Pendidikan di Indonesia seharusnya tak melulu tentang teori
Mau bersaing dengan pihak asing, SDM di Indonesia harus memiliki pengetahuan dan keahlian berstandar internasional.
Tak dipungkiri memang, pendidikan di Indonesia mengalami fase yang sangat memprihatinkan. Mulai dari program pendidikannya sampai pelaksanaan sistemnya.
Sistem pendidikan di Indonesia yang saat ini berjalan adalah Wajib Belajar 9 Tahun. Pemerintah masih fokus pada pendidikan dasar dan menengah, sehingga saat ini terdapat jenjang yang sangat besar antara jumlah siswa SD dengan mahasiswa perguruan tinggi.
Siswa SD banyak sekali, semakin ke tingkat SMP semakin berkurang, terlebih lagi tingkat SMA. Jangan bertanya tentang jenjang perguruan tinggi. Jumlah itu terlalu jauh berkurang.
Pendidikan sebaiknya tidak hanya menyuapkan ilmu kepada murid, tapi mendidik para murid agar punya inisiatif untuk belajar sendiri. Belajar mandiri bukan berarti minim interaksi. Dengan adanya konsep e-learning dan internet, belajar mandiri juga bisa interaktif. Setidaknya harus ada bekal yang nantinya bisa digunakan murid setelah lulus sekolah.
Agar dapat bersaing di pasar internasional, sumber daya manusia di Indonesia harus memiliki pengetahuan dan keahlian yang sesuai dengan standar internasional, yang bisa didapat dari pendidikan tinggi (perguruan tinggi, akademi) dan/atau pendidikan kejuruan (SMK).
Kualitas sumber daya manusia di Indonesia sudah kalah jika dibandingkan dengan luar negeri, bahkan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Sebagai negara yang aktif berpartisipasi secara ekonomi, politik, dan budaya di tingkat regional dan internasional, Indonesia harus memperbaiki masalah ini. Tujuannya agar dapat bersaing dengan tenaga-tenaga kerja dari negara-negara lainnya.