104 Rumah di Lebak Rusak Akibat Pergeseran Tanah
Sekretaris Desa Sudamanik Supriyadi mengatakan, kondisi ini terjadi semenjak tanggal 25 Januari 2019 lalu dan awal musim penghujan di bulan Desember 2018 lalu.
Bencana pergeseran tanah terjadi di Kabupaten Lebak, Banten tepatnya di Kampung Jampang Cikuning dan Kampung Jampang Neglasari Desa Sudamanik. Sebanyak 104 rumah mengalami kerusakan akibat bencana tersebut.
Ukat (63) warga setempat mengatakan, pergeseran tanah mengakibatkan sejumlah bangunan rusak dengan kategori sedang dan berat. Terdapat empat rumah yang sebagian ruangannya ambruk.
-
Bagaimana bentuk Batu Wongwongan Lebak? Batu Wongwongan diketahui memiliki ciri unik, yakni berbentuk Yoni tanpa cerat, serta terdiri dari masing-masing muka di setiap sisi yang memiliki kepala arca dan berhias rambut anting-anting dengan kondisi yang telah usang.
-
Apa itu Batu Wongwongan Lebak? Di desa Lebak Situ, Kabupaten Lebak, terdapat sebuah artefak kuno bernama Batu Wongwongan. Oleh warga sekitar, situs ini dikenal dengan nama batu lingga karena diklaim menyerupai Lingga Yoni yang ada di Candi Prambanan.
-
Apa itu Dendang Lebah? Tradisi ini dilakukan dengan mengucapkan mantra berisi rayuan dan bujukan atau perintah halus untuk "Penjaga Alam" saat memanen madu.
-
Dimana fenomena awan berlubang terjadi? Telah muncul fenomena awan yang berlubang pada langit di atas Teluk Meksiko dekat pantai barat Florida pada tanggal 30 Januari 2024.
-
Apa itu laksatif alami? Laksatif atau pencahar alami yang berasal dari makanan-makanan sehat dapat membantu atasi sembelit secara aman dan efektif.
-
Apa bentuk Situs Lebak Cibedug? Lokasi ini berbentuk punden berundak, dengan susunan batu yang mengerucut ke atas. Di sekitarnya tumbuh pohon-pohon besar.Lokasi ini dipercaya pernah jadi tempat beribadah warga di wilayah Citorek pada 2500-1500 SM.
"Bukan khawatir lagi gak bisa tidur kalau malam pintu gak ada di kunci semua," katanya saat ditemui wartawan, Selasa (12/2).
Bahkan pada saat hujan turun, seluruh warga melarikan diri ke luar rumah. Pasalnya mereka khawatir rumah ambruk akibat longsor. Ia menyampaikan pergeseran tanah terjadi setiap turun hujan.
"Setiap hujan pasti mulai retak-retak tanah," ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Desa Sudamanik Supriyadi mengatakan, kondisi ini terjadi semenjak tanggal 25 Januari 2019 lalu dan awal musim penghujan di bulan Desember 2018 lalu.
Dia berharap agar Pemerintah Daerah (Pemda) Lebak segera melakukan penelitian terhadap tanah di Kampung Jampang tersebut, supaya ada keputusan dan tidak menimbulkan kekhawatiran berkelanjutan.
"Kami khawatir tanah di kampung kami masih labil, sehingga bencana alam pergeseran tanah terjadi lagi. Makanya untuk segera melakukan penelitian," ujarnya.
Supriyadi mengatakan, untuk saat ini belum ada rencana untuk melakukan relokasi terhadap 368 jiwa di dua kampung tersebut. "Tapi yang kami persiapkan evakuasi takut ada kejadian buruk pas hujan. Kita masih menunggu rekomendasi," tutupnya.
Baca juga:
Anies Gandeng Jepang Atasi Penurunan Tanah di Jakarta
Pemprov DKI Berguru Pada Jepang Atasi Persoalan Penurunan Muka Tanah
Penampakan Tanggul Pengaman Pantai di Muara Baru yang Bocor
TPU Semper Banjir Karena Lebih Rendah Dari Permukaan Laut
Solusi Anies Soal Riset Sebut Tanah di Jakut Turun 11 Cm Tiap Tahun
Peneliti UI: Tiap Tahun, Permukaan Tanah di Jakarta Utara Turun 1 Cm