442 Warga Sumsel Terjangkit DBD, Empat Orang Meninggal
Data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel, pasien DBD yang meninggal masing-masing berasal dari Kabupaten Banyuasin, Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Ogan Komering Ilir (OKI), dan terbaru Lubuklinggau.
Selama Januari 2019, sebanyak 442 warga Sumatera Selatan menderita demam berdarah dengue (DBD). Dari total penderita, empat orang meninggal dunia.
Data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel, pasien DBD yang meninggal masing-masing berasal dari Kabupaten Banyuasin, Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Ogan Komering Ilir (OKI), dan terbaru Lubuklinggau.
-
Apa yang dimaksud dengan DBD? Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi penyakit yang sering disalahpahami oleh masyarakat. Banyak yang beranggapan bahwa seseorang yang pernah terkena DBD tidak akan terinfeksi lagi karena sudah kebal terhadap virus dengue.
-
Kapan kasus DBD biasanya meningkat? Tren peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) selalu terjadi di musim hujan, dan penyakit ini masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat Indonesia.
-
Di mana DBD menjadi masalah utama? Penyakit ini menjadi salah satu masalah kesehatan utama di berbagai negara tropis dan subtropis, terutama di Asia Tenggara, Amerika Selatan, dan Afrika.
-
Kapan gejala DBD muncul? Setelah terinfeksi, seseorang dapat mengalami gejala DBD dalam beberapa hari.
-
Apa saja gejala DBD pada anak? Gejala penyakit DBD atau demam berdarah dengue pada anak antara lain adalah sebagai berikut: Demam tinggi. Anak akan mengalami demam tinggi hingga mencapai 40°C selama 2-7 hari. Demam ini bisa memiliki pola pelana kuda, yaitu demam naik turun dengan fase kritis di saat suhu menurun.
-
Bagaimana cara DBD ditularkan? Penyakit ini menjadi salah satu masalah kesehatan utama di berbagai negara tropis dan subtropis, terutama di Asia Tenggara, Amerika Selatan, dan Afrika.
Sementara sebaran penderita DBD yakni OKU (20 orang), OKI (20), Lahat (9), Musi Rawas (29), Musi Banyuasin (22), Banyuasin (42), OKU Timur (63), Ogan Ilir (29), Prabumulih (28), Empat Lawang (7), Pagaralam (18), Lubuklinggau (15), PALI (12), Muratara (5), dan terbanyak di Palembang (101).
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Sumsel, Ferry Yanuar mengungkapkan, meski jumlah pasien dan meninggal dunia terus bertambah, pemerintah setempat belum menetapkan statusnya sebagai kejadian luar biasa (KLB). Hanya saja, diperlukan penanggulangan agar tidak semakin meluas.
"Selama bulan ini ada 442 pasien DBD dan empat orang diantaranya meninggal dunia. Namun, belum ada penetapan KLB," ungkap Ferry, Jumat (1/2).
Dijelaskannya, angka kasus demam berdarah di provinsi itu dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Pada 2018, tercatat ada 1.452 orang terpapar virus nyamuk aedes aegypti itu dan meningkat hampir dua kali lipat di tahun 2018 menjadi 2.396 kasus.
"Penyebarannya merata di seluruhnya kabupaten dan kota, kecenderungannya lebih banyak di Palembang karena penduduknya lebih besar," ujarnya.
Dia mengimbau masyarakat untuk disiplin dan bertanggung jawab di lingkungan masing-masing. Tempat-tempat yang rentan menjadi sarang nyamuk mesti dibersihkan dan melakukan pola hidup bersih.
"Secara umum 3M yang kita kenal, menguras menutup dan mengubur. Itu cara mudah dan efektif mencegah penyebaran aides aegypti," ucapnya.
Baca juga:
Satu Warga di Kupang Meninggal Akibat DBD
224 Kasus DBD Terjadi di Kota Bandung
Kamar Penuh, Pasien DBD Dirawat di Selasar RSU Tangsel
RSUD Pasar Minggu Rawat 233 Pasien DBD
Tangani DBD, Pemprov DKI Luncurkan Aplikasi DBDklim
Dinkes Jateng Tetapkan Lima Daerah Waspada DBD Usai 12 Warga Meninggal Dunia