1.064 Orang Berebut 273 Kursi Kades di Bogor, Ada Calon Lawan Istri Sendiri
Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Kabupaten Bogor menyebut ada 1.064 orang yang akan berebut 273 kursi kepala desa dalam Pemilihan Kepala Desa Serentak (Pilkades) Serentak pada 3 November 2019.
Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Kabupaten Bogor menyebut ada 1.064 orang yang akan berebut 273 kursi kepala desa dalam Pemilihan Kepala Desa Serentak (Pilkades) Serentak pada 3 November 2019.
Sementara jumlah pemilih, data sementara tercatat 2.197.610 orang. Namun, data itu masih mungkin berubah karena masih diverifikasi dan dilakukan rekonsiliasi.
-
Apa yang dimaksud dengan Pilkada? Pilkada adalah proses demokratis di Indonesia yang memungkinkan warga untuk memilih pemimpin lokal mereka, yaitu gubernur, bupati, dan wali kota beserta wakilnya.
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
-
Apa itu Pilkada? Pilkada merupakan singkatan dari Pemilihan Kepala Daerah. Pilkada dilakukan untuk memilih calon kepala daerah oleh penduduk di daerah administratif setempat yang memenuhi persyaratan.
"Data pastinya nanti setelah seluruh kecamatan melaporkan data finalnya. Kalau data tertulis belum masuk semua. Kalau via WhatsApp sudah masuk semua tapi harus dicek ulang," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Ade Jaya Munadi, Senin (7/10).
Saat ini, panitia pemilihan kades, secara serentak sedang melakukan pemilihan nomor urut kepada para calon. "Iya sedang berjalan hingga 3 hari sebelum kampanye. Kampanye kan nanti 28-30 Oktober," kata Ade.
DPMD Kabupaten Bogor sebenarnya menyiapkan anggaran untuk desa menggelar pilkades secara elektronik. Namun, kata Ade, tidak ada satupun panitia pemilihan yang mengajukan untuk menggelar pilkades secara elektronik.
"Iya kita siapkan anggaran untuk satu desa sebenarnya. Tapi tidak ada desa yang mengajukan," kata dia.
Pilkades Serentak sendiri digelar pada pada 3 November 2019. Menurut Sekretaris Daerah Kabupaten Bogor, Burhanudin, pilkades merupakan salah satu unsur pemersatu masyarakat, meski pada akhirnya masyarakat berbeda pilihan.
"Saya minta kepada para camat yang desanya dijadwalkan melangsungkan pemilihan kepala desa untuk menggelar deklarasi damai para calon, agar tidak ada gesekan di wilayahnya," kata Burhan.
Dia berharap, seluruh elemen masyarakat bisa berpartisipasi aktif dalam menyukseskan pesta demokrasi tingkat desa ini. Mulai dari unsur Pemdes, BPD, LKD, Babinsa, Bhabinkamtibmas, Bindes dan unsur masyarakat lainnya agar dapat berkontribusi positif bagi penyelenggaraan Pilkades Serentak 2019.
"Kades sebagai pimpinan penyelenggaraan pemerintahan desa diharapkan menjadi figur yang peka terhadap segala sesuatu yang terjadi di masyarakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat," tegas Burhan.
Lawan Istri Sendiri
Uniknya, dari sekian banyak peserta Pilkades Serentak 2019, ada salah satu calon yang terpaksa mendorong istrinya sendiri untuk menjadi lawan, lantaran calon petahana tidak memiliki lawan dan tidak diperbolehkan melawan kotak kosong.
Itu akan terjadi dalam Pilkades di Desa Bantarsari, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor. Di mana calon petahana Lukmanul Hakim, akan bertarung dengan istrinya sendiri Silfiani.
Sejak penutupan pendaftaran calon pada 24 Agustus 2019, hanya dua orang yang mendaftar dan mengembalikan berkas untuk berebut kursi Kades Bantarsari. Meski begitu, Lukman berharap pemilihan nanti tetap berlangsung jujur, adil dan transparan.
"Iya saya akan bertarung dengan istri sendiri. Tapi saya berharap pelaksanaan Pilkades Bantarsari berlangsung aman, tertib dan kondusif " kata dia.
(mdk/bal)