4 Cerita menarik Soeharto dan hobinya memancing
Pak Harto, memiliki banyak lokasi untuk memuaskan hobi memancing. Baginya, memancing melatih kesabaran.
Mantan Presiden Soeharto dikenal sebagai penghobi memancing. Pak Harto, memiliki banyak lokasi untuk memuaskan hobi memancing. Baginya, memancing melatih kesabaran.
Dalam otobiografinya, Pak Harto menyampaikan, sering meluangkan waktu liburnya di laut. "Kalau hari libur kadang-kadang saya pergi ke laut atau Tapos," demikian tertulis di otobiografi. Banyak cerita-cerita menarik tentang Pak Harto dan hobinya memancing. Berikut di antaranya.
-
Siapa yang berencana meracuni Soeharto? Rupanya tamu wanita yang tidak kami undang itu berencana meracuni kami sekaluarga," kata Soeharto.
-
Kenapa Soeharto selalu tersenyum? Presiden Indonesia Kedua Soeharto dikenal dengan sebutan ‘The Smiling General’ atau Sang Jenderal yang Tersenyum. Ini karena raut mukanya senantiasa tersenyum dan ramah.
-
Bagaimana Soeharto menghadapi serangan hoaks? Soeharto menganggap, pemberitaan hoaks yang menyerang dirinya dan keluarganya sebagai ujian. "Tapi tidak apa-apa, ini saya gunakan sebagai suatu ujian sampai di mana menghadapi semua isu-isu yang negatif tersebut. Sampai suatu isu tersebut sebetulnya sudah merupakan penfitnahan," ungkap Soeharto. Meski sering diserang hoaks, Presiden Soeharto memilih berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ditambah dengan senyum dan canda tawa.
-
Kapan Soeharto bertugas di Sulawesi Selatan? Soeharto dan keluarga BJ Habibie sudah saling kenal dan dekat sejak tahun 1950. Kala itu, Soeharto berdinas di Sulawesi Selatan dan kebetulan rumah BJ Habibie tepat di depan markasnya, Brigade Mataram.
-
Apa yang pernah dititipkan Soeharto kepada Sudjono Humardani? Ceritanya pada tahun 1967, Sudjono pernah diberi tugas oleh Soeharto untuk meminjam topeng Gadjah Mada yang disimpan di Pura Penopengan Belah Batu Bali.
-
Siapa yang diserang oleh hoaks selain Soeharto? Selain Presiden Soeharto, hoaks juga menimpa keluarganya.
Rumor marinir di bawah kapal
Mantan Menteri Penerangan Harmoko mengaku punya cerita menarik tentang hobi memancing Pak Harto. Saat itu, akhir 1987 dia memancing bersama Pak Harto dan pejabat lainnya seperti Fuad Hasan, Bustanul Arifin, serta Ismail Saleh.
Saat itu berkembang rumor tentang sebab di balik kehebatan Pak Harto mendapat ikan besar saat memancing. "Pak ini ada cerita yang berkembang di masyarakat. Katanya jika bapak memancing, di bawah ada marinir yang menyediakan ikan untuk dipasangi umpan pancing," tanya Harmoko seperti diceritakannya dalam buku Pak Harto, the untold series. "Lihat saja nanti," kata Pak Harto.
Ternyata, ujar Harmoko, rumor itu tidak benar. Pak Harto sering mendapat ikan besar karena kesabarannya dan memang pandai memancing, bukan karena ada marinir di bawah kapal yang menyodorkan ikan.
Mancing nganggo duit
Putri Pak Harto, Siti Hardiyanti Indra Rukmana atau Mbak Tutut punya cerita menarik tentang hobi ayahandanya yaitu memancing. Ternyata, tidak setiap kali memancing Pak Harto mendapat ikan. Pernah, suatu kali Pak Harto tidak mendapat ikan.
Meski tidak mendapat ikan dari memancing, pulangnya Pak Harto tetap membawa ikan. Ibu Tien heran mengapa saat pulang memancing kok ikannya macam-macam. "Ibu suka tanya. Mancing neng endi (di mana). Lalu bapak jawab, mancing nganggo duit (mancing pakai uang alias beli)," demikian tutur Mbak Tutut dalam buku Warisan daripada Soeharto terbitan penerbit buku Kompas karya Julius Pour.
Menurut Mbak Tutut, Pak Harto memancing untuk menenangkan pikiran. Memancing juga untuk melatih kesabaran.
Dari Teluk Jakarta yang kotor ke Selat Sunda
Dalam bukunya Ratusan Bangsa Merusak Satu Bumi, mantan Menteri Lingkungan Hidup Emil Salim menceritakan pengalamannya memancing bersama Pak Harto. Kejadiannya Maret 1978, mereka berangkat memancing di Teluk Jakarta. Mereka berangkat dari Pelabuhan Tanjung Priok.
Kepada Emil Salim, Pak Harto mengaku kecewa dengan kotornya Teluk Jakarta. "Cobalah lihat. Air laut dijejali sampah dan kotoran. Pembangunan baru berjalan 10 tahun tetapi sampah dan limbah sudah membunuh ikan-ikan di laut. Bagaimana nanti kalau kita mulai membangun industri. Akan musnahkan kehidupan di laut kita," kata Pak Harto dikutip Emil Salim.
Mungkin karena itulah, Pak Harto kerap mencoba wilayah lain di luar Teluk Jakarta untuk memancing. Pak Harto sering memancing di kawasan Ujung Kulon serta Pelabuhan Ratu.
Mancing bersama kanselir Jerman
Pada Oktober 1996, Indonesia kedatangan tamu negara yaitu Kanselir Jerman Helmut Kohl. Tamu negara tiba di Jakarta pada hari Sabtu. Agenda hari minggu, dia bersama Pak Harto memancing di sekitar Pulau Bira, Kepulauan Seribu. Sangat jarang tamu negara tampil dalam acara santai memancing bersama.
Foto memancing Pak Harto dan Helmut Kohl ini banyak di muat oleh berbagai media internasional. Pada kunjungan itu, Helmut Kohl datang bersama tiga menteri dan 56 pengusaha. Saat itu, topik yang sempat menjadi perbincangan adalah rencana pembangunan mass rapid transit (MRT), Jakarta Kota-Blok M.
Baca juga:
6 Jenderal berani tantang kediktatoran Soeharto
5 Cerita Malaysia hormati Presiden Soeharto
Kisah awal Soeharto dapat penghargaan Bapak Pembangunan
Cerita Soeharto mau diperas kiai
Zaman Soekarno dan Soeharto, Malaysia tak berani sebut 'indon'
Kisah Soeharto beri pengamen kerja karena sering hormat