Bukti pesatnya perkembangan agama Islam di wilayah Palembang
Islam sudah masuk ke wilayah Indonesia di abad ke 14. Lalu, bagaimana perkembangannya?
Islam sudah masuk ke wilayah Indonesia di abad ke 14. Lalu, bagaimana perkembangannya? Di Palembang, istana atau keraton juga digunakan sebagai pusat sastra dan ilmu agama. Banyak Sultan Palembang yang mendorong perkembangan pembelajaran keagamaan.
Di masa pemerintahan mereka, muncul banyak ilmuwan agama asal Palembang yang secara aktif membuat riset dan membuat karya-karya ilmiah keagamaan di berbagai cabang seperti ilmu tauhid, ilmu kalam, tasawuf, tarekat, tarikh, dan al-Qur’an. Perhatian Sultan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan Islam terlihat betapa pedulinya dia pada keberadaan perpustakaan keraton yang memiliki koleksi buku dan sumber yang cukup lengkap dan rapi.
Berkembangnya pendidikan dan pengajaran Islam, sudah terbukti berhasil menyatukan wilayah Nusantara yang sangat luas. Dua hal yang mempercepat proses pengajaran Islam yaitu penggunaan aksara Arab dan bahasa Melayu sebagai bahasa pemersatu yang dikenali oleh setiap orang. Aksara Arab itu dikenal dengan banyak nama, seperti huruf Jawi (di Melayu) dan huruf pegon (di Jawa). Luasnya penguasaan aksara Arab ke Nusantara telah membuat para pengunjung asal Eropa ke Asia Tenggara terpesona dengan tingginya tingkat kemampuan baca tulis yang mereka temui.
Berkembangnya pendidikan Islam di istana-istana raja seolah menjadi pendorong hadirnya pendidikan dan pengajaran di masyarakat. Setelah ada banyak ulama yang merupakan hasil didikan dari istana-istana, maka murid-muridnya melakukan pendidikan ke tingkatan yang lebih luas, dengan dilakukannya pendidikan di rumah-rumah ulama untuk masyarakat umum, khususnya sebagai tempat pendidikan dasar, layaknya kuttâb atau lembaga pendidikan dasar di wilayah Arab di masa Rasulullah.
Proses pengajaran di wilayah Palembang ternyata nggak gampang ya? Banyak hal yang harus dilakukan untuk mencapai keberhasilan. Menarik kan?