Reshuffle Sebentar Lagi?
Jokowi heran atas kinerja para menterinya yang masih biasa-biasa saja dalam atasi Pandemi Covid-19.
Dahi Presiden Joko Widodo mengernyit. Suaranya mulai meninggi. Tampak rasa jengkel dari kerut wajahnya. Berdiri bicara di hadapan para menteri dalam rapat Kabinet 18 Juni 2020, presiden menyoroti hasil kerja beberapa anak buahnya. Ucapan reshuffle pun keluar. Situasi semakin tegang.
Para menteri hanya terdiam. Tatapan mereka ke arah presiden. Sorotan paling pedas diarahkan untuk Menteri Kesehatan Terawan. Jokowi merasa Terawan bekerja belum maksimal. Penyerapan kementerian kesehatan masih kecil. 1,53 persen.
-
Kapan reshuffle kabinet menteri dan wakil menteri dilakukan? Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle menteri dan wakil menteri Senin (17/7) hari ini.
-
Apa yang sedang dilakukan Prabowo terkait susunan kabinet? Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, membenarkan bahwa sampai saat ini Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin belum pernah diundang saat menbahas susunan kabinet. Sebab, Dasco menegaskan, untuk menyusun kabinet merupakan hak prerogatif Presiden terpilih Prabowo Subianto. "Jadi memang yang namanya susunan menteri itu sebagai hak prerogatif presiden terpilih yang melakukan simulasi-simulasi," kata Dasco, saat diwawancarai di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Sabtu, (14/9).
-
Bagaimana Prabowo dinilai akan meneruskan pemerintahan Jokowi? Sebagai menteri Presiden Jokowi, Prabowo kerap ikut rapat. Sehingga, Prabowo dinilai tinggal meneruskan pemerintahan Presiden Jokowi-Ma'rufA Amin.
-
Kapan pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden? Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024-2029 pada 20 Oktober mendatang.
-
Apa tanggapan Jokowi soal rencana Prabowo menambah jumlah Kementerian? Jokowi mengaku tak memberi masukan kepada Prabowo soal penambahan kementerian.
-
Kapan Prabowo dikabarkan akan menambah jumlah Kementerian? Presiden terpilih Prabowo Subianto dikabarkan akan menambah jumlah kementerian lembaga menjadi 40.
Kemudian dua sektor disoroti Jokowi, yakni kementerian sosial dan perekonomian. Untuk Kementerian Sosial, presiden mendorong agar bantuan diberikan lebih maksimal lagi. Sedangkan masalah perekonomian, banyak keresahan diungkapkan.
Jokowi heran atas kinerja para menterinya yang masih biasa-biasa saja dalam atasi Pandemi Covid-19. Padahal, Bank Dunia (World Bank) memproyeksi ekonomi global minus 5,2 persen tahun ini. Tak hanya itu, Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) turut memprediksi ekonomi global bisa minus lebih dari 5 persen. Tepatnya, ekonomi dunia diproyeksi terkontraksi hingga 6 persen-7,6 persen.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko merasa bahwa ucapan reshuffle di hadapan para menteri merupakan pecutan. Jokowi ingin anak buahnya bekerja lebih maksimal dalam suasana krisis seperti ini.
Harus diakui Moeldoko bahwa persoalan kesehatan memang jadi sorotan. Ada beberapa persoalan yang memerlukan komunikasi. Terutama sinergi antara BPJS, Pemda dan menteri kesehatan.
Kemudian, persoalan pendataan para tenaga medis. Ini tidak boleh salah sasaran. Terakhir terkait regulasi yang lama. Regulasi seperti itu seharusnya tidak digunakan saat kondisi tidak normal seperti ini. Perlu diambil langkah perbaikan.
"Hal-hal seperti ini akan jadi penghambat menteri bekerja. Tapi sekali lagi persoalannya bagaimana cara-cara baru untuk siasati perlu dilakukan," kata Moeldoko kepada merdeka.com, Rabu pekan lalu.
Presiden Joko Widodo memang secara khusus meminta agar Menkes Terawan Agus Putranto tidak membuat prosedur yang bertele-tele untuk pelayanan kesehatan terkait Covid-19. Terawan diminta untuk menyederhanakan aturan. Sehingga masyarakat tidak dirugikan.
"Prosedur di Kemenkes jangan sampai bertele-tele, kalau aturan di Permennya terlalu berbelit-berbelit ya disederhanakan," kata Jokowi dalam rapat terbatas terkait percepatan penanganan dampak pandemik Covid-19 di Istana Merdeka, Jakarta Pusat pada Senin, 29 Juni 2020.
Terawan juga diminta segera mempercepat prosedur pembayaran klaim rumah sakit. Hingga tenaga medis yang belum diberikan insentif. Tidak perlu menunggu lama.
Di tengah panas isu reshuffle, Terawan justru berkunjung ke kampung halaman Jokowi di Solo. Mengunjungi beberapa sejumlah rumah sakit. Bahkan Terawan menyambangi warung Ayam Goreng Mbah Karto Timbel di Sukoharjo yang merupakan salah satu tempat makan favorit keluarga Jokowi.
Terawan enggan berkomentar terkait kabar reshuffle. Dengan wajah yang tertutup masker, terdengar hanya suara tertawa kecil dari dirinya. Kemudian dia langsung masuk ke dalam mobil.
Dia sempat menjelaskan kedatangannya hari ini di Sukoharjo. Kegiatan dilakukan menyerahkan penghargaan dan santunan dari Presiden Joko Widodo kepada keluarga tenaga kesehatan yang meninggal akibat Covid-19.
"Kita menyerahkan penghargaan dan santunan kepada para pahlawan Indonesia yang telah gugur merelakan jiwa raganya. Sehingga beliau-beliau memang layak mendapatkan kepahlawanannya itu dihargai oleh negara," ujar Terawan.
Hak Prerogatif Presiden
Pengamat Politik Muradi melihat bahwa wacana reshuffle disampaikan Presiden Jokowi kemungkinan besar bakal terjadi. Rasa jengkel dalam pidato di rapat kabinet, menunjukkan kode keras akan terjadi beberapa pergantian dan pergeseran. Prediksi pergantian paling kentara akan terjadi pada menteri kesehatan.
Guru Besar Ilmu Politik Universitas Padjajaran itu memprediksi ada empat sampai delapan menteri bakal diganti maupun bergeser. Selain kesehatan, dia menyoroti tentang kinerja kementerian keuangan, kementerian sosial, kementerian perdagangan dan kementerian pariwisata.
Pergeseran kemungkinan akan terjadi antara Menteri Keuangan Sri Mulyani dengan Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto. Sri Mulyani diprediksi akan naik sebagai Menko Perekonomian. Sedangkan Airlangga bergeser ke posisi di luar perekonomian.
"Ini diprediksi akan terjadi pergeseran. Sri Mulyani dengan gaya akademik memang agak kaku dalam menerapkan kebijakan. Tentu bukan gaya ini berbeda dengan Presiden Jokowi," kata Muradi kepada merdeka.com.
Sedangkan beberapa kementerian lain akan terjadi pergantian. Kemungkinan terjadi kementerian perdagangan dan pariwisata. Kedua menteri itu dirasa belum menunjukkan kinerja yang diharapkan presiden dan masyarakat sejauh ini.
"Menteri pariwisata hanya menjadi penyelenggara acara (event organizer/EO) selama ini. Jangan merendahkan pekerjaan seperti itu seharusnya," ucap dia.
Direktur Charta Politica, Yunarto Wijaya, merasa sikap jengkel Presiden Jokowi kepada para menteri bisa jadi reshuffle kabinet memang sudah diputuskan. Lalu video itu merupakan upaya prakondisi. Agar publik tak kaget ketika kemudian reshuffle dilakukan.
"Sehingga kemudian partai-partai juga bargaining position-nya menjadi di bawah ya ketika melihat seorang Jokowi marah. Termasuk menteri-menteri. Sehingga video kemarin memang sebuah prakondisi yang sangat baik kalau mau diarahkan menuju ke keputusan mengenai reshuffle," ujar Yunarto.
Dalam pandangan dia, pernyataan reshuffle yang sudah diucapkan tersebut juga merupakan ujian bagi reputasi Jokowi ke depan. Sebab, pernyataan itu sukses menarik perhatian publik ke istana. Karena itu, dalam pandangan dia, terlalu berisiko jika pernyataan itu dilontarkan semata-mata untuk mencubit menteri.
"Gimmick-nya terlalu ekstrem ketika Jokowi sampai marah, kalau hanya dalam konteks upaya mencubit. Karena sekarang publik kemudian betul-betul nengok, melirik, dan mengawasi, dan memerhatikan kerja kabinet pasca kemarin Jokowi (marah)," ungkap dia.
Baik Muradi maupun Yunarto, mereka memprediksi bahwa reshuffle dalam waktu dekat. Lebih kurang sebelum Presiden Jokowi hadir di DPR pidato nota keuangan pada 16 Agustus 2020.
Banyak prediksi muncul terkait wacana reshuffle. Bagi Moeldoko, maraknya isu di luar terkait bongkar pasang nama menteri, dianggap hanya kerjaan seorang peramal.
Memang para peramal, kata dia, akan muncul ketika membahas soal reshuffle kabinet Indonesia Maju. Padahal, itu adalah otoritas presiden. "Sekarang ini banyak para peramal di luar dan muncul peramal-peramal baru biasa," kata Moeldoko.
Padahal, marahnya Jokowi saat sidang kabinet merupakan dorongan untuk para menteri agar lebih memunculkan energi baru. Sebab dalam situasi pandemi, kinerja pembantu presiden perlu ditingkatkan.
"Karena Covid ini cukup lama menguras energi maka diperlukan suntikan suntikan agar terbangun energi energi baru yang positif, perlu boosting, itu seni dari sebuah kepemimpinan lah," ucap dia.
Walaupun tidak dipungkiri, Moeldoko menyebut harus ada pasukan cadangan. Sebagai mantan Panglima TNI, dia mengibaratkan situasi sekarang bak dunia militer. Sehingga ada tiga kunci sukses.
Pertama, Moeldoko menjelaskan, pemimpin harus hadir di tengah masyarakat saat situasi sulit. Kedua, dalam militer itu pemimpin menyerahkan seluruh senjata bantuan yang dimiliki. Senjata bantuan dalan konteks sekarang ialah bantuan sosial.
Terakhir soal pasukan cadangan. Moeldoko mengatakan, pasukan cadangan akan dikerahkan bila situasi sudah tidak sanggup ditangani. "Soal pasukan cadangan, mengerahkan pasukan cadangan itu semaksimal mungkin jangan sampai terjadi, kalau itu sudah dilakukan berarti ada sesuatu yang perlu di-recovery," ucap dia.
(mdk/ang)