177 Warga Bojonegoro Menderita DBD, 4 Orang Meninggal
177 warga Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur menderita Demam Berdarah Dengue (DBD). Empat di antaranya meninggal dunia. Lokasi empat korban penderita DBD yang meninggal dunia di Kecamatan Kasiman, Margomulyo, Tambakrejo dan Ngraho.
177 warga Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur menderita Demam Berdarah Dengue (DBD). Empat di antaranya meninggal dunia. Lokasi empat korban penderita DBD yang meninggal dunia di Kecamatan Kasiman, Margomulyo, Tambakrejo dan Ngraho.
Lokasi empat korban penderita DBD yang meninggal dunia, lanjut dia, di Kecamatan Kasiman, Margomulyo, Tambakrejo, dan Ngraho.
-
Apa yang dimaksud dengan DBD? Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi penyakit yang sering disalahpahami oleh masyarakat. Banyak yang beranggapan bahwa seseorang yang pernah terkena DBD tidak akan terinfeksi lagi karena sudah kebal terhadap virus dengue.
-
Kapan kasus DBD biasanya meningkat? Tren peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) selalu terjadi di musim hujan, dan penyakit ini masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat Indonesia.
-
Di mana DBD menjadi masalah utama? Penyakit ini menjadi salah satu masalah kesehatan utama di berbagai negara tropis dan subtropis, terutama di Asia Tenggara, Amerika Selatan, dan Afrika.
-
Bagaimana cara DBD ditularkan? Penyakit ini menjadi salah satu masalah kesehatan utama di berbagai negara tropis dan subtropis, terutama di Asia Tenggara, Amerika Selatan, dan Afrika.
-
Kapan gejala DBD muncul? Setelah terinfeksi, seseorang dapat mengalami gejala DBD dalam beberapa hari.
-
Apa saja gejala DBD pada anak? Gejala penyakit DBD atau demam berdarah dengue pada anak antara lain adalah sebagai berikut: Demam tinggi. Anak akan mengalami demam tinggi hingga mencapai 40°C selama 2-7 hari. Demam ini bisa memiliki pola pelana kuda, yaitu demam naik turun dengan fase kritis di saat suhu menurun.
Kasi Penyakit Menular Dinas Kesehatan (Dinkes) Bojonegoro Wheny Dyah mengakui jumlah penderita DBD di daerahnya cenderung meningkat sejak 2018 terus berlanjut memasuki Januari, disebabkan salah satu faktornya pengaruh meningkatnya curah hujan.
"Di berbagai provinsi di Indonesia ada kecenderungan penderita DBD naik termasuk Jawa Timur. Karena kenaikan penderita DBD di Bojonegoro juga cukup tinggi maka antisipasinya dengan memberantas sarang nyamuk (aedes aegypti)," kata dia kepada wartawan, Rabu (30/1).
Untuk itu, Bupati Bojonegoro Anna Mu'awanah menginstruksikan kepada seluruh camat, kepala desa dan kelurahan untuk melakukan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui penerapan satu rumah satu Juru Pemantau Jentik (Jumantik).
Di dalam surat edaran tertanggal 28 Januari 2019 itu diinstruksikan kepada camat, kepala desa dan kelurahan untuk melaksanakan gerakan serentak satu rumah satu juru jumatik di lingkungan rumah, kantor, tempat-tempat umum, sekolah, dan pasar.
"Masih banyak ditemukan jentik nyamuk aedes aegypty di lingkungan rumah tangga, instansi dan tempat-tempat umum," katanya.
Menurut dia, pengasapan (fogging) menggunakan insektisida hanya mampu membunuh nyamuk dewasa saja dan dapat membahayakan kondisi kesehatan manusia. Oleh karenanya (pengasapan) tidak dilakukan secara rutin dan bukan strategi yang baik dalam pencegahan DBD.
Baca juga:
Cegah DBD, Wapres JK Minta Masyarakat Cegah Genangan Air di Selokan
16 Pasien Penderita DBD Dirawat di RSUD Tangerang Selatan
Selain Fogging, Cara Apa yang Efektif untuk Memberantas DBD?
Kasus DBD di Berbagai Daerah Indonesia Diprediksi Bakal Turun Pada Februari
Pasien DBD di RSUD Kota Bekasi Meningkat Tajam
5 Cara Agar Rumah Tak Dimasuki Nyamuk Demam Berdarah