4 Senjata sakti zaman dulu yang pernah dimiliki orang Indonesia
Indonesia punya senjata tradisional yang mampu melawan serangan musuh. Berikut senjata-senjata tradisional tersebut:
Senjata dibuat untuk melindungi diri dari serangan musuh. Dahulu, Indonesia memiliki senjata tradisional untuk perang.
Senjata-senjata dulu tak secanggih sekarang. Meskipun tradisional, tapi sakti pada saat itu. Berikut senjata-senjata tersebut:
-
Apa makna dari budaya mencium tangan di Indonesia? Biasanya, budaya cium tangan atau salim tangan ini dilakukan oleh orang yang lebih muda kepada yang lebih tua sebagai tanda hormat dan sopan santun.
-
Apa yang menjadi cikal bakal sejarah penerbangan sipil di Indonesia? Pesawat persembahan dari masyarakat Aceh ini menjadi langkah besar industri penerbangan sipil di Indonesia. Saat ini, orang-orang bisa menikmati penggunaan transportasi udara yang jauh lebih nyaman dan aman tentunya. Namun, tidak banyak yang tahu bagaimana sejarah awal mula penerbangan sipil di Indonesia. Adanya transportasi udara ini berkat tokoh dan masyarakat terdahulu yang ikut andil dalam menorehkan sejarah penerbangan sipil di Indonesia.
-
Siapa yang meneliti sejarah Sidoarjo? Mengutip artikel berjudul Di Balik Nama Sidoarjo karya Nur Indah Safira (Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo, 2000), Kabupaten Sidoarjo terkenal dengan sebutan Kota Delta yang merujuk pada sejarah daerah ini yang dulunya dikelilingi lautan.
-
Di mana sejarah terasi dapat ditelusuri? Sejarah terasi di kawasan Cirebon dapat ditelusuri hingga masa kekuasaan Pangeran Cakrabuana, yang memainkan peran penting dalam perkembangan kawasan tersebut.
-
Bagaimana sejarah Museum di Puro Mangkunegaran? Museum ini terletak tak jauh dari Balai Kota Solo, berdasarkan sejarahnya, museum ini sudah dibangun sejak tahun 1867 dan dulunya digunakan sebagai kantor untuk De Javasche Bank Agentschap Soerakarta.
-
Kapan Kain Batik Besurek ditetapkan sebagai warisan budaya Indonesia? Pemerintah Indonesia sudah menetapkan kain ini sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada tahun 2015 silam.
Kujang, Sunda
Kujang merupakan senjata unik yang terbuat dari besi, baja dan bahan pamor pada abad ke-8 atau ke-9. Panjangnya sekitar 20 sampai 25 sentimeter dan beratnya sekitar 300 gram.
Kujang merupakan perkakas yang merefleksikan ketajaman dan daya kritis. Dalam kehidupan melambangkan kekuatan dan keberanian untuk melindungi hak dan kebenaran. Kujang menjadi ciri khas, baik sebagai senjata, alat pertanian, perlambang, hiasan, ataupun cindera mata.
Menurut Sanghyang siksakandang karesian pupuh XVII, kujang adalah senjata kaum petani dan memiliki akar pada budaya pertanian masyarakat Sunda.
Rencong, Aceh
Senjata tradisional ini milik Suku Aceh. Rencong merupakan simbol identitas diri, keberanian, dan ketangguhan Suku Aceh. Menurut catatan sejarah, Rencong merupakan senjata tradisional yang digunakan di Kesultanan Aceh sejak masa pemerintahan Sultan Ali Mughayat Syah yang merupakan Sultan Aceh yang pertama. Karena sangat penting saat itu, Rencong selalu diselipkan di pinggang Sultan Aceh, selain itu para Ulee Balang dan masyarakat biasa juga menggunakan Rencong.
Rencong emas milik Sultan Aceh dapat dijumpai di Museum Sejarah Aceh, dari bukti sejarah tersebut dapat disimpulkan bahwa Rencong memang sudah terlahir sejak masa Kesultanan Aceh, namun pembuat pertamanya sampai saat ini belum diketahui.
Kerambit, Minangkabau
Kerambit ini berbentuk seperti pisau genggam kecil yang melengkung dari Asia Tenggara, khususnya Indonesia, Malaysia, Pilipina. Dunia Barat menyebut pisau ini karambit, sedangkan di Minang disebut kurambiak atau karambiak. Senjata ini termasuk senjata berbahaya karena dapat digunakan menyayat maupun merobek anggota tubuh lawan secara cepat dan tidak terdeteksi.
Keberadaan Kerambit mulai diketahui oleh masyarakat dunia karena dibawa oleh perantau Minangkabau. Menurut cerita rakyat, bentuk kerambit terinspirasi oleh cakar harimau yang memang banyak berkeliaran di hutan Sumatera pada masa itu.
Setelah melihat harimau bertarung dengan menggunakan cakarnya, hal ini sejalan dengan falsafah Minangkabau yang berbunyi Alam takambang jadi guru. Kerambit akhirnya tersebar melalui jaringan perdagangan Asia Tenggara hingga ke negara-negara, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina dan Thailand.
Klewang, Sumatra Selatan
Berupa pedang bermata satu yang panjang, klewang berada di antara golok dan kampilan. Karena Indonesia terdiri dari berbagai macam budaya, ukuran klewang semakin bervariasi. Umumnya, klewang memiliki panjang 38 sampai 76 cm. Ada klewang yang di bagian ujungnya dibuat lurus, ada pula yang dibuat melengkung.
Klewang atau kelewang dulu digunakan pada saat Perang Aceh. Senjata satu ini sangat efektif apabila digunakan untuk pertarungan jarak dekat. Oleh pasukan Belanda, senjata kelewang ini cukup ditakuti. Masyarakat Sumatra Selatan pada zaman dulu membawa kelewang untuk berjaga-jaga bila diserang.