.
Beginilah akibatnya kalau menyelingkuhi kitab suci.