Seberapa Penting Mobil Listrik dalam Perekonomian Indonesia
Pemerintah Indonesia semakin berkomitmen untuk mempercepat transisi menuju penggunaan kendaraan listrik (EV).
Pemerintah Indonesia semakin memperkuat komitmennya dalam transisi menuju kendaraan listrik (EV) sebagai bagian dari strategi nasional untuk menurunkan emisi karbon. Dalam kunjungannya ke gelaran GJAW 2024, Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan bahwa dukungan pemerintah terhadap industri kendaraan listrik yang berkembang pesat akan terus berlanjut.
"Makin lama makin banyak dan harganya semakin bersaing. Nah ini penting untuk mengurangi emisi karbon. Terutama Indonesia sudah berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon," ujar Airlangga akhir pekan kemarin di ICE, BSD, Tangerang, Banten.
Menko Airlangga juga menekankan bahwa pemerintah akan terus memberikan dukungan kepada industri otomotif, khususnya kendaraan listrik, melalui berbagai kebijakan, termasuk insentif Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah (PPN-BM) untuk kendaraan listrik.
Ia juga mengingatkan bahwa inovasi dari pelaku industri menjadi hal yang sangat penting. Menutup pernyataannya, Menko Airlangga menyampaikan optimisme mengenai masa depan industri otomotif berbasis listrik di Indonesia, "Nah karena otomotif kan berbasis kepada konsumen. Tapi dengan adanya pameran ini, saya lihat harganya sudah banyak yang bisa bersaing. Jadi cukup optimistis," pungkasnya.
Menko Airlangga memberikan teguran terkait pabrik, dan ini menjadi tanggapan dari BYD
Pada hari terakhir Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2024 yang berlangsung pada Minggu, 1 Desember 2024, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengunjungi pameran otomotif di ICE, BSD, Tangerang, Banten. Dalam kunjungan tersebut, ia didampingi oleh pengusaha Jusuf Hamka, Ketua I Gaikindo Jongkie D Sugiarto, dan Ketua III Gaikindo Rizwan Alamsjah. Mereka berkeliling mengunjungi berbagai booth peserta, termasuk booth BYD.
Di booth BYD, yang merupakan perusahaan otomotif asal China, Airlangga disambut oleh Liu Xueliang, General Manager BYD Asia Pacific Auto Sales Division, dan Eagle Zhao, Presiden Direktur PT BYD Motor Indonesia. Dalam pertemuan tersebut, Airlangga langsung menanyakan tentang kelanjutan pembangunan pabrik BYD di Indonesia. "Jadi buat pabrik atau tidak? Jangan hanya untuk dalam negeri, tapi juga harus ekspor. Kalau tidak ekspor, status special economic zones (Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK) untuk BYD akan saya cabut nih," tegas Airlangga kepada Liu Xueliang.