Nissan Tingkatkan Standar Mobil Listrik dengan e-Power
Nissan Tingkatkan Standar Mobil Listrik dengan e-Power dengan dukungan baterai lithium-ion on board. Teknologi ini bisa digunakan tanpa charger eksternal. Tetapi dengan mesin berukuran kecil untuk mengisi daya baterai yang akan hidup saat mobil berjalan.
Nissan memamerkan teknologi mesin listrik terbarunya lewat model Nissan Note e-Power di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) yang berlangsung hingga 20 Agustus di ICE-BSD City, Tangerang.
Sistem penggerak listrik e-Power yang inovatif ini menjadi tonggak penting dalam strategi elektrifikasi di bawah arahan visi Nissan Intelligent Mobility (NIM). Visi ini fokus pada intelligent driving, yang sederhananya bagaimana kendaraan masa depan ditenagai.
-
Mobil sport apa yang diproduksi oleh Nissan sejak lama? GT-R merupakan salah satu mobil andalan dari Nissan yang telah diproduksi sejak lama.
-
Apa yang menjadi ciri khas Nissan Livina generasi pertama? Mobil MPV 5 kursi ini langsung mencuri perhatian dengan desain sporty dan ruang interior yang luas.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas desain Nissan Livina generasi kedua? Livina generasi kedua ini menggunakan platform Mitsubishi Xpander, namun dengan desain eksterior dan interior yang khas Nissan.
-
Apa yang menjadi tema utama Mitsubishi Motors di GIIAS 2024? Di arena GIIAS 2024, Mitsubishi Motors mengusung tema 'Passion to Support Your Life's Adventure'.
-
Mengapa Nissan memilih untuk berkolaborasi dengan Mitsubishi untuk meluncurkan Nissan Livina generasi kedua? Pada tahun 2019, NMI mengambil langkah strategis dengan meluncurkan Nissan Livina generasi terbaru hasil kerja sama dengan Mitsubishi Motors Corporation.
-
Apa yang dipamerkan Isuzu di GIIAS 2024? Pada GIIAS 2024, Isuzu memamerkan berbagai jenis kendaraan untuk kebutuhan bisnis. Salah satunya adalah Isuzu Giga FVM-U yang bekerja sama dengan Moda sebagai solusi terbaik untuk transportasi logistik.
Sistem penggerak e-Power datang dari teknologi kendaraan listrik Nissan, yakni Nissan Leaf. Ini adalah mobil listrik terlaris di dunia dengan penjualan 277 ribu unit sejak 2010. Sama seperti Leaf, sistem Nissan e-Power menggerakkan roda kendaraan dengan menggunakan motor listrik, yang didukung baterai lithium-ion on board.
Namun, tidak seperti mobil listrik biasa, teknologi Nissan e-Power tidak membutuhkan charger eksternal, tapi mesin bensin berukuran kecil untuk mengisi daya baterai, ketika mobil sedang berjalan. Ya, mesin bensin ini tidak menggerakkan roda, dan beroperasi hanya jika dibutuhkan. Alhasil, efisiensi bahan bakarnya jadi optimal.
"Nissan e-Power menjadi solusi inovatif di ranah elektrifikasi di pasar yang kini sedang berkembang. Nissan makin mengukuhkan standar kendaraan listrik yang sudah diproduksi secara massal melalui model Leaf dan e-Power. Sebagai jembatan ideal antara mobil bensin/diesel konvensional dan mobil listrik utuh," ujar Eiichi Koito, Presiden Direktur PT Nissan Motor Indonesia, di booth Nissan GIIAS, Rabu (16/8).
Teknologi e-Power
Sistem Nissan e-Power memiliki komponen utama, antara lain baterai lithium-ion berukuran kompak, generator listrik, inverter, motor listrik dengan output tinggi, dan mesin bensin kecil yang efisien. Nissan e-Power menggunakan motor listrik 100 persen untuk menggerakkan roda kendaraan sehingga mobil ini sangat tenang. Torsinya bersifat instan dan memiliki kelancaran performa kendaraan listrik tanpa khawatir dengan pengisian baterai.
Masayuki Ohsugi, General Manager R & D Nissan Indonesia©2017 Merdeka.com
Bagaimana cara kerjanya?
Tenaga di baterai lithium-ion kompak dikirim ke motor listrik output tinggi dari sistem e-Power. Di saat bersamaan, mesin bensin kecil mobil akan digunakan saat dibutuhkan untuk membantu mengisi daya ulang baterai. Pengoperasiannya bersifat otomatis, on-off sesuai kebutuhan, dan tidak terhubung dengan roda mobil.
Inilah yang membedakan e-Power dengan mesin hibrida konvensional, yang mana mesin bensinnya juga berfungsi untuk menggerakkan roda saat kondisi baterai sedang lemah atau saat berjalan dengan kecepatan tinggi. e-Power hanya mengisi daya listrik dari mesin bensin saja, bukan dari power station atau charger eksternal.
Dengan cara kerja tersebut, sistem e-Power menghasilkan torsi sangat besar secara instan, meningkatan kualitas respons dalam mengemudi, dan menghasilkan akselerasi yang mulus.
"Sistemnya beroperasi dengan sangat tenang, seperti kendaraan listrik sepenuhnya. Karena e-power tidak terlalu bergantung pada mesin, maka efisiensinya sebanding mesin hibrida konvensional terutama ketika berkendaraan keliling kota," ujar Masayuki Ohsugi, General Manager R & D Nissan Indonesia.
e-Power juga mampu mempercepat, memperlambat, dan berhenti dengan cukup satu pedal. Mobil akan bergerak saat pengemudi menekan pedal akselerasi dan melambat saat pedal itu dilepaskan. Teknologi ini sangat bermanfaat signifikan, saat lalu lintas macet, sehingga kaki pengemudi tidak cepat lelah.
(mdk/gni)