Industri mobil listrik di Indonesia belum waktunya, kenapa?
Berikut penjelasannya menurut Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Unggul Priyanto.
Booming mobil listrik di dunia membuat negeri ini pun tertarik untuk menciptakannya. Bahkan, disebut-sebut ingin membangun industri mobil listrik. Mungkinkah terjadi?
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Unggul Priyanto, mengatakan, untuk menjadikan mobil listrik sebagai industri masih terlalu jauh. Pasalnya, ada banyak hal yang perlu dikaji terlebih dahulu oleh pemerintah.
-
Apa itu motor listrik? Motor listrik, yang sering disebut sebagai "molis", adalah jenis kendaraan bermotor yang menggunakan energi listrik untuk menggerakkan komponennya.
-
Apa yang memengaruhi penggunaan energi mobil listrik? Namun, ada beberapa faktor yang memengaruhi konsumsi energi mobil listrik yang perlu dipahami agar jangkauan dan kinerjanya dapat dioptimalkan.
-
Bagaimana motor listrik bekerja? Cara kerja motor listrik terbilang sederhana, di mana ia mengkonversi energi listrik menjadi energi mekanik, memungkinkan motor untuk bergerak seperti motor berbahan bakar konvensional.
-
Apa yang memengaruhi jarak tempuh mobil listrik? Menurut informasi resmi dari Hyundai Gowa, ada beberapa faktor yang memengaruhi jarak tempuh kendaraan listrik. Faktor-faktor tersebut mencakup kebiasaan berkendara, penggunaan daya tambahan, kondisi saat berkendara, serta status energi pada baterai.
-
Apa yang dimaksud dengan energi listrik? Energi listrik adalah bentuk energi yang dihasilkan oleh pergerakan partikel bermuatan, khususnya elektron, melalui suatu penghantar atau rangkaian tertutup.
-
Dimana Wuling merakit mobil listrik di Indonesia? Indonesia sudah memasuki era mobil listrik sejak merek otomotif Wuling dan Hyundai memutuskan merakit model BEV di pabrik mereka di Cikarang, Jawa Barat, pada 2021/2022.
"Jadi begini, mobil listrik kenapa belum waktunya jadikan industri, hal ini karena di negara maju sekalipun mobil listrik belum komersial. Kalau dibikin industri, saya rasa gak yakin bisa laku. Masalahnya kan juga kesulitan pada baterainya dan stasiun pengisian listriknya. Ini yang menjadi kendalanya. Tetapi, kalau riset saya setuju," ujarnya saat berbincang santai dengan Merdeka.com di kantornya, Jakarta, Kamis (3/9).
Dirinya pun menilai daripada membuat mobil listrik yang teknologinya belum mapan, alangkah baiknya pemerintah mengembangkan transportasi massal berbasis energi listrik.
"Kalau mobil listrik itu ngecharge berapa lama coba? Empat jam loh. Ada yang delapan jam. Kabelnya juga gede. Stasiun pengisian listrik juga perlu dipikirkan. Kenapa kita gak berpikir bikin mass transportation. Itu kan bisa," katanya.
Lebih lanjut kata Unggul, transportasi yang dimaksudkan misalnya kereta api listrik dari Jakarta ke Surabaya ataupun kereta api bandara. Alternatif yang diberikan Unggul, bukannya tanpa sebab, terutama soal teknologi kereta listrik lebih mapan dan sudah terbukti.
"Daripada bikin industri mobil listrik, mending buat kereta api listrik dari Jakarta atau pun Surabaya. Hal ini karena teknologinya sudah ada dan dipakai di dunia," ujarnya.
Baca juga:
Miris, proyek mobil nasional justru akan diakuisisi negara tetangga
5 Mobil buatan tangan pelajar SMK ini buat Indonesia bangga
Kejagung sita mobil listrik dari Fakultas Teknik UI
Toyota pamer i-Road di GIIAS 2015, mobil listrik masa depan
Canggihnya mobil listrik tanpa pengemudi buatan Argentina