Otak di balik pengubahan naskah 'Sumpah Pemuda'
Anak-anak muda yang berkumpul di Batavia pada 1928 tidak pernah bersumpah, kata sejarawan. Lalu Muhammad Yamin merancang penyisipan kata 'sumpah' setelah Indonesia merdeka.
Minggu 28 Oktober 1928, ratusan pemuda berkumpul di Gedung Oost-Java Bioscoop, Batavia. Sejarah mencatat, di tempat ini lah dibacakan naskah Sumpah Pemuda, sebuah ikhtiar yang lahir untuk memperkuat persatuan dan kesatuan para pemuda dari berbagai daerah. Konges Pemuda II inilah diyakini sebagai benih awal cita-cita berdirinya negara Indonesia.
Awalnya pertemuan itu disebut 'Kerapatan Pemuda II' yang sebenarnya merupakan kelanjutan dari Kerapatan Pemuda I pada awal Mei 1926. Namun, karena belum menemukan kesepakatan, direncakan adanya kongres yang kedua.
-
Kenapa Sumpah Pemuda menjadi momentum penting dalam sejarah Indonesia? Sumpah Pemuda memiliki makna penting dalam sejarah Indonesia. Sebab menjadi momentum penyatuan para pemuda dari berbagai etnis dan latar belakang untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia.
-
Bagaimana peran Sumpah Pemuda dalam perjalanan kemerdekaan Indonesia? Sumpah pemuda menjadi salah satu peristiwa sejarah penting dalam perjalanan kemerdekaan Indonesia. Kata-kata Hari Sumpah Pemuda bisa dibagikan kepada sahabat dan orang-orang terdekat.
-
Apa makna mendalam yang terkandung dalam Sumpah Pemuda bagi pergerakan bangsa Indonesia sebelum merdeka? Bukan hanya perkara tulisan dan ikrar belaka, Sumpah Pemuda mengandung makna yang mendalam bagi pergerakan bangsa Indonesia di masa sebelum kemerdekaan.
-
Siapa yang menggagas Sumpah Pemuda? Peristiwa yang terjadi pada 28 Oktober 1928 ini digagas oleh golongan pemuda yang ingin menyatakan janji persatuan. Hari Sumpah Pemuda bukan sekedar peringatan akan sejarah masa lalu. Tetapi diharapkan dapat membangkitkan semangat juang para pemuda masa kini, untuk melanjutkan cita-cita bangsa Indonesia.
-
Kapan para pemuda menculik Sukarno? Tanggal 16 Agustus, Pukul 03.00 WIB, Para Pemuda Menculik Sukarno di Rumahnya Untuk mengelabui Jepang, Sukarno disuruh mengenakan seragam tentara PETA.
-
Apa yang dilambangkan oleh Sumpah Pemuda? Sumpah Pemuda bukan sekadar teks sejarah, tetapi seperti kepalan tangan berlumuran darah. Meski merasa sakit, tetap banggalah mengatakan 'saya Indonesia'. Selamat hari Sumpah Pemuda. Semoga semangat juang para pemuda 92 tahun lalu tidak akan pernah lekang oleh waktu.
Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang dipimpin oleh Ketua PPPI Sugondo Djojopuspito. PPPI merupakan organisasi pemuda ini beranggota pelajar dari seluruh Indonesia.
Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat yang sudah dimulai sejak Sabtu, 27 Oktober 1928 di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Baru kemudian setelah rapat ketiga ini dibacakan sumpah oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Mohamad Yamin.
Sejarawan Anhar Gonggong mengatakan, istilah Sumpah Pemuda sendiri tidak muncul dalam putusan kongres tersebut, melainkan diberikan setelahnya oleh Yamin kepada Soegondo. "Ik heb een eleganter formulering voor de resolutie" (Saya mempunyai suatu formulasi yang lebih elegan untuk keputusan Kongres ini). Itulah kata yang dibisikan Yamin kepada Soegondo kala itu. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Pemuda.
"Sumpah Pemuda tidak ditetapkan. Awalnya dibacakan oleh Yamin. Istilah Sumpah Pemuda dari Yamin. Isinya dari semua dan menjadi keputusan yang hadir waktu itu," kata Ahnar ketika dihubungi merdeka.com pekan lalu.
Anhar mengatakan embel-embel Sumpah Pemuda diberikan Yamin untuk melahirkan kesan heroik di tengah perjuangan Indonesia merebut kemerdekaan. Kesan heroik ini dibuat untuk menandakan adanya suatu kebangkitan para pemuda yang hadir pada waktu itu.
"Yamin gunakan istilah yang heroik ya wajar saja, bukan hal istimewa. Melawan kolonial waktu itu kan mesti ada hal yang digunakan, misalnya dengan kata-kata heroik," tegas Anhar.
Kongres II tersebut dihadiri oleh berbagai wakil organisasi kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, Jong Betawi dan sebagainya. Selain pemuda ini, juga sudah ikut pengamat dari pemuda tiong hoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan Tjoi Djien Kwie.
Periset budaya Melayu, Tengku Muhammad Dhani Iqbal mengatakan keberatan sebelum keputusan dalam rapat terakhir itu ada dalam aspek bahasa. Yamin tidak setuju adanya kata 'Bahasa Indonesia' sebagai bahasa pemersatu melainkan Bahasa Melayu. Namun, entah mengapa Yamin sendiri akhirnya setuju dan menyerahkan secarik kertas kepada Soegondo.
"Tahun 1926 Yamin masih membela Bahasa Melayu. Dia mengatakan tidak ada Bahasa Indonesia hanya ada Bahasa Melayu. Tapi kemudian diubah ya dia yang bikin-bikin," jelasnya.
Namun fakta lahirnya Sumpah Pemuda di Kongres II ini ini dibantah keras oleh Dhani. Menurut dia, Kongres II ini tidak pernah melahirkan sebuah sumpah sebagaimana yang dicatat dalam sejarah masa kini. Meski melahirkan kesepakatan, namun tidak bisa disebut sumpah.
komik sumpah pemuda (c) 2013 Merdeka.com/Istimewa
"Tapi anak muda itu, mereka enggak pernah bersumpah. Mereka membuat kerapatan dan menghasilkan kesepakatan. Intinya mereka tidak pernah bersumpah," kata Dhani ketika berbincang dengan merdeka.com di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan.
Menurut Dhani, para peserta rapat kala itu hanyalah anak muda yang merasa prihatin dengan situasi bangsa, termasuk daerah asal masing-masing. Dia mengatakan, meskipun membawakan nama daerah, mereka bukanlah utusan dari masing-masing.
"(Sastrawan) Taufik Abdullah mengatakan tidak ada artinya itu kerapatan. Itu anak-anak sekolah yang berkumpul saat itu saja. Nah kalau dibuat monumenisasi yang dipelintir sebagai sumpah pemuda sangat tidak tepat," bebernya.
Hal yang sama, lanjut dia, mengatakan Kongres II dengan Sumpah Pemuda-nya sebagai cikal bakal pergerakan merebut kemerdekaan sangatlah tidak tepat. "Buktinya apa, Soekarno tidak merasa penting untuk ikut. Mereka tidak bisa disebut sebagai perwakilan daerah saat itu," urai Dhani.
Baca juga:
Sumpah Pemuda, Istana buat acara seni budaya yang terbuka untuk umum
Hari Sumpah Pemuda, Presiden Jokowi undang penari Gandrung ke Istana
Upacara peringatan Sumpah Pemuda di Ndalem Pojok Bung Karno
Sumpah Pemuda, Ketua DPR minta pemuda bersatu tangani kabut asap
Upacara Sumpah Pemuda, napi diingatkan bukan sampah masyarakat
Bangga anak fasih Inggris padahal terbata-bata berbahasa Indonesia