Kemajuan Teknologi Mobil Listrik China Bikin CEO Ford 'Gemetar'
Ford memang telah mengubah target atau strategi terkait produksi mobil listrik (EV)
Ford telah menyesuaikan strategi dan target terkait produksi mobil listrik (EV). Salah satu tindakan yang diambil oleh perusahaan asal Amerika Serikat ini adalah menunda peluncuran model ramah lingkungan yang baru.
Menurut laporan dari Carscoops, keputusan Ford ini berkaitan dengan pengalaman menarik yang dialami oleh para eksekutifnya setelah melakukan uji coba secara rahasia terhadap sebuah mobil listrik dari Tiongkok.
CEO Ford, Jim Farley, secara terbuka menyebut mobil listrik dari China sebagai ancaman terbesar dan menekankan kemajuan pesat yang telah dicapai. Sebelumnya, The Wall Street Journal melaporkan bahwa Farley dan CFO John Lawler telah melakukan uji coba SUV listrik dari Changan di China tahun lalu.
Pengalaman yang mereka alami cukup mengesankan, dan mereka mengakui bahwa teknologi mobil listrik China jauh lebih canggih daripada yang mereka duga.
"Jim, ini tidak seperti yang kita bayangkan sebelumnya," kata Lawler kepada Farley.
"Mereka lebih maju daripada kita." Pengakuan ini mencerminkan betapa cepatnya perkembangan industri EV di China, yang telah berhasil melampaui produsen otomotif dari Barat. Sementara itu, Ford telah lama beroperasi di China, dan pengakuan ini menjadi sinyal bagi perusahaan untuk mempercepat upaya dalam pengembangan mobil listrik.
Minat untuk Berinvestasi dalam Kendaraan Listrik di Indonesia
Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemain utama dalam industri kendaraan listrik global. Hal ini disebabkan oleh cadangan nikel yang melimpah di negara ini, yang merupakan salah satu bahan dasar untuk pembuatan baterai.
Menteri BUMN, Erick Thohir, menyatakan bahwa cadangan nikel Indonesia merupakan aset penting dalam mendukung program hilirisasi mineral. Nikel tersebut dapat diproses menjadi bahan baku baterai kendaraan listrik yang kini menjadi sorotan dunia.
"Kita sepatutnya merasa bangga karena Indonesia merupakan salah satu produsen nikel terbesar di dunia. Saat ini, investasi untuk ekosistem baterai kendaraan listrik kita berada di posisi yang sangat baik," ujar Erick di Mandiri Corporate University, Jakarta, seperti yang dilansir pada Kamis (1/8/2024).
Sektor hilirisasi ini juga menarik perhatian investasi dari negara-negara seperti China dan Korea Selatan. Selain itu, perusahaan-perusahaan besar seperti Volkswagen dan Ford menunjukkan minat untuk berinvestasi di Indonesia dalam industri kendaraan listrik.
"Ada investasi dari China, Korea, dan nantinya juga dari Volkswagen serta Ford Motor Company. Ini menunjukkan potensi luar biasa yang kita miliki," tambah Erick.
Grafik Informasi Mengenai Mobil Kepresidenan
Tentu! Silakan berikan kalimat yang ingin Anda ubah, dan saya akan membantu membuat kalimat baru dengan konteks yang sama.