Sokongan dunia Islam buat Palestina palsu
Mahmud Zahar menyayangkan Presiden Yudhoyono pernah berpikir buat membina hubungan diplomatik dengan Israel.
Kalau mau jujur, tinggal Palestina satu-satunya negara peserta Konferensi Asia Afrika 1955 digagas oleh Indonesia yang belum merdeka. Sebab itu, wajar saja pemimpin senior Hamas di Jalur Gaza, Mahmud Zahar, tidak mempercayai sokongan dari negara-negara muslim buat perjuangan Palestina.
"Sampai saat ini, kami tidak percaya dengan dunia Islam, termasuk Indonesia," Zahar menegaskan. Alasannya, Hingga kini saja negara-negara muslim tidak mengakui hasil pemilihan umum Januari 2006. Sampai sekarang mereka juga masih mengakui Abu Mazin sebagai presiden sah meski jabatannya sudah harus berakhir 2009.
Berikut penjelasan Zahar saat ditemui Faisal Assegaf dari merdeka.com di rumahnya di Kota Gaza akhir bulan lalu:
Menurut Anda, apakah berdirinya negara Palestina dengan wilayah mencakup Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Israel saat ini sebuah mimpi?
Setiap hal baik bukanlah mimpi. Kami memang bermimpi buat membebaskan Yerusalem. (Mahmud Zahar lantas mengutip sebuah ayat dalam surat Al-Isra). Siapa saja memasuki Masjid Al-Aqsha berarti menguasai ibu kota (Yerusalem). Siapa saja menguasai ibu kota berarti mengontrol semua wilayah.
Kami tidak bermimpi, tapi kami memiliki harapan dan kami harus mencapai harapan baik itu.
Jika ada deklarasi kemerdekaan unilateral, apakah itu bisa menguji kejujuran dukungan dari negara-negara muslim terhadap perjuangan Palestina?
Sampai saat ini, kami tidak percaya dengan dunia Islam, termasuk Indonesia. Hingga kini saja mereka tidak mengakui hasil pemilihan umum Januari 2006. Sampai sekarang mereka juga masih mengakui Abu Mazin sebagai presiden sah meski jabatannya sudah harus berakhir 2009. (Mahmud Zahar batuk sekali).
Abu Ammar (Yasser Arafat) juga menjadi Presiden Otoritas Palestina dengan satu pemilihan umum dari 1996 hingga 2006.
Situasi politik internasional saat ini, termasuk di dunia Arab dan negara-negara muslim, tidak menyokong perjuangan Hamas. Musim Semi Arab memang memberikan pengaruh bagus buat kami, namun mereka masih sibuk dengan urusan dalam negeri masing-masing.
Saya pikir kami memerlukan paling tidak dua tahun untuk melihat perubahan politik yang mendukung perjuangan Palestina. Kami harus menunggu.
Apakah Indonesia bisa berperan penting untuk mendamaikan Hamas dan Fatah?
Rekonsiliasi sudah ditutup karena kami telah mencapai kesepakatan. Kami sudah membahas semua komponen. Tapi Fatah tidak ingin berdamai. Mereka tidak ingin menerapkan isi perjanjian dengan kami. Mereka siap menjalani permainan sangat kotor atas bantuan semua pihak. Ini sesuai kepentingan Amerika dan Israel.
(Seorang cucu perempuan Mahmud Zahar baru pulang sekolah. Dia mendekat lantas mencium pipi kanan dan kiri kakeknya itu).
Menurut Anda, pemimpin Indonesia tidak perhatian terhadap persoalan dunia Islam?
Ya. Ketika saya berkunjung ke Jakarta pada 2007, seseorang mengatakan kepada saya, presiden Indonesia (Susilo Bambang Yudhoyono) ingin membina hubungan diplomatik dengan Israel.
Saya langsung tanyakan kepada dia. Dia bilang kami memikirkan soal itu untuk membantu Anda (Palestina), menjadi mediator antara Palestina dan israel.
Saya katakan itu tidak menolong Anda. Anda (Indonesia) bakal kehilangan dukungan dari negara-negara muslim. Anda juga akan kehilangan sokongan dari rakyat Palestina.
Contohnya, Yordania dan Mesir. Mereka memiliki hubungan baik dengan Israel, tapi itu sama sekali tidak menolong bangsa Palestina. Jika negara-negara muslim memperbaiki hubungan dengan Israel, itu bakal menjadi kemenangan buat Israel dan sebaliknya bencana buat Palestina.