Kisah menarik penemuan proton oleh Goldstein dan Wien
Pada tahun 1886, Eugen Goldstein memodifikasi tabung sinar katode dengan melubangi lempeng katodenya.
Tahukah kamu, seperti apa model atom yang sesungguhnya? Selama beratus-ratus tahun, para ahli kimia berusaha merumuskan model atom sesuai dengan teori dan percobaan yang mereka lakukan. Kalau berdasarkan sejarah, teori model atom terus berubah-ubah, dan bisa disimpulkan bahwa model atom selalu mengalami modifikasi dan perkembangan sejalan dengan diketemukan fakta-fakta baru dari hasil penelitian dan perkembangan teknologi, serta alat-alat bantu yang semakin canggih.
Meskipun demikian, beberapa materi inti yang menyusun atom sudah bisa diketahui. Penemuan elektron oleh Thomson menyebabkan para ahli semakin yakin bahwa atom tersusun oleh partikel-partikel sub-atom yang lebih kecil ukurannya. Oleh karena itu, penelitian sinar katode dilakukan lebih mendalam. Pada tahun 1886, Eugen Goldstein memodifikasi tabung sinar katode dengan melubangi lempeng katodenya. Dari percobaan tersebut, Goldstein menemukan sinar yang arahnya berlawanan dengan sinar karode melalui lubang katode tersebut. Karena sinar ini melewati lubang (kanal) yang dibuat pada lempengan katode, maka sinar ini tersebut sinar kanal.
Pada tahun 1989, Wilhelm Wien menunjukkan bahwa sinar kanal merupakan partikel yang berbeda dari elektron. Partikel ini bermuatan positif. Sinar kanal ini disebut proton. Sifat proton tergantung gas yang diisikan pada tabung katode. Dari penelitiannya terhadap atom hidrogen, dapat ditentukan bahwa massa proton adalah 1.837 kali massa elektron.
Penemuan proton oleh Goldstein ini memang luar biasa. Namun ini menimbulkan pertanyaan, bagaimana kedudukan masing-masing partikel di dalam atom? Oleh karena itu, penelitian nggak hanya sampai di situ saja. Setelah Goldstein, masih ada banyak ahli kimia yang terus mempelajari tentang partikel-partikel di dalam atom. Namun yang jelas, penemuan proton ini membawa banyak manfaat untuk kemajuan ilmu kimia.