Indonesia menarik minat Volkswagen dan Ford untuk berinvestasi dalam mobil listrik.
Volkswagen dan Ford Tertarik Investasi EV di Indonesia
Pabrikan Otomotif Terpikat oleh Kelimpahan Cadangan Nikel
Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemain utama dalam industri kendaraan listrik dunia karena cadangan nikel yang melimpah. Erick Thohir, Menteri BUMN, menjelaskan bahwa cadangan nikel Indonesia dapat digunakan sebagai modal kuat untuk mendukung program hilirisasi mineral. Selain itu, nikel tersebut dapat diolah menjadi bahan baku baterai kendaraan listrik yang menarik perhatian dunia.
"Erick mengungkapkan bahwa kita seharusnya merasa bangga dengan Indonesia yang menjadi salah satu pemain terbesar di dunia dalam industri nikel. Ia juga menyatakan bahwa kita patut berbangga dengan investasi yang dilakukan saat ini untuk ekosistem EV battery kita, yang menurutnya merupakan yang terdepan. Erick menyampaikan hal ini di Mandiri Corporate University, Jakarta, seperti yang dikutip pada Kamis (1/8/2024). Sektor hilirisasi ini juga berhasil menarik investasi dari China dan Korea Selatan. Selain itu, Volkswagen dan Ford juga menunjukkan minat mereka untuk berinvestasi di Indonesia dalam industri kendaraan listrik."
- Tak Tanggung-Tanggung, Volkswagen Bakal 8 Mobil Listrik di Tahun 2027
- Tanpa diduga, Ford menghentikan pengembangan kendaraan listrik
- Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Kerja Sama Industri Mobil Listrik di Indonesia
- Sudah Ikhlas Tesla Tak Investasi di Indonesia, Luhut: Kita Sudah Ada BYD, BYD Enggak Jelek
Menurut Erick, investasi dari China, Korea, Volkswagen, dan Ford Motor Company membuat situasi menjadi luar biasa di sini.
Namun, pria yang juga menjabat sebagai ketua Umum PSSI ini kemudian mengungkapkan bahwa tantangan yang dihadapi adalah kecakapan teknologi. Sebagai contoh, ia menunjukkan bahwa meskipun Honda membuat motor di Indonesia, SDM lokal belum mampu membuat karburatornya.
Menurut Erick, kita masih berkonsentrasi pada downstreaming daripada EV battery, meskipun kita belum memiliki teknologi baterai. Investasi kita masih berfokus pada perubahan dari tambang menjadi smelter, namun kita masih kekurangan pengetahuan teknologi.