42 Eks Gafatar kabur dari Kukar karena malu pulang ikut rombongan
Selain itu mereka takut ditolak masyarakat jika pulang bersama rombongan.
Kaburnya 42 orang mantan Gafatar dari permukiman mereka di Loa Tebu, kecamatan Tenggarong, Kutai Kartanegara, masih menyisakan tanda tanya. Meski belum bisa dipastikan seratus persen, puluhan orang itu mengaku sudah berada di Yogyakarta.
Mereka memang sempat mengutarakan kenekatannya pulang sendiri ke Yogya, meski pemerintah telah memastikan menanggung semua biaya kepulangan. Alasannya, mereka tidak ingin dipulangkan melalui pengawalan pemkab Kutai Kartanegara, layaknya pemulangan 232 mantan Gafatar dari kecamatan Samboja, ke Sulawesi Selatan, pekan lalu.
"Ada kemungkinan alasannya, secara mental mereka mungkin malu (kalau pulang rombongan dengan pengawalan)," kata Camat Tenggarong, Mulyadi dalam perbincangan bersama merdeka.com, Kamis (4/2).
Maraknya pemberitaan perihal Gafatar, yang dimulai dengan pengusiran paksa mantan Gafatar di Mempawah, Kalimantan Barat, hingga pemberitaan media terkait pemulangan tahap II mantan Gafatar di 4 kecamatan di Kutai Kartanegara, memang telah sampai di telinga mantan Gafatar di Loa Tebu.
"Ada kemungkinan, mereka kalau dipulangkan resmi, khawatir tidak diterima di Yogyakarta," ujar Mulyadi.
Dijelaskan Mulyadi, 13 kepala keluarga yang terdiri 42 jiwa mantan Gafatar itu, telah diberikan pengertian, agar mengikuti prosedur pemulangan yang sudah dipastikan Pemkab Kutai Kartanegara. Di antaranya mereka berasal dari Sleman dan Demak, dengan tujuan pemulangan Yogyakarta.
"Mereka minta cepat, tanpa pengawalan. Mereka bilang kalau gitu (lambat dipulangkan) kami pulang sendiri saja. Dari kelurahan hingga kecamatan, sudah beri pengertian," ungkapnya.
"Persoalan mantan Gafatar ini kan persoalan nasional ya. Jangan sampai ada penilaian di luar, bahwa kecamatan Tenggarong dan pemkab Kutai Kartanegara, seolah-olah tidak perduli. Padahal (pemulangan) ini soal waktu saja. Yang jelas, tidak ada pembedaan perlakukan kepada mereka. Semua sama," pungkas Mulyadi.
Sebelumnya, dalam rapat koordinasi, Pemkab Kutai Kartanegara, Rabu (3/2) kemarin, memastikan akan memulangkan 363 jiwa warga eks Gafatar di 4 Kecamatan Tenggarong, Tenggarong Seberang dan Kota Bangun. Meski demikian, dana pemulangan masih dihitung, mengingat banyaknya tujuan daerah pemulangan. Pemkab juga mengajukan bantuan pendanaan kepada pemprov Kaltim. Namun belakangan, 42 orang di antaranya kabur dari permukiman tanpa pemberitahuan kepada siapa pun.