2 SMP Simulasi Kegiatan Belajar Mengajar Tatap Muka Jelang Dimulai November
Dua sekolah menengah pertama (SMP) di Kota Solo hari ini, Selasa (13/10) melakukan simulasi kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka. Kedua sekolah tersebut adalah SMP Negeri 4 Banjarsari dan SMP al Azhar Syifa Budi, Laweyan.
Dua sekolah menengah pertama (SMP) di Kota Solo hari ini, Selasa (13/10) melakukan simulasi kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka. Kedua sekolah tersebut adalah SMP Negeri 4 Banjarsari dan SMP al Azhar Syifa Budi, Laweyan.
Kegiatan di SMP Negeri 4 Surakarta, dimulai pukul 08.00 WIB. Turut hadir Kepala Dinas Pendidikan Etty Retnowati dan beberapa perwakilan dari Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Solo.
-
Apa yang dipelajari Amir Hamzah saat di Surakarta? Di sana, Amir banyak sekali mempelajari perihal Sastra Timur dan bahasa, seperti Bahasa Jawa, Sanskerta, hingga Arab.
-
Apa yang dilakukan dosen muda ini di kelas? Sebelum masuk ke kelas, dosen muda bernama Akbar ini memang sudah berkenalan dengan mahasiswanya yang masih baru. Saat masuk ke kelas, mahasiswanya pun bertanya apakah ia kakak tingkat.
-
Di mana Muhid Ruslan belajar melukis dan menekuni bakatnya? Namun sosok pelajar di Ponpes Daarul Barkah, Tangerang, berhasil membuktikan diri mampu menjadi seniman lukis.
-
Kenapa siswa SDN Ambon belajar di lantai? Tidak ada bangku membuat para siswa harus duduk di lantai dan menunduk saat menulis materi pelajaran. Sebuah Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kota Serang, Banten, tampak memprihatinkan. Puluhan siswa di sana terpaksa melakukan kegiatan belajar mengajar di lantai karena tak ada meja dan kursi.
-
Kenapa penting mempelajari suku kata? Suku kata tersebut bisa mudah sekali untuk dipelajari.
-
Bagaimana Cunda belajar renang? Ditemani oleh bebek-bebek dan mainan yang lucu, Cunda merasa semakin senang dan terhibur saat belajar renang di rumahnya.
Kegiatan diawali dengan briefing sekaligus pembagian peran untuk simulasi kepada sejumlah murid dan wali murid yang dipandu oleh guru.
"Berdasarkan hasil rapat gugus tugas Covid-19, kami dari pengawas SMP, mengusulkan 23 sekolah. Tapi dari hasil rapat kemarin pak wali (wali kota Solo FX Hadi Rudyatmo) katanya dua dulu, ditambah MTsN. Sementara dua dulu nanti yang 21 menyusul," ujar Etty Retnowati.
Etty mengatakan, jika harus dilaksanakan 23 sekolah sekaligus, hal tersebut membebani anggaran yang harus dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Solo. Sebab, semua peserta simulasi harus melakukan tapid test dengan biaya yang tidak sedikit. Sehingga 21 SMP lainnya akan menyusul melakukan simulasi KBM tatap muka dua minggu mendatang.
Dia menambahkan, setelah mendapat perannya masing-masing kemudian para murid, wali murid dan guru memperagakan adegan seolah-olah KBM tatap muka sedang berlangsung di sekolah. Adegan yang diperagakan meliputi, protokol para wali murid menurunkan anaknya di lingkungan sekolah, mencuci tangan, memasuki bilik disinfektan, memasuki ruang kelas hingga simulasi antisipasi hal buruk yang kemungkinan dapat terjadi, misalnya mendapati murid yang suhunya di atas suhu normal.
“Simulasi ini untuk menunjang kelancaran KBM secara tatap muka di sekolah yang akan dilaksanakan bulan November berjalan dengan lancar di tengah situasi pandemi Covid-19,” kata dia.
Menurut dia, simulasi ini guna mencegah muncul klaster Covid-19 baru, dengan dimulainya kegiatan belajar di sekolah. Etty berharap semuanya dapat mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan. Yang pada intinya semua itu berasal dari kesadaran diri kita masing-masing.
(mdk/gil)