Ketua OJK: Stabilitas Sektor Jasa Keuangan RI Terjaga di Tengah Risiko Geopolitik Global
Kemenangan presiden terpilih Trump dan partai republik Amerika Serikat diperkirakan akan meningkatkan tensi perang dagang.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar menyebut bahwa stabilitas sektor jasa keuangan terjaga stabil di tengah meningkatnya risiko geopolitik dan perbaikan aktivitas perekonomian global.
Meski begitu, menurutnya kemenangan presiden terpilih Trump dan partai republik Amerika Serikat diperkirakan akan meningkatkan tensi perang dagang.
- OJK: Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Terjaga di Tengah Meningkatnya Risiko Geopolitika
- Sektor Jasa Keuangan RI Terjaga di Tengah Ancaman Geopolitik Timur Tengah & Pelemahan Ekonomi Global
- OJK Pastikan Kinerja Sektor Jasa Keuangan Tetap Baik di Tengah Gejolak Geopolitik Global
- Ketua OJK: Sektor Jasa Keuangan Terjaga Stabil di Tengah Ketidakpastian Global
"Selain itu, ketidakstabilan geopolitik di beberapa negara terutama di Asia dan Eropa serta Timur Tengah dan secara khusus di Ukraina juga meningkatkan psikologi geopolitik itu sendiri," kata Mahendra dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB), Jumat (13/12).
Di tengah perkembangan itu, Mahendra menuturkan, kinerja perekonomian global secara umum masih lebih baik daripada ekspektasi di mayoritas negara-negara utama.
Hal itu ditandai dengan indikator pasar tenaga kerja dan permintaan domestik Amerika Serikat kembali menguat, kinerja sektor produksi China kembali meningkat, meskipun tekanan terhadap demand berlanjut, serta indikator ekonomi eropa juga cenderung membaik.
"Perkembangan itu mendorong bank sentral global diperkirakan akan lebih berhati-hati dalam melonggarkan kebijakan moneternya sehingga ekspektasi terminology suku bunga kebijakan meningkat," jelas dia.
Tak hanta itu, dia menyebut investor cenderung menarik dananya dari emerging market sehingga mendorong pelemahan mayoritas pasar emerging market, baik di saham, obligasi maupun nilai tukar.
Kondisi Dalam Negeri
Sementara itu, di domestik, kinerja perekonomian masih terjaga stabil dengan pertumbuhan ekonomi triwulan III tercatat sebesar 4,95 persen dan pertumbuhan kumulatif dari triwulan 1 sampai dengan 3 tahun 2024 sebesar 5,03 persen, sehingga pertumbuhan keseluruhan tahun 2024 dapat dipertahankan diatas 5 persen.
Bahkan neraca pembayaran Indonesia pada triwulan III tercatat surplus yang mengindikasikan ketahanan eksternal tetap terjaga inflasi juga terpantau terjaga stabil seiring terus terkendalinya inflasi pangan.
"Namun tetap perlu dicermati perkembangan pmi manufaktur yang berada di zona kontraksi serta berlanjutnya pelemahan indikator permintaan, Seperti penjualan retail, kendaraan bermotor dan indeks kepercayaan konsumen," terangnya.
Berdasarkan hal-hal itu di tengah masih tingginya ketegangan geopolitik serta potensi dampak rencana proteksionisme perdagangan yang akan dijalankan oleh pemerintahan Trump, pihaknya terus mencermati perkembangan terkini dan dampaknya terhadap sektor jasa keuangan domestik.
Serta melakukan power looking assessment atas kinerja sektor jasa keuangan lembaga jasa keuangan agar terus mewaspadai potensi risiko ke depan dan memiliki langkah mitigasi risiko yang memadai, ungkapnya.
"Selain itu, kami juga memperkuat komitmen untuk terus menjalin dan memperkuat kerjasama bilateral, khususnya koordinasi pengawasan di sektor jasa keuangan, antara lain-lain yang dilakukan pada bulan dilaksanakannya, laporan ini dengan financial supervisor research di Korea," Mahendra mengakhiri.