12 Korban Longsor di Nganjuk Berhasil Ditemukan, 10 Orang Tewas
Dengan ditemukannya 12 orang korban tanah longsor tersebut, saat ini masih ada sembilan orang korban. Mereka hingga kini masih dalam pencarian.
Sebanyak 12 korban tanah longsor di Desa Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, berhasil ditemukan oleh petugas dan 10 orang di antaranya meninggal dunia.
"Untuk musibah bencana tanah longsor di Dusun Selopuro, sebanyak 21 orang tertimbun. Kemudian dari hasil evakuasi, 12 berhasil ditemukan," kata Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat di Nganjuk dilansir Antara, Senin (15/2).
-
Mengapa tanah longsor terjadi? Selain itu, waspada juga jika halaman atau lantai pada rumah tiba-tiba ambles, adanya tanah yang runtuh dalam jumlah yang besar, serta munculnya mata air secara tiba-tiba.
-
Di mana saja bencana tanah longsor terjadi di Jawa Tengah? Cuaca ekstrem dalam beberapa hari belakangan membuat sejumlah daerah di Provinsi Jawa Tengah dilanda bencana longsor dan tanah bergerak. Salah satu bencana longsor itu terjadi di Desa Tundagan, Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang, pada Minggu (3/3) petang. Bencana longsor juga terjadi di Dukuh Secang, Desa Jetis, Kecamatan Sambirejo, Sragen.
-
Kapan tanah longsor terjadi di Banjar Dinas Ngis Kaler? Tanah longsor menimpa sebuah rumah di Banjar Dinas Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali, pada Jumat (7/7) pagi.
-
Kapan longsor Tana Toraja terjadi? Bencana tanah longsor terjadi di Dusun Palangka, Kecamatan Makale, dan Dusun Putu, Lembang Randang Batu, Kecamatan Makale Selatan, Kabupaten Tana Toraja pada Sabtu (13/4) malam.
-
Dimana tanah longsor terjadi di Tana Toraja? Bencana tanah longsor terjadi di Dusun Palangka, Kecamatan Makale, dan Dusun Putu, Lembang Randang Batu, Kecamatan Makale Selatan, Kabupaten Tana Toraja pada Sabtu (13/4) malam.
-
Dimana tanah longsor terjadi di Kabupaten Karangasem? Tanah longsor menimpa sebuah rumah di Banjar Dinas Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali, pada Jumat (7/7) pagi.
Ia mengatakan dari 12 orang itu, 10 orang dinyatakan meninggal dunia sedangkan dua lainnya berhasil selamat. Saat ini, kedua korban itu masih dirawat di puskesmas untuk pemulihan dari lukanya.
Seluruh korban tersebut dirawat oleh petugas medis. Pemeriksaan jenazah dilakukan langsung oleh Tim Inafis Polda Jawa Timur yang sengaja datang ke lokasi, untuk mempercepat proses identifikasi.
Dengan ditemukannya 12 orang korban tanah longsor tersebut, saat ini masih ada sembilan orang korban. Mereka hingga kini masih dalam pencarian.
Petugas gabungan dari BPBD Kabupaten Nganjuk, juga dibantu oleh TNI/Polri serta relawan. Untuk memudahkan evakuasi, petugas mengerahkan tiga alat berat. Dari jumlah itu, satu alat berat kecil, sedangkan dua lainnya besar.
Petugas terus mengoperasionalkan alat berat itu mencari para korban yang diduga masih tertimbun reruntuhan tanah longsor yang berada di belakang rumah mereka.
Kondisi rumah para korban terletak di area perbukitan dengan bagian belakang adalah bukit. Model rumah mereka seperti terasiring.
Rumah warga yang terkena tanah longsor juga hancur. Namun, beberapa barang ada yang berhasil diselamatkan dan ditaruh sementara di dekat masjid, yang juga sejajar dengan rumah mereka. Namun, masjid itu tidak terkena tanah longsor.
Sementara itu, saat ini warga yang berhasil selamat juga masih tinggal di tempat pengungsian. Lokasinya berada di sekolah dasar, yang dekat dengan posko utama di Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk.
Warga sementara memang tinggal di sekolah dasar, namun kesehatan mereka juga tetap dipantau petugas medis. Lokasi puskesmas juga berada di depan kantor kecamatan, dekat dengan lokasi pengungsian, sehingga lebih mudah dalam pengawasan.
Warga yang sebelumnya juga dirawat di puskesmas, mengalami luka ringan saat ini sudah diperbolehkan pulang dari puskesmas. Namun, mereka tetap dipantau kesehatannya oleh petugas medis yang selalu berkunjung.
Petugas medis yang datang pun juga mengenakan atribut lengkap, mengingat saat ini masih pandemi COVID-19. Warga pun juga mengenakan masker demi mencegah penyebaran COVID-19.
Baca juga:
Cari 16 Korban Longsor Nganjuk, Tim SAR Kerahkan 30 Personel dan Satu Eskavator
Ini Nama Korban Tanah Longsor Nganjuk, Seorang Tengah Hamil 4 Bulan
3 Kabar Terbaru Banjir dan Tanah Longsor di Nganjuk, Ini Hasil Pencarian Korban
4 Warga Korban Tanah Longsor di Nganjuk Ditemukan, 2 Meninggal Dunia, 16 Masih Dicari
BPBD: 20 Warga Hilang Akibat Tanah Longsor di Nganjuk
Tanah Longsor Rusak Rumah Warga Madiun
Khofifah Tinjau Lokasi Longsor
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau lokasi bencana tanah longsor di Desa Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, guna memastikan penanganan dan pencarian korban tanah longsor berjalan dengan baik.
"Saya telah berkoordinasi dengan Pak Kapolres dan sudah disiapkan anjing pelacak untuk mempercepat proses identifikasi," kata Gubernur saat meninjau lokasi tanah longsor di Dusun Selopuro, Desa/Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Senin.
Ia juga mengatakan pencarian korban longsor terus dilakukan sampai ditemukan seluruh korban yang tertimbun sehingga untuk mempercepat pencarian tersebut, dari kepolisian juga melibatkan anjing pelacak.
Gubernur menambahkan lokasi bencana tanah longsor tersebut memang cukup curam. Kondisi tebing di belakang perkampungan warga tersebut mengharuskan untuk meningkatkan kehati-hatian dan kewaspadaan.
"Utamanya alat berat dan juga dipersiapkan jalan-jalan atau akses lainnya, sehingga dapat mencapai titik tertentu agar dapat mencapai titik perkiraan keberadaan korban," ujar dia.
Gubernur menambahkan Pemkab Nganjuk saat ini sudah memberikan edukasi kepada warganya untuk meningkatkan kewaspadaan. Hal itu penting dilakukan guna mengantisipasi longsor susulan.
"Banyak warga telah diedukasi dan ditingkatkan kewaspadaannya jika sewaktu waktu terjadi hujan dengan intensitas tinggi," kata dia.
Ia menambahkan, adanya retakan tanah yang berpotensi terjadinya longsor juga harus diberi tanda, sehingga bisa dilakukan mitigasi korban jiwa, termasuk mengajak warga mengambil langkah evakuasi diri.
"Kami tidak bisa menduga ternyata hujan intensitas tinggi terus mengguyur wilayah ini dan akhirnya terjadi longsor. Kita semua menyampaikan duka cita yang mendalam kepada keluarga korban meninggal dari bencana longsor ini," katanya.
"Kita doakan agar warga yang telah meninggal seluruh amalnya diterima oleh Allah SWT dan seluruh khilafnya diampuni. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran, keihlasan dan ketabahan. Dan bagi yang sedang dirawat di rumah sakit semoga lekas sembuh," lanjut dia.
Petugas dari Kabupaten Nganjuk mendata ada 21 korban yang awalnya dinyatakan hilang. Dari jumlah itu, 12 orang sudah ditemukan. Terdapat dua orang selamat dan 10 orang meninggal dunia. Untuk sisanya, saat ini masih dalam pencarian.
Petugas dari BPBD Kabupaten Nganjuk dan tim gabungan menurunkan alat berat untuk mempercepat proses pencarian para korban. Hingga kini, pencarian terus dilakukan. Namun, karena sudah malam dihentikan sementara dan baru dilanjutkan esok hari.
(mdk/ray)