20 Anak Cuci Darah di RSHS Bandung, Sebagain Pasien Dirujuk ke Rumah Sakit Daerah
20 Anak menjalani cuci darah secara rutin setiap bulannya di Poliklinik Hemodialisis RSHS Bandung.
Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Jawa Barat memastikan tidak ada lonjakan jumlah pasien anak yang memerlukan pengobatan cuci darah atau hemodilalisis di rumah sakit tersebut.
Staf Divisi Nefrologi RSHS Bandung dr Ahmedz Widiasta mengatakan, saat ini terdapat sekitar 20 anak menjalani cuci darah secara rutin setiap bulannya di Poliklinik Hemodialisis RSHS Bandung.
- 10 Anak Cuci Darah di RS Kariadi Semarang, Begini Penjelasan Dinkes Jateng
- Ramai Kasus Pasien Anak Cuci Darah, Ini Beda Sukrosa dan Laktosa di Minuman Kemasan
- Ibunda Dirawat di Rumah Sakit, Aksi Pria Beri Kejutan Datang Menjenguk dari Bekasi-Cirebon Ini Bikin Haru
- Demi Kesehatan Jiwa Anak, Sekolah di Surabaya Bikin Tempat Khusus untuk Curhat
"Kalau jumlah kasus tidak ada peningkatan atau pun penurunan yang untuk kasus anak dengan penyakit ginjal kronik, yang mendapatkan cuci darah rutin itu sekitar 10 sampai 20 anak per bulannya," kata Ahmedz di Bandung, demikian dikutip Antara, Jumat (2/8).
Ahmedz mengatakan bahwa hingga saat ini jumlah pasien anak yang menjalani hemodialisis di RSHS stabil dan tidak menunjukkan peningkatan signifikan. Bahkan beberapa pasien anak telah mendapatkan rujukan untuk mendapatkan pengobatan ke rumah sakit di daerahnya masing-masing.
"Beberapa dari pasien-pasien tersebut telah kami rujuk ke rumah sakit daerah terdekat untuk menjalani cuci darah di rumah sakit terdekat," kata Ahmedz.
Ahmedz juga menjelaskan untuk penyakit gagal ginjal akut pada anak pun tidak ada peningkatan kasus. Setiap bulan pasien baru yang menjalani prosedur cuci darah di RSHS ada sekitar 10 sampai 15 pasien anak.
"Tapi kalau untuk kasus yang cuci darahnya rutin di poliklinik hemodialisis itu paling sekitar sehari lima," ujar Ahmedz.
Sementara itu, Konsultan Nefrologi Anak RSHS Bandung Prof Dany Hilmanto mengungkapkan pasien anak yang sedang menjalani menjalani cuci darah atau hemodialisis di rumah sakit tersebut bukan disebabkan karena minuman manis.
Dia menyampaikan bahwa pasien anak yang saat ini menjalani cuci darah telah memiliki riwayat penyakit gagal ginjal yang sudah lama ataupun memiliki kelainan bawaan.
"Karena memang penyebabnya cuci darah pada anak kebanyakan ada dua sebab yaitu kelainan struktur dan adanya penyakit glomerulus pada ginjal," kata Dany.
Dia menegaskan, umumnya pada penyakit gagal ginjal karena faktor seringkali mengomsumsi makanan yang tidak sehat tidak langsung menimbulkan gejala pada penyakit tersebut.
"Bahwa dari tahun ke tahun penyakit-penyakit yang akibatkan oleh makanan tidak sehat itu melalui tahap yang panjang, dia harus melalui ke hipertensi dulu, diabetes mellitus dulu, obesitas yang di mana semua itu merupakan risiko pada gagal ginjal," tandas Dany.