Raja Otomotif di Indonesia, dari Era Presiden Soekarno, Soeharto hingga Jokowi
Industri otomotif Indonesia mengalami banyak perubahan dan dinamika sejak republik ini berdiri. Inilah para raja otomotif sejak Presiden Soekarno hingga Jokowi.
Industri otomotif termasuk salah satu penyumbang ekspor non-migas.
Raja Otomotif Indonesia dari Era Presiden Soekarno, Soeharto hingga Jokowi
Industri otomotif Indonesia adalah sektor manufaktur strategis bagi ekonomi nasional sejak 1970-an. Ekspor mobil dalam bentuk utuh dan terurai, menjadikan industri ini salah satu penyumbang ekspor non-migas terbesar bagi Indonesia.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, industri otomotif Indonesia berada di peringkat ke-11 dunia dari sisi volume produksi dengan 1,47 juta unit per tahun. Masih kalah dari Thailand yang menjadi No 1 di Asia Tenggara (ASEAN) dengan 1,88 juta unit. Namun, dari volume pasar, Indonesia di peringkat ke-14 dengan 1,048 juta unit, tapi No 1 di kawasan ASEAN.
-
Kapan sektor otomotif di Indonesia mengalami pertumbuhan pesat? Pada tahun 2000-an, sektor otomotif di Indonesia mengalami pertumbuhan yang pesat.
-
Kapan Wuling Motors memulai ekspansi ke sektor otomotif di Indonesia? Pada tahun 2015, Wuling Motors memulai ekspansi ke sektor otomotif di Indonesia dengan mendirikan pabrik di Greenland International Center (GIIC), Cikarang, Jawa Barat.
-
Bagaimana Presiden Soeharto membangun industri otomotif di Indonesia? Presiden Soeharto punya cara pandang baru membangun ekonomi Indonesia. Dengan kebijakan pro pada modal asing, Presiden Soeharto memilih industri otomotif sebagai salah satu pilar pembangunan ekonomi nasional.
-
Bagaimana kata "mobil" muncul di Indonesia? Penggunaan istilah "mobil" dalam bahasa Indonesia dimulai sejak kendaraan bermotor masuk ke tanah air.
-
Apa merek motor pertama di Indonesia? Apa merek motor pertama di Indonesia? Motor pertama di Indonesia merupakan buatan Hildebrand & Wolfmüller, yang dimiliki oleh seorang berkebangsaan Inggris yang bernama John C. Potter.
-
Kenapa mobil Eropa menarik di Indonesia? Fitur-fitur yang dihadirkan oleh mobil Eropa sering dianggap lebih maju daripada yang lainnya. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi mobil Eropa di Indonesia, dan banyak yang berpendapat bahwa harga yang dibayarkan sepadan dengan fitur-fitur yang ditawarkan.
Saat ini Indonesia memiliki 22 pabrikan otomotif dengan jumlah pekerja 75 ribu orang. Seluruh pabrikan itu didukung 550 perusahaan komponen tier 1, 1.000 perusahaan tier 2 dan 3, serta 14 ribu diler/bengkel resmi. Belum termasuk diler non-resmi.
data Gaikindo per September 2023.
Itulah data dan fakta terkini industri otomotif Indonesia.
Namun, siapa sangka, jauh ke belakang, sebelum Indonesia membangun industri otomotifnya, pasar mobil dikuasai para pedagang atau importir asing, kebangsaan asal Belanda, seperti John C Potter, H O’Horne, Jan Spijker, J A Berkhamer, dan H Jonkhoff.
Dari Era Presiden Soekarno hingga Jokowi
Namun, keadaan perdagangan mobil impor itu berubah sejak Indonesia merdeka dan dipimpin oleh Presiden Soekarno.
Kemudian banyak pengusaha lokal, warga negara Indonesia, menjadi pedagang mobil, dengan dukungan kebijakan pemerintahan Soekarno seperti program pengusaha Benteng.
Berikut ini kami mencoba merangkum raja otomotif di Indonesia sejak Presiden Soekarno hingga Jokowi:
Presiden Soekarno
Di era Soekarno, satu nama mendapat julukan 'raja mobil Indonesia'. Dia adalah Hasjim Ning.Pengusaha asal Minang ini punya banyak keagenan mobil. Sebut saja Chryler, Ford, Dodge, Jeep, Leyland, Landrover, hingga Fiat (Italia).
@ist
- Pertama dalam 40 Tahun, Kawasan Industri Pupuk Hadir di Timur Indonesia
- Daftar Barang Impor Bakal Diperketat Masuk Indonesia, Mulai dari Elektronik Sampai Mainan Anak
- Pesan Jokowi ke Presiden Selanjutnya: Jangan Hentikan Hilirisasi, Rugi Besar Kita
- Presiden Jokowi: Indonesia akan Menjadi Produsen Petrokimia Terbesar di Asia
Sebagai kerabat dekat Wakil Presiden RI, Bung Hatta, Hasjim bahkan dipilih Presiden Soekarno sebagai Presiden Direktur NV Indonesia Service Company (ISC), perakitan mobil terbesar di RI saat itu.
Dari buku Konglomerasi: Negara dan Modal dalam Industri Otomotif Indonesia (Chalmers: 1996).
Presiden Soeharto
Saat kepemimpinan nasional berganti ke Presiden Soeharto, kebijakan otomotif Indonesia pun berubah: impor mobil CBU dilarang, mobil mesti dirakit lokal, dan kebijakan kendaraan bermotor niaga sederhana (KBNS) pada 1970-an.
Kebijakan baru industri otomtoif Indonesia era Presiden Soeharto banyak melahirkan pengusaha-pengusaha manufaktur otomotif lokal.
Pada awal Orde Baru (1970), merek otomotif Jepang diberi karpet merah dengan syarat kemitraan para pengusaha Indonesia.
Pada periode 1970-1980, raja otomotif Indonesia adalah Sjarnoebi Said dan Ibnu Sutowo.
Keduanya mitra lokal Mitsubishi dan Mercedes-Benz. Mitsubishi menjadi No 1 di Indonesia, antara lain lewat model Colt T120 pada dirilis pada 1972.
Diolah dari berbagai sumber.
Selain William Soeryadjaya, pengusaha keturunan China yang mendapat 'hati' era Soeharto: Liem Sioe Liong. Jejak Sudono Salim di industri otomotif RI ada sejak 1980-an lewat PT National Motor, mitra dengan Hino dan Mazda. Kemudian pada 1982, Sudono membeli PT Indomobil Utama (Suzuki) punya Atang Latief.
Sudono Salim Family
Tanpa mengecilkan era Presiden Gus Dur, Megawati, dan SBY, kini kita bicara era Presiden Jokowi.
Terjadi perubahan besar dalam kepemilikan usaha di industri otomotif Indonesia. Variabelnya banyak.
Menariknya, merek otomotif China mulai masuk pada 2017 lewat Wuling dan DFSK. Disusul Hyundai (Korea) pada 2021.
Yang terbaru, merek China kembali masuk pada 2022-2023: Chery, Neta, Great Wall Motor (GWM), dan lain-lain.
Varialebel utama antara lain krisis moneter 1998, krisis industri keuangan 2008, dan sebagainya.
Variabel ini cukup mengubah potret raja otomotif Indonesia di era Jokowi:
Dari pengusaha ke kelompok usaha (konglomerasi).
dari berbagai sumber.
1. ASTRA INTERNATIONAL TBK,
yang dikuasai oleh keluarga William Soeryadjaya sejak 1957, kini beralih pengendali: Jardine Cycle & Carriage Limited (JC&C), perusahaan investasi milik Jardine Matheson Group di Asia Tenggara.
Di era Jokowi, Grup Astra memiliki pangsa lebih dari 50 persen di pasar otomotif RI dengan kemitraan: Toyota, Daihatsu, Isuzu, UD Trucks, Peugeot, dan Honda (sepeda motor).
2. Indomobil Group
Kelompok usaha ini masih dimiliki oleh keluarga Sudono Salim.
Kini memiliki kemitraan dengan banyak merek otomotif: Suzuki, Nissan, Hino, Kia, VW, dan Audi.
Yang terbaru Indomobil bermitra dengan Jaguar-Land Rover, Mercedes-Benz, dan Harley Davidson.
Semoga bermanfaat.