4 Permintaan keluarga soal makam Tan Malaka
Keluarga minta pemerintah membangun tugu di lokasi jenazah Tan Malaka.
Peneliti asal Belanda, Harry Poeze, meyakini jika sebuah makam di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, merupakan tempat peristirahatan terakhir pahlawan nasional, Tan Malaka. Berdasarkan penelitian Poeze, Tan tewas ditembak pasukan Letnan Dua Soekotjo dari Batalyon Sikatan bagian Divisi Brawijaya, pada 21 Februari 1949 di Desa Selopanggung.
Menyikapi temuan tersebut, keluarga mendesak pemerintah segera memindahkan makam Tan Malaka ke TMP Kalibata, Jakarta Selatan. Keluarga yakin, jenazah Tan Malaka wajib dikebumikan kembali di TMP Kalibata karena pada 1963, Presiden Soekarno telah menetapkan pria kelahiran Suliki, Sumatera Barat sebagai Pahlawan Revolusioner.
Selain itu, keluarga juga memberikan usulan kepada pemerintah, agar di lokasi makam yang diyakini berisi jasad pahlawan nasional Tan Malaka didirikan sebuah tugu. Tugu peringatan untuk mengingatkan orang bahwa di sana telah dimakamkan seorang pahlawan nasional.
Berikut 4 permintaan keluarga soal makam Tan Malaka:
-
Apa tujuan utama dari pendidikan menurut Tan Malaka? Tujuan pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan, serta memperhalus perasaan.
-
Di mana rumah masa kecil Tan Malaka berada? Salah satu jejak sejarah yang saat ini masih tersisa yakni rumahnya yang berada di Limapuluh Kota, Sumatera Barat.
-
Kapan rumah Tan Malaka terakhir kali dihuni? Rumah ini terakhir dihuni pada tahun 1999 sebelum akhirnya keluarga besar dari Tan Malaka memutuskan untuk menyulap rumah tersebut menjadi bagian dari museum kecil yang dibuka untuk masyarakat umum.
-
Apa profesi Talullah Malaika? Sejak berusia 13 tahun, Talullah telah dikenal sebagai seorang desainer cilik. Bahkan, dia telah meluncurkan merek pakaian sendiri yang diberi nama "Malaika by Talullah."
-
Apa makna dari Tari Walijamaliha? Secara bahasa, tarian ini mengandung unsur bahasa Arab, yakni Lima lih yang artinya potensi kekayaan alam, lalu Walisahabil yakni sejarah keturunan, lalu Waliddiniha yakni ketaatan agama.
-
Kapan Tanuja lahir? Di usia 81 tahun, Tanuja masih menunjukkan kesehatan yang luar biasa.
Pengurusan jenazah jangan sampai molor
Salah satu perwakilan keluarga pahlawan nasional Tan Malaka, Zulfikar Kamarudin menyesalkan lambatnya sikap Pemerintah terkait penemuan makam Tan Malaka, di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Padahal penggalian makam itu sudah berlangsung empat tahun yang lalu.
"Jangan sampai permasalahan ini molor hingga pergantian pemerintah selanjutnya, karena pihak keluarga sudah terlalu sabar menunggu" kata Zulfikar di kediamannya, Jalan Keuangan I, Jakarta Selatan, Senin (27/1).
Mendesak agar makam dipindahkan ke TMP Kalibata
Salah satu perwakilan keluarga pahlawan nasional Tan Malaka, Zulfikar Kamarudin mengatakan, bahwasannya makam yang di berada di Kediri tersebut merupakan Tan Malaka. Maka sudah seharusnya makam tersebut segera dipindahkan.
"Tan Malaka sudah resmi pahlawan nasional yang diberikan Soekarno pada 1963. Keluarga ingin secara simbolis mengambil tanah dari penggalian dan dibungkus kain kafan lalu pindah ke Kalibata. Dengan adanya makam di Kalibata memperlihatkan pengakuan bahwa Tan Malaka merupakan pahlawan nasional dan pengakuan bahwa ada kesalahan sejarah tentang Tan Malaka saat Orde Baru," tegasnya.
Selanjutnya, pemindahan jenazah Tan Malaka ke TMP Kalibata, Jakarta Selatan secara simbolis. Tujuannya secara simbolis semacam rehabilitasi terjadi kesalahan pada Orde Baru.
Keluarga ingin makam Tan Malaka dipindah pas tanggal ditembak
Perwakilan keluarga Tan Malaka, Zulfikar Kamarudin mengharapkan jika dalam surat yang dilayangkan ke pemerintah direspons secara cepat. Menurutnya, dalam surat itu dia meminta izin untuk pemindahan makam ke TMP Kalibata dilaksanakan tepat saat Tan Malaka ditembak.
"Harapan kami pada 19 Februari, sebelum tanggal itu, sudah ada yang bisa diputuskan mengenai ketiga usulan pemikiran itu. Jadi hari ini sudah mau dikirimkan," pungkasnya.
Diketahui berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti sekaligus penulis buku Tan Malaka , Harry Poeze, Tan Malaka tewas ditembak pasukan Letnan Dua Soekotjo dari Batalyon Sikatan bagian Divisi Brawijaya, pada 21 Februari 1949 di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri. Berdasarkan hasil penelitiannya, pria asal Belanda itu yakin Tan Malaka dimakamkan di desa tersebut.
Kerangka tetap di Selopanggung
Meski makam Tan Malaka direncanakan untuk dipindahkan ke TMP Kali Bata, pihak keluarga tidak bersikeras jika jenazah juga dibawa ke Jakarta. Pemindahan jenazah Tan Malaka ke TMP Kalibata, Jakarta Selatan secara simbolis. Tujuannya secara simbolis semacam rehabilitasi terjadi kesalahan pada Orde Baru.
"Kerangka akan tetap di Selopanggung. Kalau makam itu seluruhnya dibongkar ada keberatan makam dipindah ke TMP Kalibata dari Pemda Kediri ingin makam tetap di sana. Secara simbolis tanah makam akan dipindahkan ke TMP Kalibata. Terakhir DNA berupa gigi dan lainnya tetap dibawa dokter Forensik, diperlukan untuk penelitian selanjutnya," ungkapnya.
Baca juga:
Keluarga minta meninggalnya Tan Malaka jadi hari nasional
Ketimbang Soekarno, Tan Malaka lebih dulu cetuskan Berdikari
Keluarga ingin makam Tan Malaka dipindah pas tanggal ditembak
'Negara berutang pada Tan Malaka'
Gus Dur, Tan Malaka dan komunisme