4 Tradisi unik jelang Ramadan di Indonesia
Kegembiraan jelang puasa sangat terasa dengan digelarnya berbagai tradisi unik di setiap daerah.
Beberapa hari lagi Ramadan tiba. Seluruh umat muslim di dunia menyambut gembira datangnya bulan penuh berkah tersebut.
Begitu juga di Indonesia, kegembiraan jelang puasa sangat terasa dengan digelarnya berbagai tradisi unik di setiap daerah. Berikut kami rangkum 4 tradisi unik jelang Ramadan tersebut;
-
Bagaimana cara mahasiswa asing UI merasakan keunikan tradisi Ramadan di Indonesia? Mereka diberikan kesempatan untuk lebih mengenal ibadah puasa termasuk tradisinya sebagai identitas nasional.
-
Apa tradisi unik yang dilakukan di Masjid Al-Mahmudiyah Suro saat bulan Ramadan? Mengutip dari kanal Liputan6.com, masjid tertua di Palembang ini memiliki sebuah tradisi yang dilaksanakan ketika bulan puasa tiba, yaitu berbagi Bubur Suro gratis kepada masyarakat.
-
Apa yang membuat mahasiswa asing UI tertarik dengan tradisi Ramadan di Indonesia? Beberapa di antaranya bahkan larut dalam tradisi puasa khas Indonesia seperti war takjil hingga ketagihan menyantap gorengan saat berbuka puasa.
-
Apa tradisi unik Masjid Saka Tunggal Banyumas di bulan Ramadan? Masjid Saka Tunggal merupakan salah satu masjid tua di Banyumas. Masjid itu konon sudah dibangun pada tahun 1288 Masehi. Namun ada versi lain yang menyebutkan kalau masjid itu berdiri pada tahun 1522 Masehi. Terlepas dari sejarahnya, masjid ini punya tradisi unik, terutama saat Bulan Ramadan. Salah satunya adalah tradisi mematikan lampu saat zikir setelah melaksanakan Salat Tarawih. Pada momen itu, lampu masjid dimatikan selama lima menit, setelah itu kembali dinyalakan.
-
Kapan bazar Ramadan di Jati Padang diadakan? Kegiatan ini dilakukan secara rutin setiap bulan suci Ramadan dengan tujuan saling berbagi di antara warga yang mampu kepada warga tidak mampu.
-
Apa yang dimaksud dengan ucapan menyambut Ramadhan? Kata-kata ucapan menyambut Ramadhan 2024 dapat menjadi perekat silaturahmi, sekaligus disisipi doa-doa baik untuk Ramadhan esok.
Balimau
Menjelang Ramadan masyarakat Minangkabau, Sumatera Barat biasanya menggelar tradisi Balimau. Tradisi Balimau yaitu mandi memakai jeruk nipis yang dilakukan di sungai atau tempat pemandian.
Memakai jeruk nipis juga tradisi dari beberapa abad silam. Di mana saat itu masyarakat belum mengenal sabun mandi sehingga digunakan sebagai pembersih. Maksud dari tradisi tersebut adalah membersihkan diri lahir batin sebelum memasuki bulan suci Ramadan.
Dugderan
Tradisi dugderan merupakan khas masyarakat Semarang setiap kali menyambut bulan Ramadan. Tradisi ini sudah berlangsung sejak abad 19 yang lalu. Tradisi Dugderan kini menjadi seperti pesta rakyat yang sangat meriah. Ada Tari Japin, arak-arakan atau karnaval hingga tabuh bedug.
Selain itu, diramaikan juga dengan kehadiran maskot Dugderan bernama Warak Ngendog. Ini adalah maskot berupa kambing dengan kepala naga lengkap kulit bersisik dari kertas warna warni serta dilengkapi dengan telur rebus. Keberadaan telur rebus sebagai penanda bahwa binatang tersebut tengah bertelur.
Megengan
Setiap kali menjelang bulan Ramadan, masyarakat Jawa Timur menggelar Megengan. Tradisi ini biasanya makan bersama tetangga-tetangga terdekat berupa kendurian. Makan bersama ini dilakukan di musala atau langgar.
Selain makan bersama, biasanya masyarakat juga membagi-bagi makanan ke sanak saudara dan kerabat. Ini merupakan ucapan syukur akan hadirnya bulan suci penuh berkah.
Perlon unggahan
Tradisi khas masyarakat Banyumas, Jawa Tengah, menjelang bulan puasa ialah Perlon unggahan. Tradisi ini sudah berlangsung sejak beberapa abad silam.
Pada tradisi ini biasanya masyarakat ziarah ke makam Bonokeling tanpa alas kaki sambil mengusung nasi ambeng. Pengikut adat ini berjalan kaki hingga 30 kilometer dari Cilacap, melintasi perbukitan yang memisahkan Banyumas dan Cilacap.
(mdk/has)