15 Siswa SD di Kudus keracunan usai makan mi diduga kedaluwarsa
15 siswa sekolah dasar (SD) di Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah keracunan setelah menyantap mi rebus di sekolah, Jumat (10/11). Diduga mi yang dimakan sudah kedaluwarsa. Para korban dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah dr Loekmono Hadi.
15 siswa sekolah dasar (SD) di Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah keracunan setelah menyantap mi rebus di sekolah, Jumat (10/11). Diduga mi yang dimakan sudah kedaluwarsa. Para korban dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah dr Loekmono Hadi.
Selamet Harianto, salah satu siswa kelas VI yang keracunan mengakui ikut membeli mi rebus di pedagang yang mangkal di depan sekolah.
Sebetulnya, dia berupaya melihat masa kedaluwarsa namun penjualnya melarang dan langsung memotong kemasan mi agar tidak bisa dilihat.
Setelah memakan mi, perut terasa mual serta kepala pusing.
Fania, siswa lainnya kelas V mengakui hal yang sama bahwa ketika ingin melihat masa kedaluwarsa, ternyata pedagang menutup-nutupi.
"Ternyata, setelah menyantap mi rebus yang ditaruh di plastik perut terasa mual dan muntah," ujarnya.
Ia mengaku kapok membeli mi rebus dari penjual tersebut, karena sebelumnya teman di sekolah juga mengalami hal serupa ketika membeli makanan jenis sosis.
"Lain kali, saya tidak akan jajan sembarangan karena diduga keracunan harus dilarikan ke rumah sakit," ujarnya.
Mariam, orang tua murid yang ditemui di RSUD dr. Loekmono Hadi mengakui, anaknya juga ikut membeli mi rebus yang mengakibatkan puluhan pelajar keracunan.
"Informasinya, kecap dan sausnya banyak semutnya," ujarnya.
Ia mengakui sering mengingatkan anaknya agar tidak sembarangan membeli makanan di luar kompleks sekolah, karena tidak ada jaminan makanan yang dijajakan higienis dan sehat.
"Karena anak-anak, ketika melihat teman lainnya berjajan tentu akan ikut," ujarnya.
Kebetulan saat istirahat hanya ada satu pedagang, sehingga siswa yang masih memiliki uang jajan tentu membeli di pedagang yang sama.
"Hampir semua siswa membeli makanan yang sama, yakni mi rebus namun tempat makannya pada kemasan plastik bukan disediakan gelas tersendiri," ujarnya.
Guru SDN Kayuapu Nurwati membenarkan, bahwa siswa kelas III, IV, V dan VI SD saat jam istirahat memang membeli mi rebus yang dijajakan salah seorang pedagang di luar sekolah.
Adapun jumlah siswa yang diduga mengalami keracunan ada 15 anak, sebanyak 13 anak di antaranya dirawat di RSUD dr. Loekmono Hadi, sedangkan dua dirawat di rumah karena meminta pulang lebih awal.
"Kami bersyukur, kesehatan semua siswa yang dibawa ke RSUD membaik, setelah sebelumnya menangis karena mengalami perut mual dan muntah," ujarnya.