Tiga Hari Krusial Mudik di Tol Trans Jawa
Sudah dua tahun Dian sekeluarga tidak mudik ke Tuban, Jawa Timur. Gara-gara larangan pemerintah terkait pandemi Covid-19. Lebaran kali ini, Dian memutuskan mudik.
Sudah dua tahun Dian sekeluarga tidak mudik ke Tuban, Jawa Timur. Gara-gara larangan pemerintah terkait pandemi Covid-19. Lebaran kali ini, Dian memutuskan mudik.
Sebagai pekerja swasta, Dian punya waktu fleksibel. Saat pemerintah memutuskan cuti bersama mulai tanggal 29 April hingga 6 Mei, puncak mudik diperkirakan jatuh pada 28, 29, dan 30 April. Dian pun mengantisipasinya dengan mudik lebih awal.
-
Apa pengertian dari Makmum Masbuk? Makmum masbuk adalah makmum yang terlambat datang saat shalat berjamaah. Artinya, mereka bergabung dengan shalat berjamaah setelah imam sudah memulai shalat.
-
Kapan puncak arus mudik diperkirakan terjadi? "Kemudian dari data yang kami dapatkan sampai sejauh ini puncak arus mudik diperkirakan akan terjadi pada H-4 Lebaran, ada sekitar 125 ribu penumpang kereta api saat ini yang sudah membeli di H-4 tersebut," katanya seperti dilansir dari Antara.
-
Apa itu Mancik-Mancik? Mancik-Mancik dalam bahasa Indonesia artinya petak umpet. Sedangkan Mancik dalam bahasa Minang diartikan sebagai Tikus.
-
Mengapa arus mudik di Pelabuhan Merak mengalami peningkatan? Lisye menyebut pemudik yang meninggalkan Jabodetabek mengarah ke Merak telah mengalami peningkatan sebesar 2,35% dari lalin normal.
-
Kenapa Danis Murib ditembak mati? Komando Operasi Gabungan Wilayah (Kogabwilhan) III di Distrik Bibida Kabupaten Paniai menembak mati seorang desertir TNI karena tergabung dalam Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Berangkat dari kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada Senin (25/4) pukul 06.00 WIB, Dian sudah tiba di rumah orang tuanya di Bangilan, Tuban pada pukul 16.00 WIB. Sepanjang jalan, terutama di Tol Trans Jawa, lalu lintas cukup lancar. Mobil yang dia kemudikan bisa dipacu di atas 100 km/jam.
"Saya keluar di pintu tol Ngawi, banyak kendaraan pelat B dan F. Sepertinya sudah banyak yang mudik lebih awal juga," ujarnya kepada merdeka.com, Selasa (26/4).
Keputusan Dian mudik lebih awal ini sejalan dengan imbauan Presiden Jokowi. Pemerintah memperkirakan puncak arus mudik Idulfitri 2022 akan berlangsung pada tanggal 28-30 April. Jokowi menyebut bakal ada 23 juta mobil dan 17 juta sepeda motor selama arus mudik dan kemacetan tidak bisa dihindari pada puncak arus mudik.
"Diperkirakan akan terjadi kemacetan parah. Oleh karena itu, saya ajak masyarakat menghindari puncak arus mudik 28, 29, 30 April 2022," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, seperti disiarkan melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Senin (18/4).
Jokowi meminta masyarakat memperhatikan imbauan mudik lebih awal. Dia juga meminta kepada pihak-pihak terkait agar mengoptimalkan fasilitas umum di jalur mudik dan rekayasa lalu lintas.
"Sehingga saya peringatkan, untuk manajemen lalu lintas, dan manajemen traffic-nya ini betul-betul disiapkan. Karena yang saya takutkan di tanggal 28, 29, dan 30 April ini akan macet total," kata Jokowi.
Kapasitas Tol Trans Jawa
Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi mengungkapkan, berdasarkan hasil survei Badan Litbang Kementerian Perhubungan, diperkirakan mayarakat yang akan mudik melewati Jalan Tol Trans Jawa sebanyak 8,3 juta orang.
Membentang dari Merak, Banten hingga Probolinggo, Jawa Timur, tol Trans Jawa memiliki panjang total 1.056,38 KM. Budi menyebut, potensi kemacetan di jalan tol Trans Jawa akan dimulai dari titik pertemuan lalu lintas akibat kepadatan di sekitar proyek kereta cepat di ruas Jakarta-Cikampek di KM 3+800 A.
Kepadatan juga akan terjadi saat pertemuan kendaraan di simpang susun Cikunir dari arah tol dalam kota dan tol JORR. Berlanjut pada antrean kendaraan saat transaksi di Gerbang Tol Cikunir 2,4,6,8, Gerbang Tol Kalihurip Utama, Gerbang Tol Ciawi 2, dan simpang susun Pasteur.
Titik kepadatan untuk arus mudik keluar Jakarta, lanjut Budi, akan terjadi di Tol Jakarta-Cikampek KM 20+900, KM 48+000, KM 70+000, Gerbang Tol Cikampek Utama, dan Rest Area KM 57A.
Terjadi juga di gerbang tol (GT) Kalikangkung, GT Banyumanik, GT Bawen, GT Colomadu, GT Waru Gunung, GT Kejapanan Utama, hingga GT Singosari.
Untuk rest area, kepadatan diprediksi terjadi di TIP (tempat istirahat dan pelayanan) KM 207A, TIP 379A, TIP 424B, KM 754A, dan KM 753B.
"Jam rawan terjadi kemacetan diperkirakan terjadi pukul 07.00 sampai dengan pukul 10.00 WIB," ujarnya kepada merdeka.com.
Budi menambahkan, kapasitas jalan tol Trans Jawa dalam kondisi normal adalah 5.819 mobil/jam. Sedangkan saat penerapan sistem satu arah, kepadatan diperkirakan mencapai 18.621 mobil/jam.
Untuk mengurai kemacetan, akan dilakukan manajemen dan rekayasa lalu lintas berupa sistem ganjil genap, contra flow, one way dan manajemen rest area seperti pembatasan waktu pakir dan take away makanan yang dipesan.
Dalam catatan Kemenhub, saat pemerintah melarang mudik pada tahun 2020, terjadi penurunan volume lalu lintas di jalan tol yang keluar Jabodetabek sebesar (minus) -60,88% dibandingkan tahun 2019 yaitu dari 2,52 juta kendaraan menjadi 987 ribu kendaraan.
Sedangkan pada tahun 2021 terjadi peningkatan volume lalu lintas di jalan tol yang keluar Jabodetabek sebesar 44,28% dibandingkan tahun 2020 yaitu dari 987 ribu kendaraan menjadi 1,42 juta kendaraan selama pemantauan dari H-7 sampai dengan H+7.
Untuk perbandingan, Budi menjelaskan, arus kendaraan saat non mudik di bulan November 2021 dalam kondisi normal, tercatat sebesar 2,29 juta yang terpantau di GT Ciawi, GT Cikupa, GT Cikampek Utama dan GT Kalihurip Utama.
Budi menepis kemungkinan terjadi macet total seperti pada arus mudik 2016 di gerbang tol Brebes yang dikenal dengan 'Brexit'. Saat itu, kapasitas ruas jalan baik di jalan tol maupun di jalan non tol tidak dapat menampung volume lalu lintas yang meningkat disaat arus mudik lebaran.
"Pada tahun 2016 tol belum tersambung sepenuhnya, sehingga semua harus keluar di Brexit. Ditambah lagi tahun 2016 waktu libur semua berbarengan, baik PNS maupun pegawai swasta, sehingga semua menjadi membeludak pada waktu bersamaan," ujarnya.
Horor Tragedi Mudik Brexit 2016
Tahun 2016, saat tol Trans Jawa belum tersambung sepenuhnya, 17 orang pemudik meninggal dunia selama tiga hari macet total di Brebes pada 3-5 Juli 2016.
Saat itu, kemacetan terjadi mulai dari wilayah Babakan, Cirebon, Pejagan hingga Brebes Timur. Ratusan ribu kendaraan berhenti lebih dari 20 jam dengan panjang kemacetan mencapai lebih dari 20 KM.
Seperti dijelaskan Kemenhub, kemacetan Brexit saat itu merupakan kombinasi volume kendaraan yang tinggi dengan belum rampungnya sambungan Tol Trans Jawa Seksi III yang menghubungkan Brebes Timur dengan Tegal Timur ditambah padatnya pengendara yang melintas di jalan non tol. Kondisi itu juga diperparah dengan antrean kendaraan yang hendak mengisi BBM dekat gerbang tol Brebes Timur.
Kemacetan selama tiga hari itu akhirnya terurai setelah petugas pintu tol mendatangi mobil yang berhenti untuk transaksi pembayaran tol. Sementara rekayasa lalin dilakukan dengan mengalihkan kendaraan dari ruas Pejagan-Brebes Timur ke pintu Tol Cikopo lama.
Kemudian, kendaraan dari ruas Jakarta-Cikampek langsung diarahkan keluar ke jalur Pantura dengan menutup sementara ruas Cikopo-Cipali. Sedangkan kendaraan di jalur Palimanan-Kanci (Ciperna Kanci) diarahkan keluar Kanci untuk mengarah jalur arteri Pantura.
Petugas juga mengarahkan pengguna jalan yang akan melintas tol tersebut menggunakan jalur alternatif non tol melalui arah Ketanggungan, Jati Barang dan Slawi.
Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno yang dihubungi merdeka.com, mengatakan, peristiwa macet Brexit 2016 kecil kemungkinan terulang. Namun kepadatan di jalan tol masih tetap ada kemungkinan karena meningkatnya volume kendaraan yang melintas.
"Pemudik harus pandai pandai memilih waktu untuk perjalanan mudik," pesannya.
Djoko menambahkan, setiap arus mudik lebaran, titik kemacetan di tol Trans Jawa selalu terjadi di gerbang-gerbang tol dan tempat istirahat atau rest area. Untuk gerbang tol, pihak pengelola, selama arus mudik tahun ini melakukan rekayasa dengan memindahkan pembayaran di GT Kalikangkung.
Kepadatan di gerbang tol akan berkurang karena pada akhir tahun 2022, Kementerian PUPR melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) akan menerapkan Sistem Transaksi Tol Nontunai Nirsentuh Berbasis Multi Lane Free Flow (MLFF).
Sistem MLFF merupakan sistem pembayaran nontunai nirsentuh dalam melakukan transaksi pembayaran jalan tol di Indonesia. Cara kerja sistem transaksi ini menerapkan teknologi Global Navigation Satelite System (GNSS) pada aplikasi khusus jalan tol di smartphone. GPS, melalui satelit akan menentukan lokasi pengendara dan proses map-matching akan berjalan di central system.
Saat kendaraan keluar tol dan proses map-matching berakhir, sistem akan melakukan kalkulasi tarif. Dengan sistem ini, nantinya pengendara tidak perlu berhenti di gerbang tol sehingga dapat mempersingkat waktu tempuh.
Sementara untuk kemacetan di rest area, Djoko menyoroti desain dari lokasi rest area yang perlu dibenahi. Antrean masuk dan keluar kendaraan selalu menjadi penyebab kepadatan.
Djoko menyebut, desain rest area seharusnya dibagi dalam cukup dua kawasan saja. Kawasan blok untuk parkir, dan yang satunya untuk komersial. "Jadi pengendara parkir di zona parkir. Dan untuk menuju zona komersial orang harus jalan kaki," ujarnya.
Dia mencontohkan rest area di KM57 tol Jakarta-Cikampek yang berbentuk seperti kampung kecil. "Manuver parkir keluar masuk ini yang menghambat kendaraan-kendaraan yang dari luar masuk ke kawasan rest area," ujarnya.
"Lain halnya kalau melihat rest area KM 456. Di sana ada dua blok, satu untuk parkir, satu zona untuk gedung-gedung untuk pusat kegiatan. Sehingga dari tempat parkir ke kegiatan dia jalan kaki," imbuhnya.
Waspada Bottle Neck
Selain gerbang tol dan rest area, penyempitan jalur tol dari empat lajur menjadi dua lajur akan menimbulkan kepadatan selama arus mudik.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyebut ada enam titik bottle neck sepanjang jalur tol Trans Jawa yang berpotensi menjadi biang kemacetan.
Penyempitan lajur itu berada di ruas jalan tol Tangerang-Merak KM 26, Tol Jakarta-Cikampek mulai KM 48 sampai KM 50 ada perubahan 5 lajur menjadi 3 lajur. Kemudian di tol Cikampek KM 31 sampai KM 37 ada perubahan dari 4 lajur menjadi 3 lajur. Sedangkan KM 70 sampai KM 72 perubahan 3 lajur menjadi 2 lajur.
Sementara pada saat arus balik nanti arah Jakarta dan sebaliknya 6 lajur menjadi 3 lajur di KM 54 dari 5 lajur menjadi 3 lajur.
"Ini adalah potensi-potensi perlambatan dan juga potensi-potensi kemacetan yang harus kita urai," kata Kapolri.
Sigit meminta Korlantas mempersiapkan pelbagai macam strategi mengantisipasi dampak padatnya kendaraan saat arus mudik. "Mulai dari contra flow sampai one way," ujar dia.
Dia memprediksi puncak kemacetan arus mudik terjadi H-3 dan H-2 menjelang lebaran. Sedangkan, puncak arus balik terjadi pada H+4 dan H+5 setelah lebaran.
"H-1 tetap padat namun tentunya tidak sepadat di tanggal 29 dan 30. Dan nanti pada saat arus balik akan dimulai H+3 dan akan mencapai puncaknya di H+4 dan H+5 sehingga tentunya angka-angka ini dan tanggal-tanggal ini kita harus bekerja keras," jelas Kapolri.
(mdk/rnd)