Jokowi Pamer Paling Sukses Jadi Wali Kota hingga Presiden: Tidak Ada di Indonesia Seperti Itu
Jokowi menyebut, tidak ada orang di Indonesia yang pernah mengalami seperti dirinya.
Jokowi mengaku bangga telah melewati tahapan menjadi pemimpin dari levei wali kota, gubernur. hingga presiden.
Jokowi Pamer Paling Sukses Jadi Wali Kota hingga Presiden: Tidak Ada di Indonesia Seperti Itu
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memamerkan pengalamannya dari bawah menjadi wali kota dua kali, gubernur, hingga presiden dua periode. Jokowi menyebut, tidak ada orang di Indonesia yang pernah mengalami seperti dirinya.
Awalnya, Jokowi menyoroti soal banyak anggaran daerah yang diecer ke dinas-dinas daerah. Menurutnya, yang perlu dilakukan adalah fokus membuat program, bukan justru mengecer anggaran.
"Bolak balik saya sampaikan pak sekjen, pak sesmen, sekda tolong didesain yang namanya APBN APBD itu jangan banyak-banyak program. Anggaran jangan diecer ke dinas-dinas, buat satu dua program cukup tapi goal. Sampaikan juga ke DPR mengenai itu,"
kata Jokowi saat membuka Rakernas Korpri di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Selasa (3/10).
merdeka.com
Jokowi tidak ingin ketika ada kenaikan APBD, maka anggarannya malah disamaratakan ke semua sektor. Dia mengerti hal ini karena pengalamannya sebagai wali kota, gubernur, hingga presiden dua periode.
"Jangan sampai semua diratain kalau ada kenaikan APBD 5 persen, semua dinas tambahnya 5 persen, 5 persen, 5 persen, 5 persen, 5 persen, wah yang terjadi seperti itu. Saya mengalami karena saya pernah jadi wali kota dua kali, pernah jadi gubernur, pernah jadi presiden dua kali,"
ucap Jokowi.
merdeka.com
Menurutnya, tidak ada yang pernah mengalami hal itu di Indonesia seperti dirinya. Dia mengaku sangat mengerti situasi birokrasi di lapangan.
"Enggak ada di Indonesia seperti itu dari bawah wali kota dua kali, gubernur, presiden dua kali, jadi saya nyelami betul, ngerti betul situasi di lapangan seperti apa,"
ucap Jokowi.
merdeka.com
Jokowi kembali mengingatkan agar APBN dan APBD jangan terlalu banyak diecer ke dinas-dinas. Sebab, jika itu sering dilakukan maka tidak akan menghasilkan program.
"Kalau kabupaten belum ada waduk sudah konsentrasi buat waduk setahun satu tapi jadi barang atau buat embung 10 embung tapi jadi barang tidak semua dinas diratain, semua dinas, tambahan anggaran 5 persen semua naik 5 persen. Ada prioritas dong mana yang harus didahulukan mana yang jadi skala prioritas kita,"
pungkas Jokowi.
merdeka.com